My Own Fate Part 12: Loving You

1.9K 237 86
                                    

I don't know if this makes sense
But you're my hallelujah
Give me a time and place
And I'll rendezvous, and I'll fly you to it.

_Justin Bieber - As Long As Your Love Me_

--------------

My Own Fate Part 12: Loving You

.

.

Deana dengan cekatan menguasai dapur mewah milik Gabriel yang terlihat bersih dan terawat. Yah, mungkin pelayan atau koki milik Gabriel memang orang yang telaten dalam merawat segala macam alat dapur. Buktinya, selain mahal, peralatan ini terlihat sangat terawat.

Dia bergerak dengan lincah dari sisi satu dengan yang lainnya seakan sudah terbiasa di dapur. Walau memang benar, pekerjaannya dulu berkutat di dalam dapur serta studio pribadi miliknya walau sekarang dia harus lebih banyak memberikan perhatian pada kertas putih dan tidak artistik itu.

Jika memutuskan tetap jadi koki, dia akan bekerja di bawah orang lain dan juga dengan gaji yang lumayan tetapi dia tidak bisa menghandle pekerjaan designernya. Jika dia memilih untuk jadi designer, dia tentu tidak bisa berkutat terlalu lama di dalam dapur dan juga gajinya memang besar tetapi tidak leluasa.

Dan pengusaha seperti sekarang? Dia dapat dengan bebas mengekspresikan diri serta jam kerjanya bebas, tetapi terkadang menyebalkan ketika sudah di akhir bulan terutama tahun karena tumpukan kertas yang tak menggairahkan itu akan harus ia periksa.

Sekarang? Pembukaan cabang baru, pemasokan bahan-bahan dan lain-lain sudah menjadi pikiran sehari-hari nya. Tidak ada lagi kesenangan membaui aroma serta menggambar dengan imaginasinya.

Hidup memang penuh pilihan.

Ketika Deana ingin memotong daging untuk bagian dalam lasagna, tangannya bergetar melihat ketajaman pisau tersebut. Saat ia akhirnya memutuskan untuk memotong daging itu, yang di dalam visual Deana adalah darah yang mengucur keluar sampai-sampai mengotori baju dan lantai marmer ini.

Ruangan yang di padu dengan kayu serta warna coklat muda menjadi gelap gulita. Tangan Deana terus bergetar sembari memegang pisau, pikirannya coba mengkontrol monster ini tetapi jiwanya membrontak. Dia sudah terlalu lama menjadi orang suci, dia tidak kuat lagi.

Pada saat jiwa gelap mulai membujuk untuk mengambil alih, tepat lah suara pintu terbuka dan menampakkan sosok lelaki pemilik rumah. Yang Deana tidak mengerti adalah, seketika hasrat membunuhnya surut tak bersisa.

Aneh.

Deana tidak berfokus pada Gabriel yang datang, tetapi dia malah melihat telapak tangan serta pisau yang masih ia genggam. Hening. Getarannya hilang, kenapa?

"Ah, kamu kayak istri yang masakin makan malam selagi nunggu suaminya pulang." kata Gabriel kemudian melemparkan jasnya sembarangan serta membuka dasi dan dua kancing yang terasa mencekik serta menggulung kedua lengan bajunya.

Dia mau tebar pesona?

Deana memilih tidak menjawab dan berbalik kemudian kembali menekuni maha karyanya. Setelah berhasil memotong daging yang sudah setengah matang itu dengan tipis-tipis, ia menyiramkan saus tomat kemudian tahap terakhir adalah memarut keju.

Sayang, keju yang di beli Deana terlalu besar dan tidak muat pada genggamannya sehingga butuh pisau untuk memotongnya. Sedangkan Gabriel yang merasa di cuekki, dia melepas sepatu kemudian beralih menjadi sendal berbulu dan dengan cepat mendekap Deana dari belakang.

Mengendus bau mate nya dengan khidmat. Deana yang di peluk secara tiba-tiba tentu saja kaget, dia yang terkenal orang dengan kewaspadaan tinggi jika bersama dengan Gabriel secara otomatis seperti menghilangkan kewaspadaan itu.

My Own FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang