Hari ini memasuki bulan ke empat dari kehamilan Batz. Perut Batz tidak terlalu besar namun itu justru membuat gemas Nae.
Seperti saat ini, ketika BatzNae sedang berada di ruang TV dimana Nae sedang merebahkan kepalanya di paha Batz dan tangannya mengelus-elus perut Batz yang terlihat seperti rata.
"Sayang.. Perutmu mana sih?" tanya Nae terkekeh sambil tetap mengelus perut sang istri.
Selama hamil, Batz memang lebih sensitif. Namun, Nae sangat senang melihat Batz merajuk.
Batz yang kesal karena ucapan Nae tiba-tiba saja berdiri dan meninggalkan Nae dengan kepalanya beradu dengan sofa.
"Aww.. Sayang.. Sakit" ucap Nae mengelus belakang kepalanya dan beranjak duduk.
"Sakitan hati aku saat kamu berucap seperti itu" ucap Batz berlebihan dan berjalan menuju kamarnya.
"Huh.. Emang semua bumil sesensitif ini ya?" Gumam Nae menghela napasnya malas.
"Makanya kamu aja yang hamil, jadi tau gimana rasanya!" Ketus Batz dan meninggalkan Nae yang melongo melihat Batz kesal.
Batz berjalan tergesa saat menaiki tangga dan membanting pintu kamar mereka sebelum ia menguncinya dari dalam sedangkan Nae masih melongo melihat kelakuan istrinya.
"Padahal tadi gw cuma menggumam pelan deh" ucap Nae tidak percaya Batz mendengar ucapannya.
Setelah sejenak berpikir, Nae mencoba menghubungi AomDarin. Ia menggunakan conference call.
"Halo.." Sapa Aom dari sebrang.
"Ngapa, bos?" Tanya Darin malas.
"Ke rumah gw sekarang bisa?" Tanya Nae dengan pandangan masih fokus pada TV.
"Kenapa?" Tanya Darin mewakili Aom.
"Batz lagi sensi banget. Bantu bujuk. Gw ngomong dikit aja salah mulu. Barusan dia banting pintu kamar. Supir gw akan jemput kalian. Dandan ga pake lama. Makasih kesayangan" ucap Nae dan langsung memutuskan sambungannya.
"Seenaknya" umpat AomDarin bersamaan dari tempat yang berbeda.
15 menit kemudian, supir Nae sudah menjemput Darin dan sekarang sedang di perjalanan menuju rumah Aom.
10 menit kemudian, Aom sudah duduk di dalam mobil bersama Darin.
"Apalagi kelakuan Nae ini" keluh Darin karena ia tahu Nae memang senang menggoda Batz.
"Batz juga jadi lebih sensi sih. Wajar aja mereka begini" ucap Aom terkekeh menanggapi ucapan Darin.
Tidak sampai 10 menit, mereka sudah sampai di rumah Nae.
"Mana, Batz?" Tanya Aom begitu menemukan Nae sedang makan es krim di depan TV besarnya.
"Tuh di kamarnya. Biasanya sih lagi maen game apa itu yang nanem-nanem, beternak gitu?" Ucap Nae masih asik dengan makanan dan tontonannya.
"Oh.. Hay day?" Tanya Aom dan dijawab anggukan oleh Nae.
"Padahal kalo dia emang mau beternak dan bercocok tanam, bisa gw beliin lahannya daripada cuma hayal di hp gitu" ucap Nae kesal. Karena biasanya Batz akan mengacuhkan Nae kalau sedang fokus bermain game tersebut.
"Hahaha orang gila. Yakaliiii istri CEO terkenal jadi petani" ucap Darin memukul Nae dengan bantal yang ada di sofa.
"Abisnya... Kalo udah maen itu, gw seakan ga ada. Ga dipeduliin lagi. Emang lebih menarik tuh sapi ya daripada gw? Hih.." Kesal Nae dan menyendokkan es krim lebih banyak ke mulutnya.
