Hari Duka

5.1K 170 34
                                    

"Kamu beneran ga bisa dateng?" tanya Batz kepada Nae via telpon.

"Sayang.. Aku baru sampai dan 10 menit lagi beliau datang. Aku janji, setelah selesai aku langsung kesana" ucap Nae penuh dengan nada penyesalan.

"Tapi kamu di Amerika!" teriak Batz sambil menangis.

"Aku udah siapin jet aku, sayang. Aku langsung pulang begitu selesai. Sayang.. Tolong" ucap Nae meminta pengertian.

"Terserah!!" teriak Batz memutuskan sambungan.

Di Amerika, Nae sedang bertemu dengan para pengusaha dunia.

Sedangkan di Thailand, nenek Batz meninggal dunia.

"Batz.." ucap Aom memeluk Batz dari samping. "Dia berubah, Aom. Bahkan di saat seperti ini dia tidak ada di sampingku" ucap Batz menangis.

"Ini bukan maunya, Batz. Dia selalu menemanimu selama nenek sakit kan? Saat dia pergi, nenek juga pergi. Tidak ada yang menyangka. Dia langsung pulang kan?" tanya Aom menatap Batz. Batz mengangguk.

"Tapi, Aom.."

"Udahlah, Batz. Sekarang fokus ke pemakaman nenek aja ya" ucap Aom. Batz mengangguk dan dibantu Darin untuk berdiri.

Selama pemakaman, hampir semua orang menanyakan keberadaan Nae. Batz yang sudah muak mendengar pertanyaan seperti ini, hanya bisa terus memeluk Aom dan Darin.

Saat sore hari, Batz melihat dia, seseorang yang sangat Batz cintai berada di ambang pintu kamar, menatapnya dan mulai berjalan ke arahnya.

"Sayang.." Panggilnya lirih. "Temuilah nenek. Ia pasti senang melihat menantu kesayangannya mendatanginya" ucap Batz dengan suara bergetar.

"Sudah, sayang. Aku sudah darisana" ucap Nae dan duduk di pinggir kasur, di samping Batz.

"Makasih" ucap Batz datar. "Kamu tidak perlu mengucapkan itu. Aku merasa teramat sangat bersalah saat mendengarnya. Kumohon maafkan aku" ucap Nae bersimpuh di hadapan Batz.

"Bangunlah. Tidak enak dilihat yang lain" ucap Batz datar tanpa menatap Nae. "Tidak sebelum kamu memaafkanku" ucap Nae menatap Batz. "Aku memaafkanmu. Mandilah. Victoria Secret itu terlalu menyengat di indra penciumanku" ucap Batz dan berlalu ke luar kamar dan duduk bergabung dengan AomDarin.

Nae menghela napas begitu mengendus wangi di kemejanya.

"Jangan terlalu menekannya" ucap Aom mengingatkan Batz. Batz mengangguk dan menyiapkan makanan untuk Nae.

Usai mandi, Nae turun dan mendekati AomDarin.
"Batz mana?" tanya Nae. "Di dapur" jawab Darin yang masih fokus memainkan hp nya.

"Sayang.." Nae melingkarkan tangannya di tubuh Batz dan mengecup pundak istrinya tersebut.

"Kamu mau makan kan?" tanya Batz. "Iya, sayang. Temani ya" ucap Nae manja. Batz mengangguk dan Nae mencium pipi Batz.

Batz menyiapkan makanan sementara Nae sudah duduk manis di meja makan.

"Kamu makan juga ya" ucap Nae begitu melihat Batz duduk di sampingnya. "Aku tadi sudah makan" jawab Batz mengambilkan nasi, lauk dan sayur ke piring Nae.

Nae mulai memakan makanan yang sidah disiapkan Batz.
"Maafkan aku ya, sayang" ucap Nae penuh penyesalan menatap Batz. "Aku sudah memaafkanmu. Jangan bersedih di depan makanan. Tidak baik" ucap Batz mengelus pipi Nae.

Nae meneteskan air matanya menatap Batz. Tangannya menggenggam erat tangan Batz yang berada di pipinya.

"Jangan menangis, sayang. Aku sudah memaafkanmu. Kita lupakan yaa" ucap Batz menghapus air mata Nae. Nae mengangguk dan mencium kening Batz.

Ms. CEO (II)Where stories live. Discover now