Aku pulang diantar Moniq. Awalnya dia diam. Kurasa dia mencoba membaca pikiranku. Lama-kelamaan dia terlihat kesal dan akhirnya bertanya.
"Apa yang kalian bicarakan tadi? Ceritakan kepadaku atau aku marah." Moniq bicara dengan nada mengancam.
"Kau bertanya kepadaku? bukankah kau bisa membaca pikiran?" Tanyaku dengan sedikit bercanda.
"AKU TIDAK BISA MENCARI INFORMASI TENTANG HAL ITU. Sebel." Moniq duduk menghadap sisi yang lain, seakan marah padaku.
"Kita saudara."
"BOHONG. Pasti ayah membohongimu agar kita tidak bisa saling berhubungan."
"Tidak, ini sungguhan. Jack adalah kakek buyut kita. Itulah mengapa kadang tanpa sadar aku bisa memblok pikiranku darimu. Kemungkinan..."
"Kemungkinan kamu mempunyai beberapa kemampuan yang berbeda."
"Ya, ayahmu berkata seperti itu."
"Jadi, kita saudara jauh?" Moniq bertanya dengan wajah sedih.
"Sepertinya begitu."
"Saudara jauh itu boleh menjalin hubungankan?"
Wajahnya semakin terlihat sedih."Setahuku sih boleh."
Lambat-laun senyum itu kembali lagi ke wajahnya yang cantik. Yah, wajahnya memang cantik. Hidungnya yang mancung itu membuatku agak sulit untuk tidak memerhatikannya.
"Kenapa? Hidungku bagus kan? Akui saja. Hufff, sekarang aku jadi tidak bisa membaca pikiranmu lagi."
"Adilkan? Aku toh tidak bisa membaca pikiranmu."
"Belum bisa! Setelah ini aku diminta ayah untuk mengajarimu dan asal kau tau, telepati bisa membaca pikiran orang, bahkan bicara dengan orang itu, dan satu lagi, memengaruhi dirinya tanpa disadari oleh orang tersebut. Kau jauh lebih berbahaya dari pada pembaca sepertiku."
Yang ini aku baru dengar. Kenapa tuan William tidak menjelaskannya tadi?
"Mungkin ayah lupa menjelaskannya kepadamu. Dia sudah tua."
***
Sesampainya kami di rumahku, Moniq merengek untuk bisa menginap di rumahku. Fibi dengan sangat senang hati menerimanya. Sekarang baru jam 8 malam, tapi Moniq sengaja mencari alasan untuk tetap ada di dekatku.
Kamar Fibi cukup besar walau tidak sebesar kamarku. Kalau dia menginap tak akan jadi masalah, tapi aku sedikit tidak nyaman. Ayah dan ibuku juga santai saja. Sial. Mereka bertiga benar-benar sudah bersekongkol untuk menjodohkan kami berdua.
Kami cukup lama mengobrol di rumah tuan Will, dia membicarakan tentang silsilahku dan silsilah Moniq. Dari yang dia ceritakan, ternyata kakek Jack memiliki kemampuan regenerasi yang membuatnya awet muda. Lalu mengapa ia menghilang? Tuan Will hanya memiliki asumsi, bukan fakta, bahwa kemampuan kakek buyut kami itu adalah yang terlangka dan banyak dicari oleh orang-orang berkuasa. Mereka berusaha untuk mendapatkan kemampuan itu agar bisa berkuasa selamanya.
Jadi, kakek buyutku adalah satu-satunya orang yang tidak akan pernah tua. Dia juga salah satu orang yang paling kuat kemampuan membaca nya. Menurut tuan Will, dirinya mampu membaca dari jarak 1km. Tuan Will saja baru bisa dari jarak ratusan meter. Itulah mengapa sampai detik ini kakek tidak dapat ditemukan.
"Sebenarnya, kemampuan membaca hanya dimiliki oleh laki-laki. Moniq adalah satu-satunya perempuan yang memiliki kemampuan ini. Keluarga kita sejak dari keturunan Kakek Jack memang banyak memiliki keunikan, termasuk dirimu." jelas tuan Will.
"Lalu apakah adikku?" Aku bertanya kepada tuan Will saat masih di rumahnya.
"Dari data yang kumiliki, sepertinya dia memiliki kemampuan kakek. Ini yang kukhawatirkan. Adikmu sepertinya dalam bahaya, tapi ini masih mungkin. Kemampuan regenerasi baru bisa terlihat ketika berumur di atas 20 tahun. Namun yang pasti, dia memiliki kemampuan berpikir, apakah kau tidak tahu bahwa adikmu memiliki IQ 200?"
Yang aku tahu, aku memang bodoh, dan Fibi memang jauh lebih pintar dariku. Dia seringkali membolos, namun nilainya selalu bagus. Kupikir itu karena ingatnya kuat. Ternyata memang dia memiliki kemampuan yang lain.
Fibi jarang sekali memerhatikan sesuatu secara fokus. Dia melihat sesuatu hanya sekelebat saja, namun dia tahu dan ingat secara rinci. Dari sejak sd dia selalu dalam jajaran ranking 3 besar dan saat smp selalu 5 besar. Kurasa, dia sengaja menyembunyikan kemampuannya itu.
***
Kulihat Fibi senang sekali bercanda gurau dengan Moniq. Yah, itu karena mereka seumuran juga.
"Kau pernah ikut tes IQ kan?" tanyaku.
"Ya, pernah, sudah lama sekali. Saat aku kelas 1. Entah hasilnya ada di mana. Kenapa memangnya?"
Wajahnya terlihat jujur, tidak berusaha menyembunyikan sesuatu. Artinya dia belum menyadarinya.
"Tak apa, kau main saja dengan Moniq."
"Sampai jumpa besok pagi zo." ucap Moniq dengan senyumnya yang cantik.
Cantik....
..............
Chycil. . . . .
Aku menyayangi Chycil. Ingat Chycil.
..........Aku mencoba mencari di arsip Keluarga di ruang perpustakaan.
"Kamu sedang cari apa kak?" Ibuku memperhatikan dari luar pintu.
"Hasil tes IQ adik ma. Mama tahu di mana?"
Ibuku malah membantuku mencarikannya. Data Fibi adalah data yang paling berantakan. Aku mulai mencurigai sesuatu.
"Kenapa data adik bisa berantakan begini ma? Adik tidak pernah membereskannya?" Tanyaku
"Dia lebih senang seperti ini. Dia pasti bisa menemukan datanya kalau berantakan seperti ini." jawab ibuku.
"Nah ini dia."
Ibuku menemukannya, map biru. Dengan perlahan kubuka map itu. Kuambil lembaran di dalamnya... dan benar saja, IQ nya 210.
###754 KATA
Jangan lupa vote atau komen ya
Terima Kasih sudah membaca
Bantu share juga ke teman-teman
![](https://img.wattpad.com/cover/91094990-288-k823043.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoey
Science FictionAku hanya seseorang yang menyukai seni dan tidak terlalu peduli dengan keadaan dunia ini. setelah virus menyebar dan banyak orang menjadi korban, mau tidak mau aku harus ikut ambil bagian dalam misi menyelamatkan umat manusia.