Sejauh apapun kamu berlari, aku akan mendapatkanmu. Karena kamu adalah pasangan takdirku.
-Gabriel IgnatusMy Own Fate Part 4 : Janji Gabriel
Achazia tertawa kecil mendengar perintah penuh pemaksaan itu. Tawa yang sesungguhnya adalah ironi namun terdengar meremehkan di telinga Gabriel. Memang terdengar merdu dan manis, tetapi tetap saja membuat Gabriel mendengus kesal.
Matanya menyipit tidak suka, siapapun tidak akan suka jika di remehkan. Termasuk Gabriel yang adalah tipe pemaksa dan yang menjadi keinginannya akan selalu didapatkan. Jika saja di depannya ini adalah rival bisnisnya, mungkin seketika perusahaan Achazia sudah hancur dengan tangan-tangan Gabriel yang 'iseng'. Entah dengan cara kotor ataupun tidak.
Tapi sayang, di depannya ini adalah wanita yang akan bersanding dan menemaninya sepanjang nafas yang ia miliki. Dan dia meremehkan permintaan begitu besar ini.
"Kamu tertawa." ujar Gabriel yang lebih mengungkapkan bahwa ia kesal.
Achazia jelas mengetahuinya, bahkan ia sengaja melakukannya. Kembali hadir senyuma yang menghiasi wajah cantiknya dan terlihat teduh sekarang. Jika saja Achazia memilih bergelut di dunia film, mungkin ia sudah mendapatkan nominasi berturut-turut dalam memeragakan aktingnya.
Dia menyembunyikan perasaannya dengan baik.
"Maaf, tapi kata-kata anda sungguh lucu." ujar Achazia tak menahan diri tersenyum dengan mata terus menatap Gabriel.
"Lucu?"
Achazia mengangguk. "Tidak kah anda mengerti bahwa semua orang punya hak bebas untuk memilih?"
"Dan hak bebas untuk memilih pasangan dan memperjuangkannya kan?" ujar Gabriel mendesak, tidak mau kalah.
Achazia memiringkan kepala ke kanan dengan wajah tersenyum. "Ya, betul sekali." ujarnya. "Dan juga ada hak untuk mempertahankan kehidupannya dari segala macam gangguan yang bersifat mengekang, itu semua akan masuk dalam pasal pelanggaran HAM. Saya rasa jeruji besi menerima orang-orang yang seperti itu. Mengejar.."
Senyum di wajah Gabrie luntur. Dia tahu sekarang bahwa Mate nya bukan lagi menghindar, tetapi benar-benar menampakkan prilaku di kubu bersebrangan. Kata-katanya yang tajam serta senyuman manis tadi sudah menunjukkan bendera perang.
Dan Gabriel dengan senang hati menanggapi itu.
****My Own Fate****
Dimulailah masa-masa penyiksaan bagi Achazia. Setiap kesempatan, dirinya harus terjebak bersama alpha male itu. Mulai dari alasan sangat logis sampai diluar nalar manusia. Achazia tentu saja memilih menghindar. Kata-kata pedas waktu itu di tunjukkan dengan gablang bahwa ia tidak ingin berurusan dengan Gabriel, atau dengan masa lalu lainnya.
Namun, dewi fortuna di tarik dari sisi Achazia karena Takdir sudah bertitah..
Dia harus bersama Gabriel.
Gabriel seakan tahu semua jadwal hidupnya, mulai dari bertemu di coffee shop biasa Achazia membeli coklat panas untuk memulai paginya, berpapasan di jalan yang akan berakhir di salah satu restoran terdekat, Dan pada malam harinya, Achazia harus bisa bersabar ketika menemukan bahwa sang mini coopernya menghilang di gantikan sebuah mobil sedan sport berwarna abu-abu metalik.
"Ride with me?" tawar Gabriel dengan paksaan. Dia sepertinya sudah mempersiapkan semuanya, dilihat dari menghilangnya pakaian formal digantikan kaus berwarna hitam dengan jas santai warna coklat muda yang tarik hampir mengenai batas siku. Sayang tidak bisa karena lengan Gabriel terlalu besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Own Fate
Werewolf[disarankan untuk membaca My Own Story terlebih dahulu, karena ini lanjutan dari cerita itu. terima kasih] ---------------- Pertemuan yang bermula dari ketidaksengajaan menjadi cikal bakal pertemuan-pertemuan selanjutnya. Mengedepankan perasaan dari...