My Own Fate Part 30: The Happinest

1.5K 217 47
                                    

I didn't know that I was starving till I tasted you
Don't need butterflies when you give me the whole damn zoo
By the way, right away, you do things to my body
I didn't know that I was starving till I tasted you

_Hailee Steinfled, Grey - Starving_

=============

Kamu adalah hadiah terbaik yang pernah aku dapatkan.

Gabriel Ignatus

=============

My Own Fate Part 30: The Happinest

.

.

.

Gelap.

Dingin.

Sepi.

Kosong.

Dimana ini?

Tubuh Deana terus mengambang-ngambang entah dia tetap mengambang di tempat yang sama atau bergerak karena rasanya semua sekelilingnya sama.

Kosong dan gelap.

Sampai ujung mata memandang pun tidak ada bedanya ketika sedang memejamkan mata.

Perasaan Deana seakan kosong, matanya tidak lagi memancarkan keperdulian yang biasanya ia tunjukkan pada semua orang. Toh di dunia gelap ini tidak mungkin ada orang. Kakinya yang terambang-ambang seakan tak dapat menemukan pijakan apapun di bawahnya sekarang.

Apa ini rasanya mati?

Entah sudah berapa lama Deana terus diam tanpa ada keinginan sedikitpun mencari setitik cahaya. Membiarkan tubuhnya terus terambang di keadaan tidak bergairah sama sekali. Sampai-sampai sebuah cahaya tiba-tiba menerangi keadaan itu.

Atau mungkin menyedot tubuh lunglai tak bertenaga itu ke sana.

Taman yang indah memanjakan mata terlihat di depannya. Banyak bunga yang seakan sedang berlomba-lomba bermekaran karena senang dan juga nyanyian burung nan nyaring terdengar indah di telinga. Taman misterius itu pun di kelilingi oleh pohon-ponon nan tinggi dan kokoh serta rindang tersebut seakan ingin menyembunyikan keindahan taman itu dari jangkauan siapapun yang akan merusak keindahan tersebut.

Tubuh Deana mendadak jatuh akan tarikan grafitasi yang mulai berfungsi. Pantatnya menyentuh lembutnya para rumput dan tanah yang gembur seakan bantalan alam yang empuk. Udaranya pun sangat bersih dan segar.

Tempat ini seperti surga.

"Terima kasih." sebuah suara tinggi terdengar di telinga Deana. Dengan perlahan Deana menoleh dan mendapati seorang wanita berbaju putih dengan rambut yang juga putih keperakan tersenyum lembut padanya.

Wajahnya benar-benar terpahat indah dengan mata ke emasan yang ia punya. Matanya pun menatap lembut pada dirinya dengan tangan yang masih seakan sibuk dengan tali transparan aneh itu.

Yang Deana juga baru sadar bahwa beberapa tali menembus dirinya.

"Achazia, kan?" sosok itu mendekat dengan langkah ringan.

Deana hanya menatap dalam diamnya. Menilai.

Dia terlalu cantik untuk jadi laki-laki. pikir Deana. Ah, banci Thail*nd pun banyak yang cantik-cantik kok. Sangat di sayangkan.

Langkah ringan penuh ceria itu terhenti sebelum mata emas itu berkilat penuh kekesalan.

"Kenapa kalian berdua itu menyebalkan sekali sih?! AKU WANITA!!" Pekik sosok yang mengaku wanita itu. Matanya berapi-api menatap Deana kesal. "Kenapa? Karena dada ku rata lagi?!"

My Own FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang