Sesaat setelah sampai di Korea, Nae mengabarkan Batz via Whatsapp.
Nae : aku sudah sampai. Jangan lupa minum susunya.
Batz : iya, sayang. Kamu juga, jaga dirimu baik-baik di sana, jangan lupa berdoa.
Nae : sayaaaaaaang... Itu manis bangeeeettttt :********
Batz : aku manis? Ya, sudah tau.
Nae : serah kamu, yang. Seraaaahhh. Baru juga dipuji. Susah dah punya istri kelewat narsis.
Batz : amu tapa?
Nae : aku laporin dengan pasal perbuatan tidak menyenangkan ya?
Batz : oke. Aku gaet pak polisinya.
Nae : PHICHYAPHAKH BATZ!!!
Batz : Anda kenal saya?
Nae : bodo amat, yang.
Batz : hahahaha lagi ngapain?
Nae : lagi duduk aja. Kosong nih di rumahnya.
Batz : kalo mau isi rumah, ke IKEA aja.
Nae : astagaaaa, yang. Sakit nih aku bacain chat kamu. Ditanggung bpjs kan?
Batz : ditanggung sandiwara.
Nae : kamu mending rehat deh. Segala produk dan lagu kamu chat.
Batz : akumah orangnya baik. Ada orang yang gatau mau chat apa, orangnya aku jadiin bahan chat hahaha
Nae : haahahaha anak kita kayaknya bakal humoris nih.
Batz : bagus dong. Jadi kamu ga kesepian kan?
Nae : aku ga pernah kesepian saat ada kamu.
Batz : pepet terus kanggggg.
Nae : ya Tuhan, bini gue ngapa dah.
Batz : sayang, kamu penikmat senja kan?
Nae : iya. Kenapa?
Batz : tau ga, kalau pisau ini bukti bahwa senja itu tumpul?
Nae : maksudnya?
Batz : pisau kan bukti bahwa senja ta tajam hehehe
Nae : aku mau rehat dulu ya. Kamu juga. Harus banyak istirahat!
Batz : hahahahaha maaf ya, sayang.
Nae : gpp, sayang. Aku seneng kok.
Batz : berarti aku mulai lagi ya.
Nae : ga usah, yang. Bener deh. Ga usah. Nanti kamu lelah. Aku juga bentar lagi mau meeting. Ga usah ya.
Batz : tapi aku ikhlas kok.
Nae : ga usah, yang. Nanti kamu lelah.
Batz : hahahaha okedeh. Aom udah dateng juga. Aku mau pergi sama dia ya ke restomu.
Nae : iya, sayang. Hati-hati ya.
Batz : siap, boss.
Nae : hahahaha love you.
Batz : love you too.
***
Hari-hari berlalu. Nae selalu menjadi istri siaga bagi istrinya (?). Bahkan ia rela membatalkan kunjungannya karena ditelepon Batz yang menangis.
Tepatnya satu bulan setelah keberangkatan Nae ke Korea. Rencananya ia akan pergi Amerika untuk meninjau hotel terbarunya. Namun, saat ia sudah sampai di bandar, Batz meneleponnya.
"Halo, sayang" sapa Nae kala nama My Lovely tertera di layar hp nya.
"Aku.. Hiks.. Hiks.." jawab Batz menangis kala mendengar suara Nae.
"Kamu dimana?" tanya Nae menghentikan jalannya yang sedang menuju Darin yang sudah akan masuk terlebih dahulu.
"Di rumah.. Hiks.. Hiks.." jawab Batz kembali menangis di ujung teleponnya.
"Tunggu aku" Nae memutuskan sambungannya dan segera menghampiri Darin.
"Ada apa?" tanya Darib begitu melihat Nae lari tergesa-gesa menghampirinya.
"Lo sendiri aja ya kesana. Gw percaya sama lo. Gw harus balik, baru aja Batz telepon sambil nangis" ucap Nae dengan nafas sedikit terengah.
"Oke.. Oke.. Gw ngerti. Hati-hati lo" Darin menepuk Nae memberi ketenangan. "Thanks. Lo juga" ucap Nae mengecup pipi Darin dan berjalan menuju helinya untuk kembali ke rumahnya.
Darin menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Lo bener-bener berubah. Gw seneng liatnya" gumam Darin dan berjalan masuk untuk menaiki pesawat bersama beberapa pegawainya.
Sedangkan Nae tampak gelisah di perjalanan menuju rumahnya. "Bersabarlah, sayang." Nae segera berlari menuju pintu rumahnya dan menghampiri Batz yang menangis di ruang tengah.
"Sayang.." panggil Nae. Batz menoleh dan segera memeluk Nae. "Nae..." panggil Batz memeluk Nae makin erat.
"Ada apa, sayang?" Nae memapah Batz untuk duduk dengan tetap memeluknya dan mengusap punggungnya serta menciumi pelipis Batz.
"Aku ketiduran disini. Mimpiin Papah, mimpiin kamu. Aku kangen kalian" ucap Batz tersedu.
"Aku di sini, sayang. Sudah ya. Jangan menangis lagi. Papah sudah tenang di sana" Nae mengeratkan pelukannya.
"Gw pikir apaan. Kangen toh. Gini ya perasaan bumil. Sensitif banget" batin Nae tersenyum melihat ke arah istrinya.
"Kamu ga jadi pergi?" tanya Batz menjauhkan wajahnya namun tetap memeluk Nae.
"Ada Darin. Aku di sini aja sama kamu" Nae kembali menaruh kepala Batz ke pundaknya dan mengelus rambutnya.
"Makasih, sayang" Batz mencium pundak Nae dan tersenyum dalam pelukannya. "Sama-sama, sayang" Nae kembali mengecup kepala Batz dan mereka saling memeluk dengan perasaan yang kian hari kian membuncah.
