The Real Epilog

3.6K 151 143
                                        

BatzNae serta abang adek sangat menikmati liburan mereka. Liburan yang semakin mengeratkan kebersamaan dan kasih sayang dalam keluarga kecil mereka.

Selama lima hari mereka bersama disana, cukup untuk mengisi daya guna menghadapi rumitnya hidup perkotaan.

Tidak jauh berbeda dengan BatzNae, TinAom dan juga DarMar sedang berlibur di luar negeri.

Kalau TinAom sedang di Nepal, DarMar sedang berada di Indonesia.

***

Hari-hari berlalu, pagi ini BatzNae serta abang adek sedang sarapan bersama di meja makan.

"Sayang.. Kamu jadi pergi sama Aom?" Tanya Nae yang sedang menyendokkan pancake berlumuri saus mapple ke dalam mulutnya.

"Iya, sayang. Jadi. Bahkan sepertinya Darin akan ikut. Mungkin aku pulang sore. Kids.. Kalian tempat Oma gpp kan?" Tanya Batz kepada kedua anaknya.

"Santai, Mam. Bunda Aom kan emang sedang butuh Mama. Jangan khawatirkan kami" ucap abang tersenyum sangat tampan.

Batz tersenyum dan mengangguk. Ia sangat bahagia memiliki anak yang sangat mengerti kehidupan mereka.

Aom sedang berduka, pasalnya, nenek kesayangannya baru saja meninggal dunia. Tina sedang berada di luar negeri dan Batz tahu ia sangat dibutuhkan.

Usai sarapan bersama, Batz pamit pergi terlebih dahulu karena abang adek akan diantar oleh Nae.

Saat mobil Batz telah tidak tampak di pekarangan, Nae melirik ke arah keduanya dan menaikkan kedua alisnya.

Kedua anaknya tampak heran. "Mami kenapa sih, bang?" Tanya adek melihat ke arah sang abang. "Gatau, dek, udahlah biarin aja. Yuk masuk" ajak abang merangkul pundak sang adik untuk masuk ke dalam rumah mereka.

"Astagaaaa.. Itu anak-anak gue?? Some body! Kill me now!" Batin Nae bengong melihat kelakuan kedua anaknya sementara abang adek sedang mengulum senyum karena berhasil menggoda Mami mereka.

Sesaat setelah terkejut, Nae mengikuti kedua anaknya untuk masuk ke dalam rumah.

"Bang.. Dek.." Teriak Nae menuruni tangga ketika sudah siap dengan tas dan kunci mobilnya. "Ga usah jerit-jerit, Mi" ucap adek dari ruang TV dan merentangkan tangannya pertanda ia minta digendong.

Nae menggendong adek dan menaikkan alisnya menatap adek, abang mana?

Adek menggindikkan bahu menatap Nae, manakutahu, Mih.

Nae menghela napas dan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah.

Tidak lama kemudian, abang terlihat keluar dari kamar mandi dan menatap heran adik dan Maminya, kenapa?

Nae menatap abang, abis ngapain?

Abang menghela napas, apadeh, Mih dan berjalan melenggang mendahului Nae menuju pintu utama.

Nae menatap adek, kenapa dia?

Adek memutar bola matanya malas. "Yakali, Mih, abang jualan popcorn di toilet. Udahlah jalan. Aku berasa jadi keluarga paranormal, ngomongnya cuma pake ekspresi" keluh adek yang sukses membuat Nae terbahak.

Lalu Nae menuju pintu utama rumah mereka dengan menggendong adek sedangkan abang sudah terlebih dahulu duduk di sebelah kursi pengemudi.

"Siap, sayang?" Tanya Nae menatap wajah samping abang dan menatap adek melalui spion tengah mobilnya. Kedua anaknya mengangguk dan Nae mulai menjalankan mobilnya ke luar pekarangan rumah.

Sesampainya di pusat perbelanjaan, mereka terus berkeliling. Masuk dari satu toko ke toko lain.

"Jadi yang mana?" Tanya Nae sedikit frustasi karena ia baru menemukan satu barang yang dicarinya. Ia sedikit mengacak rambutnya lalu merapihkannya lagi dengan jari-jarinya ke belakang kepala.

Ms. CEO (II)Where stories live. Discover now