Kejutan

3.4K 162 50
                                    

Di Korea.

"Cantik.. Gimana keadaan Peter?" Jung menghampiri Nae yang sedang duduk di meja makan dan menyantap makan siangnya. Jung duduk di samping kanan Nae, menatap wajah saping Nae secara intens dan terus menyunggingkan senyumnya.

"Aku tidak peduli" jawab Nae santai. Sejujurnya, Nae sangat peduli. Bukan terhadap Batz namun terhadap Peter. Peter bukanlah lelaki sembarang. Seorang CEO muda tampan, cerdas dan memiliki kharisma yang dapat menarik perhatian kaum hawa dengab mudah.

Nae bukan tidak mempercayai Batz. Nae justru takut. Takut dengan Peter yang digandrungi wanita namun fokusnya adalah Batz.

Ia seperti melihat dirinya dalam diri Peter. Ia yang digandrungi wanita maupun pria namun jatuh pada pesona Batz dan dia melakukan banyak cara hingga mendapatkan Batz. Ia takut Peter senekat dirinya.

Meski ia tahu Batz tidak akan berpaling darinya, rasa takut, cemas, waswas itu selalu menghantui dirinya barang sekejap.

"Yakin kamu tidak peduli setelah melihat poto ini?" Jung memperlihatkan poto yang berada di hp nya. Di sana terdapat poto Batz sedang bersama Peter di salah satu butik ternama. Terlihat juga Batz yang sedang tertawa di poto selanjutnya dan ada Peter di depannya.

Pada poto selanjutnya, Peter berada di belakang Batz dan terlihat seperti Batz menaruh pundak kanannya di pundak kiri Peter.

Namun Nae tetap percaya akan cintanya pada Batz. Ia yakin itu hanya masalah pengambilan poto di waktu yang tepat oleh orang-orang yang tidak tepat.

Soal tawa itu, Nae mengakui kalau Peter memanglah lelaki yang humoris. Jangankan Batz, iapun pernah tertawa akan lelucon spontan dari Peter.

"Aku tahu. Batz sudah memberitahuku kalau akan menemani Peter membeli baju" jawab Nae yang sangat cepat mengatur emosinya dan berusaha bersikap tenang kepada orang-orang yang ingin menggoyahkan bahtera rumah tangganya.

"Beli baju? Kamu santai aja istrimu nemenin seorang lelaki beli baju?" Jung menggelengkan kepalanya berusaha mendramatisir keadaan seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari mulut Nae.

"Mereka tidak berdua. Ada beberapa teman Peter dan teman Batz selaku pegawai Peter. Itu setelah mereka makan-makan atas suksesnya proyek baru mereka. Hah.. Buat apa juga aku menjelaskannya padamu. Sudahlah.. Ga ada gunanya nyewa detektif, hubungan kami ga akan semudah itu kamu buat celah. Dan aku duluan, nafsu makanku hilang karena kedatanganmu" ucap Nae dan berdiri meninggalkan Jung yang terpaku mendengar ucapan Nae.

"Apakah sebegitu susahnya membuat celah pada bahtera kalian? Aku belum menyerah, Nae. Kita lihat saja nanti" batin Jung yang masih menatap punggung Nae yang perlahan menghilang di belokan ujung lorong hotel.

Sebelumnya, Nae sudah terus menerus menghubungi Batz meminta penjelasan tentang kepergiannya bersama Peter dan berakhir dengan Batz sedikit emosi akan protektifnya Nae.

Falshback on.

"Kamu pergi berdua sama Peter?" Tanya Nae via video call.

"Ya gak lah, sayang. Sama beberapa temen dia dan pegawai lainnya. Kami kan baru makan-makan atas suksesnya proyek terbaru" jawab Batz mengulum senyum melihat ekspresi Nae.

"Kamu jangan ketawa-ketawa terus ya sama dia" ucap Nae sedikit kesal.

"Eh? Apaan sih. Kamu aja bisa ketawa karena dia. Gimana aku ga boleh. Ga enak juga kalo yang lain ketawa tapi aku diem. Berasa ga menghargai. Kamu kenapa deh?" Tanya Batz kesal mendengar larangan dari Nae.

"..."

"Aku hanya cinta sama kamu. Ga akan mungkin berpaling dari kamu. Kamu inget kan kata-kataku tentang hidupku untukmu? Percaya sama aku" ucap Batz mengalah melihat Nae yang sudah mencapai level cemburunya.

Ms. CEO (II)Where stories live. Discover now