18

16.7K 1.3K 44
                                    


Hai, Readers!

What's up?

I'm soo happy 100K bisa tercapai dalam waktu 12 hari. Wow! You're rock, Guys!

Sesuai janji, saya akan update cerita ini. 

Terima kasih banyak telah membaca dan meninggalkan voment pada cerita ini. Kisah Lee Bexter masih panjaaanggg... Semoga kalian suka dan bisa mengambil pelajaran dari kisah Cowok Player ini.

Cerita ini bakalan saya update setelah mencapai 103K readers. Jadi, jangan lupa meninggalkan vote dan comment serta mengajak temanmu untuk membaca cerita ini. Semakin cepat mencapai angka itu, semakin cepat di-update. hehehe...

Salam sayang,

Honey Dee

***

Pernahkah kau memiliki firasat saat bangun tidur? Perasaan menyenangkan yang mengatakan bahwa hari ini akan menjadi hari yang penuh keberuntungan. Apakah pernah kau merasakan gelitik di dalam dada saat bangun tidur yang seolah mengatakan kalau ini adalah harimu, ini adalah hari yang paling spesial untukmu?

Begitu mataku membuka, aku merasakan apa yang dirasakan hidungku semalam. Aroma bunga lavender yang menenangkan. Aroma bunga yang bisa membuatku tertidur hingga lama sekali. Aku tidak keberatan kalau aroma ini jadi satu-satunya aroma yang bisa kucium sampai mati. Sumpah, aku tidak akan bosan.

Kurasa, aku sedang tersenyum.

Walau tanpa keberadaannya di sini, Iris bisa membuatku mabuk kepayang.

Tiba-tiba kemaluanku terasa gatal. Tidak tiba-tiba sebenarnya. Kemaluanku sudah gatal sejak berada di kamar Iris semalam. Semalaman dia memberontak dengan brutal. Ajaibnya, kali ini aku bisa mengendalikannya. Aku seperti punya kekuatan untuk menundukkannya. Entah karena dia yang jadi penurut atau aku yang punya kekuatan pengendali kemaluan. 

Sebenarnya, aku gemas juga kalau memikirkan apa yang mungkin terjadi jika semalam aku mendesak Iris. Aku sangat yakin dia akan menurut dengan patuh. Iris menginginkanku sebesar aku menginginkannya. Kau lihat kan bagaimana tubuhnya gemetar saat kusentuh? Kau lihat jugakan bagaimana bibirnya mengharapkan sentuhanku?

Oh, Man! Dia aku berani bertaruh dia akan membuka dirinya untukku. Dia akan turun dari tahtanya seperti Cleopatra yang menyerahkan dirinya pada Marc Anthony. Dia akan memberikan semua yang kuminta. 

Tapi, sesuatu di dalam diriku memaksa untuk bertahan. Sesuatu di dalam diriku ingin menjaganya. Sesuatu yang mengalahkan dorongan lelaki di dalam celanaku. Sesuatu yang lebih besar dan kuat.

Mungkin aku kerasukan. Mungkin ada semacam setan terkutuk yang ingin menyiksaku lebih lama lagi. Mungkin juga ada semacam arwah biadab yang tidak suka melihat orang melakukan hubungan seks. Untung saja dia tidak terlihat. kalau tidak, sudah kubuat dia mati puluhan kali lagi.

Lupakan celotehan pagiku. Tolong maklumi aku. Andai kau pernah menjadi laki-laki, aku yakin kau akan tahu siksaan yang harus kuhadapi pagi ini.

Aku harus bergegas. Aku akan menjemput Thor kecil, mengajaknya berkeliling dengan mobil. Lalu, bertemu Pam di Vivid untuk mendengarkan presentasinya. Otakku yang sangat-sangat cerdas memutuskan untuk menyatukan dua agenda itu. Aku akan mengajak Dean menemui Pam di Vivid. Aku bisa melakukan apa saja yang diinginkan Pam agar dia tidak ngambek lagi dan akan ada banyak orang di Vivid yang bisa menjaga Dean. 

Tidak usah kagum begitu. Sudah kubilang kan kalau aku ini sangat cerdas.

Pam sudah mengirimiku banyak sekali pesan tentang menurunnya pengunjung di The Heat, klub malamku. Memang, biasanya aku selalu punya solusi kalau sedang buntuk. Sayangnya, kali ini aku sama sekali tidak memikirkan itu. Yah, mana bisa aku memikirkan bisnis kalau di kepalaku ada Iris yang mengigil menunggu pelukanku. Rencananya, aku akan mendengarkan apa saja yang akan Pam ocehkan sampai dia puas, lalu kukatakan kepadanya untuk menjual saja klub keparat itu. Ini solusi paling aman untuk menyehatkan jiwa raga Pam. 

A Redemption (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang