Dear Readers,
Akhirnya saya bisa update di tengah kesibukan liburan. Yay!
Please mohon krisannya di komentar agar saya bisa melakukan perbaikan untuk cerita ini selanjutnya, yah.
With love,
Honey Dew
***
Aku benar-benar tidak bisa tidur semalam. Pikiranku penuh dengan gambaran perempuan yang memiting kepala laki-laki. Aku terbangun lebih dari lima kali, lalu tidak bisa menutup mata lagi sampai alarm berbunyi. Aku hanya mondar-mandir dan menghabiskan malam dengan mengganti channel TV tanpa tujuan.
Kenapa ini? Aku tidak suka membebani pikiranku tentang orang lain. Apalagi sampai harus merisaukan masalah perempuan.
Perempuan datang dan pergi sejak aku sadar memiliki kemampuan dalam memikat makhluk indah itu. Hubungan-hubungan pendek yang menyenangkan. Kejam? Ayolah, aku sama sekali tidak berniat untuk menyakiti mereka. Aku berusaha jujur sejak awal. Aku tidak menginginkan ikatan.
Lagipula, bukan kekejaman kalau kami saling menikmati. Jangan sok suci dengan mengatakan seks hanyalah hubungan pemanfaatan sepihak. Seks, kecuali perkosaan, merupakan simbiosis mutualisme yang paling sempurna. Semua pihak yang terlibat merasakan manfaat yang sama. Lalu, kau menyalahkan laki-laki sebagai iblis penghancur?
Sayang, ketahuilah, meskipun aku tidak pernah menginjakkan kaki di surga, tidak ada iblis yang bisa membuka pintu surga untukmu.
Kalau pernah berhubungan denganku, kau akan tahu kalau aku tidak pernah mencampakkan perempuan. Aku mengatakan kepadanya kalau hubungan singkat kami sangat indah dan meminta izin untuk tidak bisa bersamanya lagi. Aku mengatakan dengan lembut, hati-hati dan santun. Tidak ada satu pun dari mereka yang menangis atau jadi gila setelahnya.
Ini bukan masalah cantik-jelek atau pintar-bodoh. Aku mendekati perempuan yang menarik perhatian mataku. Kalau aku mendekatimu, berarti kau itu menarik dan aku menginginkanmu. Tapi, bukan berarti aku ingin menghabiskan seluruh hidup denganmu. Jangan merengek dengan bertanya apakah dadamu tidak cukup besar atau seksmu tidak cukup baik. Jika berharap lebih, kusarankan untuk angkat kaki karena pasti kau akan terluka.
Sejauh ini, belum ada perempuan yang menolak tawaran hubungan singkat ini. Kurasa, itu karena mereka tidak sanggup menolak sensasi sejak pandangan pertama. Siapa yang sanggup menolak ajakan jalan-jalan ke surga oleh seorang malaikat? Tidak ada, sekalipun mereka tahu aku sudah bertunangan.
Allison Bowie adalah tunangan terbaik untuk petualang sepertiku. Memiliki Allie, seperti punya penyelamat yang akan selalu menunggu di rumah kapanpun aku mau pulang. Allie siap melakukan apa saja. Dia hampir tidak pernah marah atau membantah.
Bagaimana kami bertemu?
Ini semua karena Mom yang mulai mengkhawatirkan usiaku. Mom terobsesi memiliki penerus keluarga Bexter, mengingat dalam keluarga Bexter hanya Dad yang menjalani hidup normal. Salah satu saudara ayah memilih menikah dengan sesama laki-laki dan seorang lagi, mengalami kemandulan karena kecelakaan saat melakukan tugas militer. Jadi, Mom terus memohon dan mendesak untuk mencari seseorang yang bisa mengurus masa depanku. Seorang perempuan yang melahirkan pewaris nama besar Bexter.
Mom bisa seberisik lebah saat berceramah. Telingaku sampai berdengung. Satu-satunnya cara menyelamatkan hidupku dari keributan adalah dengan mewujudkan keinginan Mom.
Aku menemukan Allie di sebuah pesta keluarga. Dia terus-menerus menatapku sambil tersenyum. Sebuah kencan yang menyenangkan terjadi kemudian. Akhirnya, setelah proses pemikiran panjang dan seleksi sedemikian rupa, kupikir Allie yang pantas untuk menjadi tunanganku. Saat gadis lain mungkin akan melempariku dengan granat tangan saat melihatku masuk hotel dengan gadis lain, Allie hanya tersenyum. Nah, praktis, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Redemption (Sudah Terbit)
Romance(FINALIS WATTPADLIT AWARDS 2017 KATEGORI ROMANCE DEWASA) Aku Lee Bexter, perjaka, tiga puluh tahun, tampan, dan sukses. Kira-kira itu yang sesuai untukku, walaupun banyak orang yang sepakat kalau tampan saja tidak cukup untuk menggambarkanku. Kata...