The wounds won't seems to heal
This pain is just too real
There's just too much that time cannot erase_Evanescence - My Immortal_
==========
I might be King, but King without his Queen?
I'm nothing.Gabriel Ignatus
==========
My Own Fate Part 29: The Sadness
.
.
Melihat bahwa Achazia jatuh tertimpa reruntuhan, dirinya tertegun. Lagi-lagi. Rasanya seperti ia tidak memiliki arti di dalam hidup Achazia, sama sekali tidak ada. Saat-saat dimana ia membutuhkan tidak bisa David bantu. Seperti masa lalu, seakan-akan dunia sedang mengolok-olok dirinya karena lalai menjaga tuannya.
Sedangkan Gabriel yang melihat mate nya tertimbun reruntuhan bergerak cepat dengan jantung penuh debaran. Di hempaskannya kayu-kayu nan berat yang telah kurang ajar menimpa tubuh mate nya yang sudah sekarat. Dia membopong Deana dan berlari keluar, berharap bahwa mate nya masih tetap hidup tanpa tau cara mencari nadi yang benar.
Di tabraknya bahu David secara sengaja sehingga lelaki yang terdiam terpaku itu sadar bahwa tidak ada lagi waktu untuk terdiam.
"Cepatlah buka mobilmu, biar gue yang bawa." ujar Gabriel melesat ke mobil sedangkan David membantu Gabriel tanpa banyak bicara. Bahkan ia terdiam terus menerus.
Gabriel jelas mengendarai mobil seperti kesetanan mengingat mate nya dalam kondisi berbahaya, sedangkan David terus menekan -bahkan merobek bajunya- untuk menahan luka-luka yang masih terbuka dan mengeluarkan darah yang sedikit berwarna ungu karena darah biru terang lengket itu sedikit keluar entah dari mana asalnya bisa Achazia memiliki darah biru.
David menekan-nekan dada Achazia berharap bahwa itu bisa membuat pernafasan Achazia yang mulai tersendat lancar kembali. Setidaknya ia beruntung pernah belajar pertolongan pertama.
"Kumohon jangan mati." lirih David kalut terus menekan-nekan lembut dada Avhazia dan menahan darah merah ke ungu-unguan itu sampai menodai kemeja hijaunya.
"SIAL!" Gabriel terus menekan klakson karena melihat kemacetan di depannya. Tanganya gemetar sedangkan matanya sesekali melihat pertolongan pertama yang di berikan David pada Deana. Mate nya tercinta.
Selamatkan dia Gabriel, walau banyak cara tapi waktunya terbatas.
Kata-kata Phoebe tergiang jelas di kepalanya. Menatap Mate nya yang berada di ambang kematian ia jelas sadar bahwa Phoebe entah sudah melihat masa depan atau memperkirakan bahwa hal ini akan terjadi sehingga ia di tarik paksa untuk menemui sang Moon Goddess itu.
"Aku sudah merasa bersalah semenjak kejadian itu, jangan lagi kamu tambahkan dengan kali ini Cha." David berujar lirih dengan tangan gemetaran. Terbayang jelas bagaimana dulu Achazia pernah berlumuran darah di bopong oleh sang nanny. "Kumohon jangan mati.. Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri sampai mati jika itu terjadi."
****My Own Fate****
Jika David berlari kesetanan ke arah ruang operasi di bantu para suster yang membawa brankar, Gabriel dengan kecepatan tidak warasnya menuju ruangan sahabat dari kecilnya. Pintu kayu itu terbuka kasar dan menampakkan adegan mengerikan.
Sang suami istri sedang memadu kasih di tengah bulan purnama yang indah serta ruangan pribadi yang tidak di kunci.
"GABRIEL!?" Keisha berteriak terlebih dahulu sebelum dengan cepat ia berjongkok, menyembunyikan penampilan acak-acakan serta pakaiannya yang jelas sudah terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Own Fate
Werewolf[disarankan untuk membaca My Own Story terlebih dahulu, karena ini lanjutan dari cerita itu. terima kasih] ---------------- Pertemuan yang bermula dari ketidaksengajaan menjadi cikal bakal pertemuan-pertemuan selanjutnya. Mengedepankan perasaan dari...