Beberapa hari berlalu. Mereka sudah menjalani aktivitas seperti biasa.
Nae masih terlalu sangat sibuk dengan bisnisnya dan Batz juga mulai kerja di salah satu perusahaan kakak tingkatnya.
Hal itu ia lakukan untuk mengusir rasa sepinya. Batz juga sudah mendapatkan izin dari Nae, tentu saja dengan perdebatan yang sangat panjang.
BatzNae belum memutuskan untuk menambah anggota keluarga. Sebenarnya Nae pernah beberapa kali mengkode Batz namun Batz tetap berdiri pada pilihannya.
Flashback on.
"Kenapa harus kerja, sayang. Kalau kamu mau kerja, di salah satu perusahaanku aja ya" ucap Nae mencoba memberi Batz pengertian dengan memegang pinggang Batz. Saat ini mereka sedang berada di dapur. Batz sedang membuatkan kopi untuk Nae.
"Kalau di perusahaanmu, aku tetap saja tidak bekerja. Aku ga kerja keras kok. Kan kemarin kamu sudah bertemu kakak tingkatku itu" ucap Batz membalikkan badan dan mengalungkan tangannya di leher Nae lalu mengecup bibir Nae singkat.
"Tapi..."
"Sayang.. Ku mohon. Aku janji kalau aku merasa lelah, aku akan keluar" ucap Batz memeluk Nae dan menaruh wajahnya di pundak Nae.
"Baiklah. Tapi kamu tidak boleh lelah. Aku akan selalu mengawasimu" ucap Nae mengecup rambut Batz.
Batz menatap Nae dengan jarak wajah yang sangat dekat.
"Iya, sayangku. Makasih banyak ya" ucap Batz dan mencium Nae. Nae mengeratkan pelukan mereka dengan bibir yang tetap berpagutan.
Setelah melepas ciumannya, Nae mengecup kening Batz lama.
"Sayang.. Ku dengar, Aom mau program ya?" Tanya Nae menyeruput kopinya.
"Hmm.. Aku mau ambil hp ku dulu" ucap Batz meninggalkan Nae dan berjalan menuju kamarnya. Nae menghela napasnya.
"Selalu saja" gumam Nae dan berjalan ke meja makan membawa kopinya.
Flashback off.
Saat ini, pukul 12.14 tengah malam, Nae baru saja pulang dari Jepang. Nae masuk ke rumahnya dan menghela napas.
Ia sangat merindukan Batz. Namun, ia yakin Batz sudah tidur. Nae beranjak ke kamar mandi bawah karena ia tidak ingin membangunkan Batz dengan berisik yang akan ia buat.
Usai mandi, ia berlutut di depan Batz yang sedang tertidur.
"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu" kemudian ia mengecup singkat bibir Batz dan mengecup lama kening Batz hingga air matanya menetes dari pelupuk matanya.Nae mengelus lembut pipi Batz dan menciumnya lalu ia beranjak naik ke atas tempat tidur dan memeluk Batz dari belakang.
Nae mencium rambut Batz, mengeratkan pelukannya dan tertidur.
Dua jam berlalu, Nae terbangun dan mengambil hpnya di nakas samping tempat tidurnya.
"Halo.." sapa Nae via telpon
"..."
"Iya. Ini gw baru bangun kok"
"..."
"2 jam disebut tidur ga?"
"..."
"Iya. Nanti gw lanjut di pesawat aja. Kirim aja filenya"
"..."
"Dia masih tidur. Tapi gw udah dapet cukup energi kok dari dia. Bentar lagi gw berangkat"
"..."
"Oke. Makasih Dar"
Nae memutuskan sambungan dan mencium kembali rambut Batz sebelum akhirnya ia bangun secara perlahan.
