My Own Fate Part 26: Tears

1.5K 212 66
                                    

I don't wanna be cruel or unjust
And I ain't asking for forgiveness
All I ask is 

_Adele - All I Ask_

========

Asal kau bangun kembali, aku berjanji akan memanggilmu dengan sebutan Papa sampai kau bosan mendengarnya.

_Achazia Englebertha Klaus_

========

My Own Fate Part 26: Tears

.

.

.

Deana berjalan tanpa arah, di tengah keramaian hiruk-piruk kota. Matahari menyengat kuat seakan sedang menyombongkan diri pada para manusia di bawahnya sehingga buru-buru pergi dari tanah lapang dan mencari tempat teduh. Walau nyatanya angin dingin masih saja mengigit kulit.

Akan tetapi Deana tidak melakukannya, dia masih terasa gamang setelah kepulangannya dari rumah sakit.

Apa yang sebenarnya aku harapkan? Kenapa aku mengunjungi Alaric?

Mata kosong itu bersinar penuh luka dan kebingungan. Dia tidak kuasa menelaah perasaan yang mendera dirinya sekarang. Entah apa yang terpikirkan sehingga ia terus menerus mengunjungi Alaric.

Apa yang aku inginkan?

Langkah sempoyongan tak tau arah itu ternyata mengarahkan pada sebuah tempat peristirahatan terakhir. Pemakaman.

Luseane Valentine Klaus.

Deana berdiri kaku didepan pusaran itu, merenung menatap kosong pada gundukan tanah itu. Tidak di hiraukannya angin dingin yang mulai mengigit kulit karena akan segera berganti dengan musim salju. Musim yang cantik juga polos.

Dengan perlahan ia menundukkan badannya kemudian mengelus lembut penuh perasaan pada pusaran didepannya itu.

Apa yang sebenarnya aku inginkan?

Kemudian Deana dengan erat memeluk kedua kakinya yang terlipat. Dia hilang arah, dia tidak tau lagi apa yang ia inginkan sebenarnya. Kaki dan lengan yang tak tertutup seharusnya berteriak kedinginan, bergetar untuk menarik perhatian sang pemilik sehingga menutupinya dengan kain yang hangat.

Akan tetapi nyatanya tidak. Sang pemilik serta indra-indra perasanya seakan mati rasa di ikuti dengan kegamangan hatinya yang tak terkira.

Lamunan Deana terpecah sesaat sebuah coat lebar, hangat dan berat tersampir di bahu menutupi semua kulitnya yang terlihat. Deana menoleh dengan mata bingung dan pasrah atas siapapun itu jika berniat buruk atau apapun akan ia hadapi.

Nyatanya dia adalah David. Satu-satunya manusia yang berada disisinya dengan tulus walau tau kegelapan, kekejian dan kelakuan buruk yang ia miliki. Dari kecil selalu menatapnya dengan tatapan penuh tekad untuk terus melindunginya.

Kenapa ia begitu loyal?

"Kau mungkin sedang gundah, tapi jangan menyakiti diri sendiri." ujar David mendekap badan untuk menghalau dinginnya udara.

Deana mendengus perlahan dan berbalik menatap kuburan ibunya kembali. "Apa perdulimu?"

"Tentu saja gue perduli, kalau engga mungkin dari lama gue gak akan ada di sisi lo. Bahkan dari kecil sampai sekarang gue tetep aja ngawasin lo." ujar David santai.

My Own FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang