Ini adalah hari kelima keberadaan Nae di Hawai. Pekerjaannya memang banyak. Ia akan membangun hotel cabang ke tiganya di negara ini.
Namun, bukan Nae namanya jika tidak bisa profesional dalam pekerjaan.
Meskipun hatinya sangat tidak bersahabat, ia tetap bisa menggunakan topeng 'baik-baik saja' nya dengan apik.
Saat ini, ia sedang berada di dalam hotelnya dengan menggunakan fasilitas ruangan President Suite.
Incoming call 'Darin'
"Halo.." Sapa Nae yang sedang duduk di sofa depan TV nya.
"Dimana lo?"
"Hotel. Kenapa?"
"Buka pintu"
Darin memutuskan sambungan teleponnya sedangkan Nae beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu.
Begitu Nae membuka pintunya, Darin sudah berada disana dengan tatapan datarnya.
Darin masuk diikuti oleh Nae yang mengunci pintunya.
"Apa ini?" Tanya Darin menunjukkan amplop coklat ke hadapan Nae. Nae diam melihat amplop yang tidak asing baginya.
"Seperti yang lo liat" jawab Nae santai. Darin geram mendengar ucapan Nae yang terkesan tanpa beban. Ia melempar amplop coklat tersebut ke sembarang arah dan segera meninju Nae.
Nae mengelak dan mundur satu langkah akibat pukul tiba-tiba dari Darin.
"Masih sama. Refleks lo masih sangat baik" ucap Darin sudah mengambil posisi kuda-kuda. Nae diam, ia tahu saat ini Darin tidak bisa diajak diam, mengikuti permainannya adalah kewajiban.
"Lawan gw" ucap Darin tegas menatap emosi ke dalam mata Nae. "Kita bisa ngomong baek-baek aja" ucap Nae juga mengambil posisi kuda-kuda.
"LO YANG GA BISA DIAJAK NGOMONG BAEK-BAEK!" teriak Darin lantang dan mulai meninju rahang kanan Nae.
Nae terkesiap. Ia menggelengkan kepalanya mencoba untuk mereda sakit di rahangnya.
Darin memang selalu menjadi lawan seimbang untuknya. Meski Nae mempunyai tinju terkuat, Darin tidak bisa diremehkan. Tendangan Darin jauh lebih kuat dari dirinya dan siapapun yang ia lawan.
"Jelasin" ucap Darin waspada dengan tinju yang kapan saja siap Nae layangkan untuk dirinya.
"Gw cuma mau Batz bahagia" ucap Nae mulai meninju rahang kiri Darin namun dengan cepat Darin menghindar. Alhasil, Nae hanya meninju angin.
"Persetan!" Darin kembali melayangkan tinjunya ke arah pelipis kanan Nae. Gagal.
"Lo gatau masalahnya" ucap Nae mulai mengajak Darin bertanding menggunakan wushu.
Mereka saling elak tinju dengan cepat.
"Pecundang!" Umpat Darin yang berhasil memukul Nae tepat di ulu hatinya.
Nae terbatuk dan memundurkan langkahnya perlahan. Ia memegang ulu hatinya yang sangat sakit. Darin tidak main-main mengajaknya bertanding.
"Ada Peter disampingnya" ucap Nae kembali menyerang Darin dengan pukulan-pukulannya yang selalu dapat ditepis oleh Darin.
"Oh.. Fuck off! Keparat lo!" Umpat Darin dan berhasil memukul dada kanan Nae dengan telapak tangannya hingga Nae sedikit terhuyung ke belakang.
"Kendalikan emosi lo! Lawan gw, bodoh! Ga usah lemah lo, bitch! Fokus!" Umpat Darin yang terus menyerang Nae hingga Nae beringsut mundur.
"Kenapa lo? Lo bodoh apa tolol sih? Terus dengan kebegoan lo ini, lo bakal ngelepas Batz?" Darin kembali melancarkan serangannya dan dapat ditepis dengan sangat baik oleh Nae.
