(30) Musuh baru?

180 22 1
                                    

Kami semua bertanya-tanya, siapa Tika yang kami temui seharian tadi??? Aku pun bertanya kepada Jamal, Ariq dan Prio, bagaimana bisa Tika ke atas sana?

Prio pun menjawab, "Tidak ada orang lain yang naik ke atas sana kecuali Jamal dan Ariq."

"Iya Kak, hanya kami berdua, tidak ada orang lain." Sahut Jamal dan Ariq pun meng'iya'kan.

Aku harus bertanya pada Andrew atau Moniq.  "Maaf mengganggumu Andrew. Apakah ada kemampuan berubah bentuk? Menyamar menjadi orang lain. Adakah?"

"Apa maksudmu?"

"Seseorang telah mengelabui kita dengan menyamar sebagai Tika, salah satu senior di Grup Teater kami."

"Rei tidak mungkin memiliki kemampuan itu."

"Memang bukan Rei."

"Lalu siapa Zo?"

"Andrew, adakah kemampuan seperti itu?"

"Jauh lebih langka daripada kemampuan buyut kita."

"Mungkinkah Rei memiliki teman?"

"Sangat mungkin. Akan lebih baik jika dia tidak bekerja sendirian. Namun Rei bukan orang yang mudah bergaul dengan orang lain. Lagipula kalau memang teman Rei, Chycil mungkin tidak akan ada di sini. Dia sudah pasti akan dibawa pergi. Ingat?"

"Oh, ya, Bill menginginkannya."

"Sepertinya kita punya musuh baru saudaraku."

***

Andrew pulang untuk bertemu dengan Tuan Will guna membicarakan tentang orang baru ini. Aku dan Moniq masih di Rumah Sakit. Yang lain pun sudah pulang, mereka tentu butuh istirahat.

Ruangan ini cukup besar dan lengkap. Ada TV serta lemari pendingin, kamar mandi juga ada. Tempat tidur Fibi fan Chycil bersebelahan. Mereka terlihat tenang dalam tidurnya, tidak seperti kami yang masih pusing memikirkan penyebab segala hal yang telah terjadi.

Moniq sudah jauh lebih tenang dari sebelumnya. Dia terus memegang tangan Fibi. Saat tahu Chycil cidera, dia juga ikut khawatir. Aku sangat senang melihat sikapnya. Dia terus memanjatkan doa.

"Jadi bukan Rei pelakunya? Satu orang yang kita tidak kenal?"

"Ya, dia menyamar menjadi Tika."

"Aku pernah dengar kemampuan itu dari Bunda. Dulu neneknya Bunda, Buyutku yang lain, pernah mengenal seseorang dengan kemampuan seperti itu."

"Bisakah kita mencari informasi mulai dari sana?"

"Maksudmu? Dari kenalan nenek buyutku?"

"Iya. Mungkin saja..."

"Ya sangat mungkin. Tapi ada urusan apa dia sampai berbuat seperti ini kepada kita?"

"Entahlah, cepat hubungi kakakmu."

Moniq segera menghubungi Andrew dan menjelaskan apa yang kami bicarakan tadi. Rei saja sudah cukup merepotkan. Sekarang bertambah satu lagi. Orang yang benar-benar lebih berbahaya dibandingkan Rei.

"Mereka sedang mencarinya. Sekarang kita hanya bisa menunggu. Kalau saja Kemampuan Fibi sudah bangkit. Dia tidak akan berada di sini."

"Aku juga berpikir begitu. Tunggu... Situasinya sungguh aneh."

"Apanya yang aneh?"

"Luka Fibi cukup fatal... sedangkan Chycil hanya memar di kepala, bukan sesuatu yang membahayakan nyawanya."

"Mungkin tidak cukup waktu untuk melakukannya?"

"Tidak, itu tidak mungkin. Tidak cukup waktu untuk melarikan diri, tapi untuk melukai lebih dari itu sangatlah cukup."

"Jadi maksud kamu apa?"

"Dia jelas lebih mengincar Fibi dibandingkan Chycil. Apa mungkin musuh pribadinya?"

"Tidak ada hubungannya dengan Rei?"

"Ya, itu maksudku."

"Pemikiran itu terlalu dini kak."

Kami terus membahas kemungkinan-kemungkinan tentang indentitas orang misterius ini sepanjang malam.

"Lihat, sekarang sudah pukul 1 pagi. Sana, istirahatlah." Ucapku kepada Moniq yang terlihat sangat lelah.

"Kamu juga istirahat kak."

"Aku harus tetap berjaga."

"Ada Jono di depan kak."

"Tak apa. Kau tidurlah lebih dulu di kasur tambahan itu. Aku akan tidur di sofa sana nanti."

"Baiklah kalau itu mau kamu."

Aku duduk menghadap ke Fibi. Tak kuasa aku menahan air mata yang dari tadi ingin menetes. Perban itu melilit tubuhnya. Luka itu suatu saat akan kubalaskan wahai adikku.

"Kak" Chycil terbangun.

"Kamu tidak apa-apa? Bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik-baik saja. Hanya kepalaku... sedikit pusing."

"Ya, karena seseorang memukulmu. Kamu ingat pelakunya?"

"Tidak, yang kuingat, aku masuk ke kamar mandi bersama Poppy namun ia keluar lebih dulu karena seseorang meneleponnya. Setelah itu aku tidak ingat apapun."

"Bagaimana dengan klonmu?"

"Mereka juga tidak melihat sesuatu yang mencurigakan. Ah... Tika. Kak Tika yang memukulku. Itu kata mereka."

"Ya, kami sudah mengetahui hal itu."

"Kenapa kak Tika memukulku? Aku salah apa?"

"Itu bukan Tika. Hanya seseorang yang menyamar sebagai Tika. Itulah mengapa klonmu tidak merasa curiga."

"Bagaimana keadaan Fibi?"

"Masih belum sadarkan diri tapi keadaannya baik."

"Syukurlah kalau begitu. Moniq... Dia tidak pulang?"

"Dia mengkhawatirkan kalian berdua."

Tampak senyum kecil di wajahnya.

###

671 kata, terima kasih yang sudah mau bersabar dan menunggu.

Vote dan Komentarnya saya tunggu ya.

TERIMA KASIH

ZoeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang