Topeng

2.1K 123 104
                                    

Nih buat yang kemaren pada kesel sama Nae. Kita lihat dari sudut pandang Nae ya.

Kan udah gw bilang, belum konflik intinya hahaha

Enjoy reading! :))

----

"Maaf.. Bukan maksudku untuk membentakmu" ucap Nae menyelesaikan makanannya.

"Kita bicara di sana" ucap Nae menuju ruang keluarga. Batz menghela napas dan mengikuti Nae berjalan.

Setelah sampai di ruang keluarga, Batz duduk di samping Nae. Mereka saling diam dengan tatapan ke arah TV.

"Aku minta penjelasan soal ini" Nae memberikan hpnya yang sudah terlihat sebuah poto.

"Aku tidak pernah melakukannya" ucap Batz menatap layar hp Nae.

"Ini jelas, dia merangkul pinggangmu" jawab Nae datar.

Di dalam poto tersebut, terlihat Peter sedang merangkul pinggang Batz. Posisi mereka sedang berada di rumah Nae.

"Bahkan dia berani melakukannya di rumahku" ketus Nae menatap datar ke arah TV.

"Aku tidak pernah melakukan itu" kesal Batz merasa dijebak. "Aku.. Aku tidak tahu bagaimana kamu mendapat poto itu. Tapi sungguh, aku tidak melakukannya" Batz tersedu melihat poto tersebut.

"Aku harap tidak mendapatkan poto serupa atau bahkan yang lebih parah" ucap Nae menghela napasnya kasar.

"Aku tidak seperti itu, sayang" ucap Batz memegang lengan Nae. Lagi, Nae menghela napasnya.

"Aku berharap yang sama" ucap Nae dengan tangan kiri yang mengepal.

"Lalu, siapa Ninew?" tanya Batz menatap Nae.

"Temanku di Amerika. Dia yang menjadi tempatku curhat" ucap Nae masih tetap menonton TV.

"Harus peluk?" tanya Batz mengintrogasi. Badannya kini telah menghadap Nae.

"Ia. Dia memelukku saat aku menangis. Sudahlah, aku mau tidur" ucap Nae berdiri dan berjalan menuju kamarnya.

Batz menangis. Ia tahu, ini bukan sepenuhnya salah Nae. Ini kesalahpahaman. Ia masih bingung bagaimana bisa Nae mendapat poto tersebut.

Poto yang bahkan ia tidak tahu bahwa Peter tengah merangkulnya.

Alasan Nae menjaga jarak adalah ingin memastikan kebenaran poto tersebut.

Nae sebenarnya sangat yakin bahwa Batz tidak akan bermain api di belakangnya. Tapi ia sangat sakit melihat poto tersebut.

Ia lebih sakit saat melihat Batz dengan lelaki daripada dengan perempuan.

Keberadaan Nae di Amerika sangat payah. Seminggu disana, ia lebih banyak melamun. Hingga saat meeting, tatapannya datar. Pikirannya hanya tertuju pada foto tersebut.

Hingga akhirnya Ninew, teman sekolah Nae kala SMP yang sekarang bekerja sama dengannya menyadari kekacauan Nae.

Nae yang sudah tidak tahan memendam sakit hatinya sendiri, akhirnya menangis di hadapan Ninew.

Ninew yang memang menaruh hati pada Nae hanya bisa mendengarkan Nae menangis.

Tidak, Nae tidak curhat. Ia hanya menangis di depan Ninew. Berkali-kali Ninew mendapati Nae menangis.

Hingga pada hari mereka pulang dari Amerika, Nae bercerita bahwa ia sangat mencintai Batz.

Ninew yang sakit mendengar pernyataan tersebut, merengkuh Nae dalam pelukannya.

Ninew memang menggunakan parfum VS dan wangi yang Batz cium merupakan parfum Ninew.

Benar jika mereka berpelukan, tapi sesungguhnya Ninew hanya berusaha menenangkan Nae.

Ninew menelepon Nae ingin memastikan bahwa Nae langsung pulang dan tidak salah ambil langkah.

Pasalnya tadi Nae bilang ingin menghilangkan penat. Tapi Batz sudah salah paham terlebih dahulu. Ninew memang selalu memanggil beb kepada teman-teman terdekatnya. Bukan hanya pada Nae.

Tapi sampai saat ini Batz masih belum mengetahui kebenarannya karena Nae belum menjelaskan.

Batz hanya tau seharusnya mereka berbicara dari hati ke hati. Jelas, ada lubang salah paham besar diantara mereka.

Hari-hari mereka lalui seperti sebelumnya. Lubang kesalahpahaman itu masih menjadi jarak diantara keduanya. Terlebih lagi, keesokan harinya setelah malam itu, Nae harus pergi ke Kanada.

Nae masih mencium kepala Batz, mereka masih makan bersama, masih tidur berpelukan. Namun, tidak ada lagi kalimat mesra terlontar dari mulut keduanya.

Kerenggangan yang terjadi hanya diketahui oleh mereka berdua. Untuk abang adek sekalipun, mereka tetap bersikap layaknya orang tua seperti biasa. Mereka tetap mencurahkan kasih sayang yang luar biasa.

Seperti saat keluarga mereka berkumpul. Saat ini mereka sedang makan malam bersama. Ada TinAom dan juga DarMar diantara para keluarga.

Setelah semua duduk di meja makan, Batz tetap mengambilkan makanan untuk Nae sebelum ia mengambil untuk dirinya sendiri.

Mereka juga tetap saling membalas ucapan dari para keluarga dan sahabat.

Usai makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga. Batz menyandarkan badannya di pundak kiri Nae dan Nae merangkul pundak Batz. Pemandangan yang memang selalu mereka tunjukkan di depan keluarga.

Ya, ditunjukkan. Karena akhir-akhir ini, terlebih sesudah malam itu, mereka seolah tidak mempunyai waktu untuk bermesraan seperti sekarang.

Ada senyum terukir dari keduanya kala mereka merasakan kehangatan itu lagi selain pelukan di kala tidur.

Tidak ada yang tahu apa yang sedang terjadi pada keduanya jika melihat kemesraan mereka sekarang.

Mereka sangat pandai menggunakan topeng tersebut. Hanya Mamah Batz yang merasakan sedikit kejanggalan. Namun, Mamah Batz tetap berpikiran positif atas kecurigaannya.

Bukan hanya di depan para keluarga dan sahabat. Mereka juga pandai menggunakan topeng kala di depan umum terutama di hadapan para netizen.

Kala mereka makan di luar, berbelanja ataupun mengajak abang adek jalan, mereka tetap menggunakan topeng kemesraan tersebut.

Tangan Nae tidak lepas dari pinggang Batz yang sedang mendorong stroller abang adek. Kecupan di kepala juga sering ia lakukan.

Kemesraan yang membuat siapapun iri ketika melihatnya. Topeng yang menjadi hiasan beberapa berita di layar kaca.

Sejujurnya, mereka kembali merasakan senyum terukir. Ada sedikit kehangatan.

Sedikit. Hanya sedikit. Nae masih dengan sakit hatinya dan Batz masih dengan cemburunya.

Pernah mereka berusaha untuk menjelaskan kesalahpahaman ini, namun yang terjadi adalah perdebatan mengundang emosi.

Kala itu, saat mereka berbincang berdua untuk meluruskan segalanya.

"Aku tidak melakukan yang dipoto. Sekalipun itu benar, sungguh aku tidak sadar" ucap Batz menjelaskan kepada Nae.

"Tidak sadar? Kala tangannya memeluk pinggangmu, kamu bilang tidak sadar?" ketus Nae menahan rasa cemburunya.

"Lantas bagaimana denganmu dan Ninew? Kalian berpelukan" ketus Batz yang juga sangat cemburu.

"Dia menemaniku bersedih" jawab Nae santai. "Kan ada aku, mengapa harus dia?" tanya Batz sudah tidak bisa menahan air matanya.

"Ada dia kala itu. Dan air mataku tidak bisa ditahan. Sudahlah. Kalau seperti ini, masalah kita makin runyam. Kita saling intropeksi diri saja. Saat emosi kita sudsh mereda, kita bicara lagi" ucap Nae santai.

"Tapi.."

"Apa? Kita masih sama-sama emosi. Aku gamau ada keputusan buruk kalau kita meneruskan emosi ini. Kita hanya butuh waktu untuk mereda. Kelak, waktu menjawab semua. Sungguh aku menyayangimu. Aku tidur dulu. Besok pukul tujuh aku akan ke Swiss" ucap Nae mengecup kepala Batz.

Malam itu, mereka berakhir dengan tidur berpelukan dan mereda emosi akan cemburu.

Hingga saat ini, mereka hanya menggunakan topeng untuk mereda emosi dan membangun kehangatan kembali.

Ms. CEO (II)Where stories live. Discover now