Rumah orang tua Allie dipenuhi dengan polisi dan entah siapa lagi. Banyak sekali mobil dinas yang berbaris di depan rumah Frank. Pengaruh Frank pasti sangat besar sampai membuat banyak polisi peduli pada anaknya yang hilang. Dia sendiri sedang berbicara dengan seorang polisi di halamannya yang bersih dan terawat ketika aku menyeret anak perempuannya yang gila.
Maggy yang pertama melihat kami. Dia langsung menjerit dan berlari ke arahku. Itu bukan reaksi yang aneh mengingat Ally meronta di pelukanku dengan tangan terborgol, sementara lenganku masih berdarah dan aku ingin membantai semua orang tidak berguna di tempat ini. Ah, ya. Pasti mereka juga bisa membaca keinginanku ini dari wajahku.
"Ya, Tuhanku!" jerit perempuan tua itu dengan sedih.
Allie menolak masuk kembali ke rumah orang tuanya. Aku harus membopongnya untuk membawanya kembali kepada Frank. Laki-laki itu hanya melongo melihatku dan putrinya.
"Frank, kumohon jagalah dia. Allie menyetir sendiri. Kupikir itu sangat berbahaya."
"Allie menyakitimu, Lee?" Maggi menunjuk lenganku yang sobek. "Apakah sakit?"
Apa maksud perempuan tua ini? Dia pikun atau buta? Tentu saja rasanya sakit. Dia pikir ini darah pura-pura?
"Dia memotongku dengan pisau pembuka kertas." Kalimatku terucap seolah ini hanyalah luka gores biasa. "Dia menyetir sampai ke Marine Lagoon. Itu artinya dia keluyuran semalaman, Frank. Bisa kau bayangkan apa yang terjadi?!" Aku benar-benar marah.
"Aku mencintaimu, Lee." Allie merengek menatapku. "Maafkan aku." Kalimatnya begitu lembut seolah dia bukan gadis brutal yang tadi hampir membunuhku.
"Allie, cukup!" teriak Frank Bowie dengan suara yang membuat banyak orang, termasuk aku, terlonjak kaget.
Allie menjerit sebentar lalu diam. "Aku memang mencintainya," desis Allie tajam. "Lee, tolong aku. Jangan biarkan mereka memisahkan kita."
Aku harus bagaimana?
Kupegang tangan Allie dan kubelai rambutnya. "Allie, kita sudah selesai. Aku minta maaf. Kita memang tidak bisa bersama. Kamu masih muda dan memiliki banyak kesempatan untuk mendapatkan laki-laki lain yang lebih baik. Aku ini brengsek. Aku tidak akan bisa membahagiakanmu."
"Tapi aku bahagia. Aku bahagia setiap bersamamu, Lee. Aku bahagia setiap kita bercumbu dan aku hamil anak kita."
Aku menoleh pada Frank. "Kau dengar? Dia berhalusinasi lagi."
"Tapi dia memang hamil, Lee." Maggy nyaris menjerit. "Dia memang hamil. Kami pikir alat tes membuat kesalahan. Kami mengulanginya terus dan ternyata memang benar. Allie hamil."
AKu tahu aku ini memang brengsek dan bejat. Aku sadari itu setelah bertemu dengan Iris. Dia mengajarkanku banyak hal. Tapi sungguh, ini terlalu kejam untuk membalas dendam atas semua kesalahanku. Ini pasti konspirasi antara pabrik pembuat alat tes kehamilan, Allie, Frank, Maggi, kepolisian, dan semua orang yang ada di bumi yang mungkin memasukkan spermanya untuk menghamili Allie. Pasti. Mereka semua tidak ingin melihatku bahagia dengan Iris. Mereka ingin menghancurkanku.
"Aku tahu ini berat, Nak. Tapi ... kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami yakin Allie tidak pernah tidur dengan orang lain selain kau."
Kurasa, waktu itu aku tidak bisa memikirkan hal lain selain, 'fuck me!'
Frank merangkulku dan membisikan kata maafnya kepadaku berulang-ulang. Dia berterima kasih padaku karena telah mengembalikan Allie kepadanya. Maggy memberiku handuk untuk lukaku. Beberapa polisi membawakanku kotak obat-obatan. Aku sama sekali tidak punya waktu untuk ini semua. Aku harus kembali pada gadisku untuk menjelaskan apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Redemption (Sudah Terbit)
Romance(FINALIS WATTPADLIT AWARDS 2017 KATEGORI ROMANCE DEWASA) Aku Lee Bexter, perjaka, tiga puluh tahun, tampan, dan sukses. Kira-kira itu yang sesuai untukku, walaupun banyak orang yang sepakat kalau tampan saja tidak cukup untuk menggambarkanku. Kata...