Tidak lama kemudian, hujan reda, namun Batz belum juga tersadar dari pingsannya. Nae sudah merapihkan barang-barang mereka. Ia juga sudah berganti pakaian bahkan ia sudah mempersiapkan pakaian ganti Batz.
Nae sudah menghubungi orang tuanya dan juga sahabat mereka. Mereka juga sama terkejutnya dengan Nae tadi. Bahkan Papah Nae sempat membentak Nae yang telah kecolongan hal sangat penting.
Setelah cukup lama, Batz membuka matanya yang sangat sembab dan memeluk pinggang Nae yang membelakanginya. Saat ini Nae sedang duduk di tepi ranjang dan memainkan hpnya.
"Hei, sayang.. Gimana keadaanmu?" Nae membalikkan badannya dan mengangkat kepala Batz agar tertidur di pahanya.
"Lebih baik ketika ada kamu di sampingku. Bagaimana di luar?" Tanya Batz memeluk erat tubuh Nae.
"Hujannya sudah reda. Kamu ganti baju dulu. Kita langsung berangkat. Semua sudah aku persiapkan" ucap Nae mengelus rambut Batz.
Batz mengangguk dan mengangkat tubuhnya untuk duduk. Batz mencium pipi Nae dan beranjak ke kamar mandi.
Usai mandi dan berganti pakaian, NaeBatz menuju Amerika menggunakan helikopter pribadinya.
"Sayang.. Mamah gpp kan?" Tanya Batz yang sudah menaruh kepalanya di pundak Nae.
"Yakin aja, sayang. Buktinya, Mamah pernah seperti ini dan beliau berhasil bertahan. Mamah orang yang kuat dan pasti Mamah butuh kita yang kuat juga untuk menguatkan beliau. Kamu bisa kan, sayang?" Tanya Nae dan dijawab anggukan oleh Batz.
"Makasih ya, sayang" ucap Batz mengecup bibir Nae. Nae sedikit mengacak rambut Batz dan memejamkan matanya sebentar untuk menenangkan hatinya.
Ketika sampai di rumah sakit, Batz langsung memeluk Fon dan mereka menangis bersama. Nae menemui Papah dan memeluknya.
"Pah.. Mamah pasti kuat" ucap Nae setelah beberapa saat mereka saling diam. Papah mengangguk dan mereka kembali diam.
Batz mendekati Nae dan memeluk tubuh Nae dari samping.
"Kita berdoa aja ya, sayang" ucap Nae mengelus rambut Batz. Batz mengangguk dan mengeratkan pelukannya.
Saat ini Mamah sedang menjalani operasi keduanya. Mereka sedang menanti cemas di depan ruang tunggu operasi.
"Operasi pertama berapa lama, kak?" tanya Nae pada kak Fon yang duduk di sebelah Batz. "10 jam kurang lebih hingga sadar" jawab Fon ikut mengusap pucuk kepala Batz.
Beberapa saat kemudian, orang tua Nae datang dan duduk di samping Papah Batz.
"Dia orang yang kuat, kamu harus lebih kuat" ucap Papah Nae memeluk Papah Batz. Papah Batz mengangguk dan membalas pelukan Papah Nae.
Sementara Nae merangkul Batz yang tertidur di bahunya.
"Sayang.. Papah nanti langsung pergi ya. Ikut pesawat komersil aja. Mamah tetep di sini kok" ucap Papah Nae yang telah melepas pelukannya dari Papah Batz.
"Kenapa, Pah? Kan ada pesawat atau heli ku?" tanya Nae menatap Papahnya dari samping.
"Papah berangkat sama beberapa teman Papah dari sini" jawab Papah mengusap pucuk kepala Nae. "Oke. Hati-hati. Langsung kabari aku saat pergi dan sampai. Kemana?" Nae mengelus lengan Batz yang sedikit bergerak menyamankan posisinya.
"Ke Turki. Iya, bawel. Papah berempat perginya. Nanti Papah kabari. Satu jam lagi Papah berangkat" ucap Papah dan di jawab anggukan oleh Nae.
Satu jam kemudian, Papah Nae berpamitan dengan semua yang ada di sana. Saat Papah pergi, Darin datang bersama Aom.
"Papah titip Mamah dan semuanya ya. Papah pergi dulu" ucap Papah terakhir memeluk AomDarin. "Siap, Pah" ucap mereka bersamaan.
Lalu Papah berjalan menjauh dari semua yang masih menunggu Mamah Batz setelah kembali mengecup kepala Nae dan Mamah Nae.
Lalu mereka kembali dengan pikiran masing-masing dalam diam. Hanya ada suara AomDarin yang mengajak Nae berbincang.
Tidak sampai satu jam, hp Darin berbunyi.
"Halo.."
"..."
"Jangan bercanda kamu!" ucap Darin dengan nada sedikit meninggi.
Sambungan diputuskan.
"Nae.." ucap Darin menatap sendu ke arah Nae.
"Kenapa?" tanya Nae bingung melihat ekspresi Darin terlebih setelah melihat Darin tadi terlihat emosi menjawab telponnya.
"Papah.." ucap Darin menggantung kalimatnya.
Nae diam, semua diam, pikiran mereka sudah hampir sejalan karena melihat ekspresi Darin mengungkapkannya sendu.
Pikiran mereka berkecamuk. Beberapa kemungkinan buruk sudah hinggap dalam benak mereka.
"Darin... Kumohon berita baik" ucap Nae sudah menangis.
Batz yang merasakan tubuh Nae bergetar, membuka matanya dan melihat ke arah Nae lalu ke sekelilingnya.
"Ada apa?" tanya Batz melihat wajah Nae dari samping.
Mereka semua hanya diam.
"JAWAB DARIN!!" teriak Nae yang saat ini sedang mengguncang bahu Darin. Darin menangis dan membuat Nae menunduk.
"P..pe..pesawat yang ditumpangi Papah, kecelakaan" ucap Darin terbata karena sudah menangis.
Batz menutup mulutnya lalu merengkuh tubuh Nae ke dalam pelukannya. Nae menangis sesenggukan di bahu Batz. Mamah Nae sudah di peluk oleh Aom. Sedangkan Darin saling berpelukan dengan Fon.
Lagi, hp Darin berdering. Semua harap-harap cemas dengan telpon tersebut.
"Ya halo.."
"..."
"Kumohon berita baik" ucap Darin memelas dengan masih terisak di pelukan Fon.
"..."
"Lakukan yang terbaik. Terima kasih" ucap Darin dan memutuskan sambungannya.
Usai menyelesaikan telponnya, Darin menatap semua orang yang saat ini sedang menatapnya menunggu berita baik kecuali Nae. Nae masih menangis di bahu Batz.
"Sedang dalam pencarian. Belum diketahui dimana pesawat terjatuh. Sedang dilacak. Kita hanya dapat berdoa semoga secepatnya kita mendapat kabar baik. Mereka akan melakukan yang terbaik" ucap Darin menghela napas.
Nae makin mengeratkan pelukannya. Batz mengelus rambut Nae dan Mamah Nae pingsan seketika.
Semua orang panik. AomDarin segera memanggil perawat yang berjaga sementara BatzNae memeluk tubuh Mamah dan mencoba membangunkannya.
Setelah dibawa ke salah satu ruangan, NaeDarin menunggui Mamah Nae sementara AomBatzFon menemani Papah.
Nae memeluk Darin dan kembali menangis.
"Kenapa, Darin? Kenapa?" ucap Nae masih sesenggukan. "Kita hanya bisa berdoa, Nae. Kita harus kuat agar mereka juga lebih kuat berjuang" ucap Darin mengelus rambut Nae dan dijawab anggukan oleh Nae.
"Kumohon berita baik" ucap Nae menatap wajah Mamahnya yang belum siuman setelah ia melepas pelukannya dengan Darin dan duduk di kursi samping ranjang Mamahnya.
"Aku juga" jawab Darin menghela napas dan duduk di sebrang Nae. Lalu mereka diam dan sibuk dengan pemikiran masing-masing.
----
Hai, semua.. Maaf ya jarang update.
Doakan authornya lekas membaik yaa.Makasih atas semua vomentsnya 😊 selama author jarang update, bisa baca karya gw yang lain kok. Hehehe
Jangan lelah menunggu update cerita gw ya! 😁😁😁
