Bring me to life (I've been living a lie)
Bring me to life ... (There's nothing here)
Bring me to life_Evanescence - Bring Me To Life._
===========
===========
My Own Fate Part 20: Help Her.
.
.
.
Langit telah gelap setelah serbuan mendadak oleh pesona bulan pada tahta matahari. Setelah penyiksaan panjang itu, Deana pun keluar dari pent house Gabriel menggunakan kartu pengenal Gabriel. Saat ia sampai di lobby, kaki-kaki jenjangnya menuju tempat resepsonis yang sudah berganti shift.
"Ada yang bisa di bantu miss?" tanya resepsionis wanita itu dengan ramah.
Deana hanya tersenyum singkat dan menyerahkan kartu Gabriel ke atas meja tak kalan anggun tetapi masih tahap ramah. "Tolong berikan ini pada laki-laki yang akan datang dengan panik. Dia pasti membutuhkannya karena sang empunya rumah sedang tidur."
Resepsionis itu mengangguk patuh. "Tapi kenapa tidak miss saja yang berikan, saya takut salah orang."
Deana berkedip penuh konspirasi. "Pertama, hanya dia yang bakalan panik sampai-sampai tidak melihat sekeliling, kedua--" Deana menjeda kata-katanya dengan tatapan permohonan penuh serius. "Jangan kasih tau itu dari saya ya, dia lagi agak marah, nanti takutnya dia melakukan hal yang tidak perlu."
Resepsionis itu hanya mengangguk. Di kepalanya sudah keluar banyak spekulasi dan Deana memang membiarkan itu, toh ia memang merencanakan itu kok. Setelah senyum sopan, Deana pun langsung melesat ke pintu dan masuk pada Lamborgini Murcheano abu-abu milik David.
Deana melihat pada kaca jendela yang hitam dari luar tetapi terang dari dalam. Bayu masuk dengan tergesa-gesa, pakaian sehabis pernikahan Meshach pun masih melekat dengan berantakan dan saat ia melihat resepsionis itu langsung menjalankan instruskinya dengan baik, Deana tersenyum kecil.
"Bahkan kecil kemungkinan bahwa Bayu bertanya siapa yang memberikan kunci itu." ucap Deana pada kaca.
Mobil berjalan perlahan, meninggalkan lokasi apartemen mewah itu dan menuju apartemen Deana.
"Apa lo sekarang berubah menjadi Mr. Grey? Yang nyiksa terus ngobatin?" tanya David geli. "Tidak keren sekali."
Deana membebaskan kedua kakinya dari sepatu hak tinggi dan menaikkannya di jok. Memeluk kedua kakinya dengan erat seperti posisi dalam kandungan. Tidak perduli rok berat yang menghalangi, pelukan Deana mengerat dalam jok tersebut.
"Did you think, that's is enough?" lirih Deana menatap kejauhan yang hanya kekosongan.
David mengangkat bahu. "Lo jelas berhasil membuat teman-temannya akan berlomba-lomba membunuh lo, tapi kalau Gabriel ... kayaknya engga deh. Somehow, I think .. dia bakalan lebih gila lagi buat ngejar lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Own Fate
Werewolf[disarankan untuk membaca My Own Story terlebih dahulu, karena ini lanjutan dari cerita itu. terima kasih] ---------------- Pertemuan yang bermula dari ketidaksengajaan menjadi cikal bakal pertemuan-pertemuan selanjutnya. Mengedepankan perasaan dari...