=============
Aku tidak butuh apapun lagi,
Kamu adalah hadiah terbaik yang pernah aku miliki-Gabriel Ignatus
=============
My Own Fate Part 31: His Birthday Present
.
.
.
"Englebertha." Suara dari Keisha terdengar penuh kebencian saat melihat sosok yang terbaring duduk di samping Gabriel. Sosok laki-laki yang jelas sangat di ingini kaum wanita terutama dengan pesona sex appeal yang tidak bisa di bohongi.
Bahkan dirinya pun termasuk.
"Englebertha?" Meshach memotong aura dingin itu dengan nada bingungnya, sama halnya dengan Gabriel. "Dia itu Deana, kamu salah orang kali."
Mata dingin penuh kebencian itu langsung terbelalak kaget. Dengan tidak percaya wajahnya masih menampakkan raut kebingungan yang pekat. "Deana?!"
"Apa sih, kau berisik sekali." Deana sengaja bermanja-manja pada Gabriel saat ia lihat kilau mata yang ia kenali hadir di mata Keisha. "Kupingku sakit. Kayaknya aku gak bisa ikut ulang tahun kamu deh, aku di sini aja ya? Mendadak perutku mulas."
Gabriel? Dia jelas langsung mengabulkan permintaan Deana untuk bermanja-manja dan membuat wajah Meshach jelas menjadi kesal. "Saluran pendengaran dengan perut jauh De."
Deana memiringkan kepala kaget. "Iya kah? Ah~ Sekarang kepalaku sakit karena banyak berfikir."
"Jangan fikirkan macam-macam!" perintah Gabriel khawatir. "Istirahat! Biar aku yang jagain di sini."
"Gab!" rajuk Meshach. "Dea! Lu jangan sampe gue suntik cairan lumpuh!"
Deana langsung beringsut mendekati tubuh Gabriel yang duduk dengan wajah yang tidak menyembunyikan raut kaget. "Aku di ancam."
Serigaian geli itu melebar. Karenanya Gabriel hanya mengelus wajah Deana lembut dengan kekehan geli yang membuat Deana mengkerucutkan bibir dan membuang wajahnya ke samping.
Merajuk.
Dengan gemas Gabriel jelas mengigit pelan pipi Deana yang sedikit mengembung karena sebal. Dan karena merasa bahwa pipinya di gigit, Deana langsung menjauh dan berwajah kesal yang amat lucu di mata Gabriel.
"Kalian membuatku mual." dengus Meshach dan mengalungkan tangannya di bahu Keisha yang masih tidak mengerti hal yang terjadi di depannya.
Deana menoleh pada Meshach. "Jangan jadi pacar yang cemburu." dengus Deana balik dengan sinis. "Lagian gue gak larang Gabriel ikut. Kalau dia gak jadi, ya bukan salah gue dong." Kemudian dia menoleh dengan tatapan paling serius yang dia punya. "Kamu harus ke sana."
Gabriel jelas langsung menunjukkan raut protes. "Kamu baru bangun dan aku di suruh pergi?"
Tangan Deana langsung menangkup kedua pipi laki-laki dewasa itu. "Aku gak kemana-mana." Deana tersenyum menenangkan. "Jadi, ikut ya?"
Gabriel merengut. "Aku maunya kamu ikut."
Deana tersenyum kecil. "Aku gak bisa, aku cape."
Gabriel tidak lagi mengeluarkan bantahannya melihat senyum manis serta kalimat perintah dari Deana itu. "Oke, kamu gak boleh kemana-mana!" Dia berdiri dengan berat hati dan mencium puncak kepala Deana. "Istirahat."
Tidak menjawab, Deana hanya tersenyum manis menatap Gabriel yang merengut. "Hati-hati."
Pintu tertutup dengan perlahan menyisakan ruangan kosong. Deana menatap kosong pintu tersebut dengan decakan muak dan jijik yang tidak di sembunyikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Own Fate
Hombres Lobo[disarankan untuk membaca My Own Story terlebih dahulu, karena ini lanjutan dari cerita itu. terima kasih] ---------------- Pertemuan yang bermula dari ketidaksengajaan menjadi cikal bakal pertemuan-pertemuan selanjutnya. Mengedepankan perasaan dari...