"Sayang..." Nae memanggilnya lebih lembut. Tangannya menggenggam tangan Batz dan mengelusnya.
"KELUAR!" Teriak Batz menggema di ruangan Nae.
Dengan langkah menahan malu, Ninew keluar dan menatap tajam ke arah Batz.
Batz menampar Ninew tepat di hadapan Nae. Batz juga berteriak keluar tepat di wajah Ninew.
Nae menggenggam tangan Batz untuk mereda emosi sang istri. Siapa sangka, Batz akan melakukan hal itu.
Nae bahkan sempat berpikir kalau dirinyalah yang akan ditampar oleh Batz.
Setelah Ninew menutup pintu ruangan Nae dengan bantingan yang keras, Batz menghamburkan dirinya ke dalam pelukan Nae.
Nae yang masih terkejut hanya bisa diam.
"Ih.. Kok ga dibales sih pelukannya?" Ucap Batz menatap wajah samping Nae. Nae menoleh ke arah Batz dan tersenyum.
Nae memeluk Batz erat, mengelus punggung dan rambutnya penuh kasih sayang dan menciumi kepala Batz seraya mencurahkan seluruh cintanya.
"Ke kamar mandi sana. Aku ga suka wanginya yang sama denganku." Ucap Batz melepas pelukannya. Nae mengangguk dan mengecup kening Batz lama.
Lalu Nae berjalan menuju kamar mandi di dalam ruangannya sedangkan Batz berjalan menuju sofa.
"Sayang" panggil Batz menghentikan jalan Nae. "Ya, sayang" Nae membalikkan badannya dan melihat ke arah wajah Batz.
"Pipimu. Dibersihkan" ucap Batz tersenyum. Nae mengusap pipinya dan begitu ia melihat telapaknya, terdapat bekas lipstik yang menempel di sana.
"Sayang.. Ini.." Nae yang hendak menjelaskan, mendadak ciut ketika melihat wajah Batz yang serius dan tatapannya yang tajam menatap kedua matanya.
"Bersihkan saja" ucap Batz datar dan dijawab anggukan oleh Nae.
Saat Nae sedang membersihkan wajahnya, hp nya berdering.
"Sayang.. Ada telepon" teriak Batz dengan sedikit mencondongkan badannya ke arah wastafel guna melihat Nae yang sedang membersihkan pipinya dari bekas lipstik Ninew tadi.
"Dari siapa, yang?" tanya Nae dengan sedikit bereriak namun tetap fokus membersihkan pipinya.
"Darin" teriak Batz yang sedang memainkan hpnya. "Angkat aja, yang" teriak Nae tanpa mengubah posisinya.
Batz menekan layar hp Nae ke arah tombol hijau. Seketika saja panggilan tersambung.
"Halo.."
"Iya. Halo"
"Eh.. Batz.. Lagi sama Nae?"
"Iya. Kenapa?"
"Dimana?"
"Kantor"
"Oke. Gw kesana. Tunggu ya. Jangan pergi"
"Ada apa?"
"Tunggu aja"
"Oke"
Batz menaruh hp Nae setelah Darin memutuskan sambungannya. Lalu ia kembali memainkan hpnya.
Tidak lama kemudian, Nae keluar dari kamar mandi dengan pakaiannya yang baru.
"Ada apa?" Tanya Nae berjalan mendekati Batz dan duduk di sampingnya.
"Darin mau kesini. Kita disuruh nunggu dia." Jawab Batz yang tetap fokus pada hpnya.
"Sayang.." Panggil Nae yang sedang menghadap Batz dan menatap wajah sampingnya. Lengkungan senyum teegambar jelas pada wajah cantik Nae.
