Masih di dalam kamar President Suite di hotel milik Nae di pusat kota Zurich, Swiss.
"Kenapa kembar, Yang?" tanya Nae yang sedang memeluk Batz dari samping dan menaruh kepalanya tepat di samping wajah Batz.
"Supaya aku sekali aja hamilnya. Hehehe" ucap Batz santai menoleh sekilas ke arah Nae dan terkekeh.
Nae tertawa dan mencium pipi Batz.
"Oh.. Jadi kembar cowo cewek biar paket lengkap gitu?" tanya Nae menatap wajah Batz yang sangat menggemaskan bila tersenyum.
"Hahaha iya, gitu. Kayak makanan itu, by. Nasi ples ayam ples minum" ucap Batz tertawa akan pemikirannya sendiri.
"Astagaaa.. Anak gue disamain dengan paket ayam" ucap Nae menghela napas lemah dan menaruh wajahnya di ceruk leher Batz.
"Hahahaha bukan gitu, by. Kamu sih ngomongnya paket lengkap. Aku kan cuma kepikiran paket ayam pas kamu bilang paket lengkap. Hahaha" Batz kembali tertawa. Ia geli sendiri dengan ucapannya.
"Ya bukan salah kamu juga sih. Yoweslah. Lupakan" ucap Nae mengeratkan pelukannya.
"Kamu mau ngelupain aku?" Tanya Batz berdrama sesedih mungkin.
"Bodo amat, Yang. Oh iya, ngomong-ngomong, kamu udah punya nama untuk mereka?" Tanya Nae menatap wajah Batz. Batz mengangguk dan menatap wajah Nae.
"Aku sudah punya. Kalau perempuan, aku mau kasih nama Aurora. Kalau lelaki, namanya Lazuardi. Gimana menurutmu?" Tanya Batz dengan wajah berbinar.
"Lazuardi? Biru langit??" Tanya Nae menatap wajah Batz. Batz mengangguk dengan antusias dan senyum mengembang.
"Langit? Aurora dan Lazuardi kan langit banget" ucap Nae masih menatap ekspresi Batz yang tidak berubah.
"Menurutmu gimana?" Tanya Batz tetap dengan senyum mengembangnya.
"Keren! As your wish, my lovely. Kita pakai nama itu sebagai nama depan mereka. Tapi aku mau mereka punya nama tengah. Kan nama belakangnya pake nama aku, soalnya kepunyaanku akan menjadi punya mereka. Gimana, sayang?" Tanya Nae mengecup bibir Batz.
"Aku suka.. Aku suka.. Aku suka.. Kamu ada nama?" Tanya Batz mengelus rahang kiri Nae.
"Aku punya nama Sabine sih untuk yang perempuan" ucap Nae seraya berpikir. "Apa artinya, sayang?" Tanya Batz menatap Nae.
"Sangat menarik, cerdas, berjiwa petualang, ramah namun pemalu, selalu diberkati, tidak dibuat-buat dan unik, penuh semangat, mudah beradaptasi. Bahasa karakteristik gitu, Yang" ucap Nae manggut-manggut.
"Kamu makan apa sih, Yang? Sampe apal gitu lengkapnya" ucap Batz heran dengan kejeniusan Nae.
"Makan kamu" goda Nae mengecup bibir Batz. "Mesum" Batz memukul lengan Nae pelan.
"Tapi sayang kan?" Tanya Nae. "Aku gak denger apa-apa" ucap Batz menatap datar ke segala penjuru ruangan.
"Hahahaha kamu nyebelinnya bukan cuma di chat ternyata" ucap Nae mencubit gemas hidung Batz lalu mereka tertawa bersama.
"Aurora Sabine Suthatta. Nama yang keren, Yang. Kamu tau nama Isandro ga?" Tanya Batz menatap Nae di sampingnya.
"Isandro ya.." Nae menatap langit-langit kamarnya seraya berpikir dan sedikit berdecak sambil mengusap pinggng Batz lalu tersenyum.
"Ya, aku tahu. Bahasa Yunani yang artinya manusia bebas. Bener ga?" Tanya Nae menopang kepalanya dengan tangan kanannya.
"Tuh kan.. Bener lagi. Gimana sih bisa pinter kaya kamu?" Tanya Batz masih heran dengan kemampuan otak istrinya yang di atas rata-rata. Bahkan Nae bukan hanya memahami tiga bahasa tapi banyak.
