Dua tahun kemudian.
Semenjak kejadian itu, baik Ninew maupun Jung tidak pernah menampakkan muka di hadapan BatzNae.
Sedangkan Peter sudah menikah satu tahun yang lalu dengan teman sekolahnya. Mereka bertemu di acara reunian sekolah.
TinAom dan DarMar juga sudah menikah. Darin sedang mengandung dua bulan sementara Aom baru memasuki usia kandungan satu bulan.
Perusahaan Nae juga semakin berkembang pesat. Batz membantu tugas Nae namun hanya dari rumah karena ia ingin selalu ada untuk kedua anaknya.
***
"Pagiiii.." Sapa Batz begitu ia melihat Nae yang baru membuka matanya. Nae tersenyum dan mengusap kepala Batz. "Pagi, sayang."
"Aku mandi dulu ya" ucap Batz yang dijawab anggukan oleh Nae. Batz beranjak ke kamar mandi sementara Nae mengambil hp dan tab miliknya untuk melihat jadwal kerjanya.
Setelah Batz mandi, Nae bergantian masuk ke dalam kamar mandi dengan sebelumnya mengecup bibir Batz.
"Naeeeeee" kesal Batz karena Nae sudah mengecupnya sedangkan dia belum ke kamar mandi.
"Morning kiss, sayang" teriak Nae dari balik pintu kamar mandi. "Joroooookkkk!" Teriak Batz yang sedang mengeringkan rambutnya. Nae tertawa acuh karena ucapan Batz.
Setelah mereka berdua siap, Batz keluar kamar terlebih dahulu dan berjalan menuju tangga.
"Sayang.." Panggil Nae yang membuat Batz menghentikan langkahnya. "Kenapa?" Tanya Batz menatap Nae heran.
"Abang-adek ga dibangunin?" Tanya Nae menatap Batz heran. Batz hanya tersenyum dan melanjutkan jalannya menuju tangga.
Nae mengerutkan dahinya pertanda bingung. Lalu ia berjalan ke arah kamar adek yang berada tepat di samping kamar mereka.
"Eh.. Kok ga ada?" tanya Nae heran setelah menelusuri kasur, kamar mandi dan balkon.
Nae beranjak ke kamar abang dan mendapati hal yang sama. Kosong.
"Kemana mereka?" tanya Nae heran dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Sementara itu di ruang makan.
"Mamah.. Mami mana?" tanya adek yang duduk di samping abang.
"Lagi ke kamar kalian kayaknya" ucao Batz terkekeh. "Huh.. Mami selalu menganggap kita terlalu kecil, dek" ucap abang yang duduk di sebelah kanan kursi kebesaran Nae.
"Abang tuh yang sok gede" ucap adek yang membuat abang cemberut dan Batz tertawa.
"Hey.. Anak Mama ga boleh cemberut pagi-pagi." Abang tersenyum mendengar ucapan Batz dan seketika mereka menoleh ke arah tangga karena mendengar suara sepatu menuruni tangga.
"Loh.. Kok kalian?" Tanya Nae melihat kedua buah hatinya sudah duduk rapih di meja makan.
"Mami... Kami sudah besar. Ga perlu dibangunin. Kami tau kewajiban kami" ucap abang benar-benar seperti orang dewasa.
Nae saja sampai dibuat terkejut oleh pernyataan anak tertuanya. Batz tersenyum melihat ekspresi Nae. Nae menoleh ke arah Batz, Batz mengindikkan bahunya sambil tersenyum.
Lalu Nae duduk dikursinya dan meminum susu yang berada di samping kanannya.
"Kamu nanti nganterin mereka, sayang?" Tanya Nar menggenggam tangan Batz yang berada di atas meja.
Belum sempat Batz menjawab, abang telah memotong ucapan Mamanya.
"Ga usah, Mah, Mih. Kami sudah besar. Kami bisa langsung masuk kelas sendiri kok. Iya kan, dek" ucap abang menatap sang adik. Adek yang sedang mengunyah roti hanya bisa menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan ucapan abangnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/90392201-288-k582132.jpg)