Sore itu adalah hari kehancuran rumah yang sudah aku tempati selama lebih dari 20 tahun. Rumah yang memiliki banyak kenangan bagiku, kini telah rata dengan tanah, tak bersisa. Tiga orang anak buah Guru Yo tewas. Ini semua karena Rei.
Penjagaan di sekolah ditambah. Nyonya Arum membawa seluruh pemain dan kru pementasan ke rumahnya. Semua sudah berangkat kecuali aku, Moniq dan Jono. Dia bersikeras ingin menemaniku.
Dia menggenggam tanganku dan berkata, "Sabar. Aku tau kamu sangat marah. Tapi ada saatnya nanti. Kamu bisa membalas Rei setelah kemampuanmu benar-benar sudah sempurna. Kamu sekarang bukan tandingan Rei. Ini cuma peringatan, dia pasti sedang mengawasi kita sekarang.
"Aku harus jadi lebih kuat!"
"Aku tau. Makanya, sekarang kita pulang, lalu latihan. Ok?"
Badanku lemas, aku berjalan tanpa melihat kemana-mana lagi. Aku terdiam selama perjalanan pulang ke rumah Tuan Will. Moniq terus memegang tanganku dan menghiburku.
***
Sekarang masih pukul 7 malam. Rumah Tuan Will benar-benar ramai, lebih ramai dari biasanya. Nyonya Arum terlihat gembira dengan keramaian ini. Jumlah seluruh pemain dan kru bisa lebih dari 50 orang. Untunglah rumah ini memiliki banyak kamar.
Rumah ini tepatnya memiliki 15 kamar tamu, 1 kamar pribadi milik Tuan dan Nyonya, 1 kamar Moniq, 1 kamar Andrew, total 18 kamar. Mereka sebenarnya dibagi 5 orang per-kamar, namun mereka menolak. Mereka lebih nyaman tidur beramai-ramai.
Fibi, Angel, Uthe, Anin, Rifqa dan Marta menunggu kedatanganku. Aku tidak melihat Chycil, di mana dia?
Aku turun dari mobil dengan tubuh yang masih lemas. Fibi langsung membopongku ke ruang keluarga. "Kakak tidak apa-apa? Jangan dipikirkan lagi. Yang terpenting, Ayah dan ibu aman. Mereka juga tak perlu mengetahui hal ini."
"Yah, terserah kau saja." jawabku lemas.
"Aku sudah bercerita kepada mereka."
"Dimana chycil?"
"Sepertinya ada di kamar, bersama yang lainnya."
"Mereka ingin mendengarnya langsung dari mulutmu. Lagi pula aku tidak bisa memberikan bukti."
"Kau tidak menceritakan tentang chycil? baguslah."
"Aku tidak sebodoh kau kak."
"Aku ambilkan susu cokelat dulu yah zo." Kata Moniq setelah menaruhku di sofa empuk di ruang keluarga. Yang lain sudah duduk di dekatku, memandangku dengan wajah penuh pertanyaan, keingintahuan.
"Dimana Nyonya Arum?" tanyaku.
"Sedang berkeliling, melihat anak-anak."
"Jelaskan kepada kami. Ada apa sebenarnya ini???" Tanya Anin.
"Masalah keluarga." Jawabku.
"Masalah keluarga apanya? Bagaimana kakak bisa bicara denganku tadi, seakan kakak masuk ke kepalaku?" tanya Angel.
"Kepalaku juga," sambung Uthe.
"Itu tidak masuk di akal. Jelaskan kak. Kami di sini butuh penjelasan." sambung Marta.
"Moniq dan Aku serta Fibi adalah keluarga jauh. Kami mempunyai satu buyut yang sama, nama beliau Jack Burns. Beliau memiliki saudara kembar bernama Bill Burns. Mereka berdua masih hidup karena memiliki kemampuan regenerasi, tidak akan pernah tua. Begitu juga dengan kami sebagai keturunannya, kami memiliki kemampuan yang mungkin tidak masuk di akal."
"Termasuk masuk ke dalam kepala kami?" sambung Uthe.
"Ya. kalau aku hanya bisa membaca pikiran kalian, sedangkan Zo bisa berbicara melalui telepati dengan kalian." Sambung Moniq sambil membawakan segelas susu cokelat hangat. "Semua sudah istirahat. Bunda juga, tinggal kita yang masih terjaga."
"Tidak mungkin. Semua itu omong kosong. Mana ada kemampuan-kemampuan semacam itu." Anin berkilah, tak memercayai semua yang kukatakan.
"Aku percaya." Raut wajah marta seketika berubah, Sebenarnya aku juga memiliki kemampuan yang tidak pernah diketahui orang, bahkan keluargaku sendiri."
Angel berkata, "Kamu juga Ta? Mustahil."
"Apa kemampuan mu?" tanya Fibi.
"Aku... bisa melihat arwah, senyata melihat kalian." jawab Marta.
Kami semua terdiam.
"Mereka ada di sekitar kita. Kadang mereka ada yang bisa dan mau membantuku, patuh terhadap perintahku. Dan jumlah mereka banyak, banyaaak sekali."
"Seperti Chyl." ucapku tak sengaja.
"CHYCIL JUGA?" Mereka berteriak bersamaan.
"Kakak bodoh." Tegur Fibi. "Tapi kemampuannya sedikit berbeda. Dia tidak melihat arwah, yang dia lihat adalah klon, seperti saudara kembarnya."
"Lalu siapa yang menghancurkan rumahmu kak?" Tanya Rifqa.
"Teman Kakakku Andrew. Namanya Rei?"
"Rei? Rei Nataferi???" Tanya Uthe yang tampak kaget ketika mendengar namanya.
"Astaga, dia sepupumu." Ucap Moniq yang terlihat jauh lebih kaget daripada Uthe setelah membaca pikirannya. "Ya benar, dia sepupumu."
###
643 kata
Lanjutttt?
terima kasih para pembaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoey
Science FictionAku hanya seseorang yang menyukai seni dan tidak terlalu peduli dengan keadaan dunia ini. setelah virus menyebar dan banyak orang menjadi korban, mau tidak mau aku harus ikut ambil bagian dalam misi menyelamatkan umat manusia.