14

17.3K 1.4K 24
                                    

Dear Readers,

Hari ini saya update lagi. Saya sudah bisa menyelesaikan proyek BNNS 2017. yaaayyy...

Little Love sudah tamat dan berhasil masuk di buku terpopuler di Storial.  Mohon doanya untuk mendukung Little Love agar bisa menang di ajang ini, ya. Terima kasih sebelumnya. Kalau mau baca, link saya taruh di bio, ya.

Lega banget habis menyelesaikan naskah tuh. Saya mau berenang dulu hari ini biar fresh. Jadi saya sempatkan untuk update The Ultimate Bachelor; A Redemption dulu sebelum pergi.

Semoga kalian suka. *kiss kiss

With love,

Honey Dee

***

Film memang tidak akan bisa mengobati luka di dalam hati Dean. Paling tidak, hari ini dia mendapat pengalihan untuk tidak memikirkan hidup buruk yang harus dilewatinya.

Kami mampir ke toko mainan untuk membeli Mjolnir yang bisa mengeluarkan cahaya dan suara halilintar. Dean bersemangat sekali mengacungkan Mjolnirnya ke semua orang yang berpapasan dengan kami.

Kupikir, Dean akan menjerit-jerit memanggil ibunya saat melihat Iris. Ternyata, Dean hanya berdiri dengan senyum bangga.

"Jangan mengganggu Ma. Dia sedang sibuk bekerja," ucapnya dengan tatapan mata terpaku pada ibunya.

Ya, aku malu.

Dengan sabar, Dean menonton ibunya bekerja. Tanpa rengekan atau permohonan untuk mencari tempat duduk. Ia hanya berdiri di tengah keramaian bersamaku yang seperti pengawal berbadan besar dengan otak udang.

Iris tersenyum saat melihat Dean dari kejauhan. Dia membuat tanda dengan tangan untuk menyuruh Dean menunggu, lalu meniupkan ciuman untuk anak itu. Ia bergegas menghampiri anaknya dengan wajah ceria.

Iris sama sekali tidak melihatku.

"Aku merindukanmu, sayang." Iris memeluk Dean dengan sayang. Dia berjongkok agar bisa sejajar dengan tinggi Dean.

Kau tidak lihat liurku menetes? Kau pasti tidak melihat dengan benar karena aku sekarang seperti anjing yang melihat daging besar di depan mataku.

Apa yang harus kulakukan untuk membuat Iris melakukan hal yang sama kepadaku?

Dean membisikan cerita ke telinga Iris yang tidak berhenti tersenyum lebar dan memuji anaknya. Iris juga menghujani anaknya dengan ciuman saat mereka selesai berbisik.

Aku ingin merajuk seperti anak kecil. Anak kecil selain Dean, maksudku. Aku ingin menghentakkan kaki. Aku ingin berguling di lantai. Aku ingin berteriak histeris agar mereka mengatakan kepadaku apa isi pembicaraan berbisik mereka. Aku sangat ingin tahu.

Iris akhirnya berdiri dan tersenyum kepadaku.

Aku membalas senyumannya dengan kikuk.

"Aku sebenarnya ingin mengamuk padamu. Aku tidak suka kau—atau siapapun—membawa anakku ke luar rumah tanpa izin dulu. Aku bisa gila kalau terjadi sesuatu padanya." Iris menatap mataku, seperti mencari hal baik di dalam diriku. Kupasang wajah paling tidak berdosa yang kupunya. Dengan tambahan senyum simpul yang manis, kuharap Iris mau berbaik hati memberiku ucapan indah.

Setelah mengembuskan napas panjang, dia mengerjap. "Terima kasih sudah menjaga Dean seharian ini." Suara Iris tegas namun menyenangkan.

Tidak ada kata yang bisa kuucapkan untuk menjawabnya selain senyum tolol ini.

A Redemption (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang