Seorang wanita berumur sekitar 20 tahun atau 22 tahun berambut hitam panjang terikat, memakai mantel panjang abu-abu dan sepatu kets merah hadir di depanku dan menjelaskan semua pertanyaan kami tentang kemunculan chycil kemarin. Dia adalah penyelamat bagiku. Dia menyesali perbuatannya yang sebenarnya adalah keterpaksaan.
"Jika aku tidak melakukan apa yang ia minta, maka aku tidak akan bisa bertemu lagi dengan kakakku. Dan mereka telah mengambilnya dariku." Dan ia pun menangis dalam balutan kekesalan dan penyesalan.
Aku menelpon andre setelah itu. Dia pun segera datang untuk menjemput kami. Aku langsung membawanya menemui tuan will. Tuan will menerima aubrey dengan tangan terbuka.
"Kami menerima erik. Tentu saja kami juga akan menerimamu. Selamat datang di keluarga kami, aubrey." Ucap tuan will sesaat setelah aubrey menceritakan segalanya.Aku melihat andre berjalan pergi menjauh. Aku merasakan keharuan di dalam dirinya.
"Ada apa? Apakah ada yang salah?"
"Selama ini keluargaku hanyalah kakek jack. Dan kini aku memiliki kalian. Aku hanya ..."
"Tidak terbiasa?"
"Ya.... Tuan will benar-benar orang yang luar biasa."
Ya. Beliau benar-benar luar biasa. Mungkin juga karena dia dapat membaca pikiran kami. Tapi pikiran tidak sama dengan hati. Tak ada satupun yang dapat membacanya.
***
Aku banyak meluangkan waktu bersama aubrey seusai kami bertemu dengan tuan will. Kubawa ia ke rumah sakit untuk melihat keadaan chycil. Nyonya arum sudah pulang. Hanya ada moniq yang telah tertidur di sofa, serta fibi yang sedang pergi membeli makanan.
Ia mendekati chycil lalu menggenggam tangannya dan berbicara, "Lekaslah bangun... kita sudah bebas." Kemudian air mata menetes dari pipinya.
...
Aku mengajaknya duduk untuk membicarakan tentang bill. Tentang 'apa yang direncanakannya?' serta hal-hal lain.
"Kami tidak dapat apa-apa dari semua tawanan kami. Mereka semua mati sesaat sebelum tuan will sempat masuk ke dalam kepala mereka." ucapku.
"Mereka yang setia padanya memiliki racun sianida di gigi geraham mereka. Mereka siap mati demi ideologi bodoh orang tua itu. Bahkan wendy sendiri bisa dibodohi olehnya. Aku sudah mengatakan kepadanya bahwa rei itu adalah orang tua yang menyamar, tapi dia tidak mendengarkanku."
Aku merasa ada kejanggalan dalam ucapannya.
"Kau mengenal wendy?" tanyaku heran.
"Ayahku adalah kepala pelayan di rumahnya. Aku sering menemaninya bermain."
Pantas saja... Aubrey adalah anak bobby, kepala pelayan wendy. Aku tak dapat menyembunyikan keterkejutanku.
Aubrey menceritakan banyak hal mengenai wendy. Aku membiarkannya bercerita lebih banyak karena itu jauh lebih sopan dibandingkan dengan membaca pikirannya.
"Wendy hanyalah seorang gadis kesepian yang membutuhkan kasih sayang. Dia adalah yatim...""Ya, aku tahu itu. Semuanya memang bermuara pada kakek tua itu."
"Maafkan aku... Aku lah penyebab tertangkapnya jack."
.....
.....
.....
Aku terdiam sesaat.
.....
"Aku tidak menyangka dia akan membunuh saudaranya sendiri. Maafkan aku."
.....
Dia... melakukannya dengan ancaman...
Aku harus bisa lebih tenang.
.... bukan...Bukan dia pelakunya.
"Bukan kau penyebabnya. Bill yang bersalah.... tapi tolong... jangan bahas itu untuk saat ini. Bisakah kita membahas tentang virus? Di mana letak labnya? Di mana kah target utamanya."
"Yang jelas bukan di negara ini. Dia sangat menantikan pertarungan denganmu. Dia menantikan hal itu. Tentang lab, aku tidak tahu menahu. Seseorang yang tahu tentang itu telah tewas bersama dengan kakakku."
"Wanita itu?"
"Ya. Dia, Yola. Keluarganya juga disekap olehnya. Aku tidak bisa membantumu kalau tentang lab, tapi.... aku tahu lokasi berikutnya. Lokasi di mana dia akan menyebarkan virus itu."
"Di mana?"
"Negara dengan populasi terbesar di dunia. Dan kali ini virus itu akan bertahan lebih lama dan menyebar lebih cepat. Akan banyak korban berjatuhan dan tak akan ada yang bisa menghentikannya."
Tepat seperti yang kakek jack katakan dalam pesannya. Mungkin sudah saatnya menjemput ari.
***
Keesokan harinya, aku bersama andre pergi menjemput ari. Ari adalah seorang anak kecil berumur 9 tahun. Seorang warga negara india. Seseorang yang selama ini tidak pernah kami bahas. Seseorang yang akan berpengaruh besar pada situasi saat ini.
"Ari adalah anak berkemampuan 'penetral'. Aku tak sengaja bertemu dengannya saat berada di India. Keberadaannya tidak diketahui oleh siapapun kecuali aku dan andre. Jika keadaannya sudah gawat, tolomg kau jemput dia dan amankan."
Begitulah isi pesan kakek.
Bagaimana dia bisa bertemu?
"Kami saat itu sedang mengawasi salah satu markas dia di India. Tempat yang cukup kumuh di mumbai. Ketika kami hendak pergi dari kamar mandi umum sana, sebuah ruangan besar hijau yang penuh coretan, dengan beberapa pintu yang rusak. Tiba-tiba aku kehilangan kemampuanku. Aku sempat merasa bodoh. Aku tetap berada di sana dan tak dapat pergi ke mana-mana. Lalu kakek berpikir, pasti ada seseorang yang menyebabkan ini. Saat kami cari, ternyata ada anak kecil yang sedang kencing di dakat kami. Dengan wajah polosnya dia tersenyum kepada kami dan mengucapkan sesuatu dalam bahasa india yang tak kami pahami. Sepertinya ia meminta maaf."
Andre sendiri tidak tahu apa rencana kakek tentang anak itu. hanya aku yang tahu. Yang andre tahu hanyalah.
"Dia penting. Kita harus menjaganya."
Saat kami tiba di rumahnya... dia tidak ada di sana.
Sebuah ruangan 5x5 meter yang kotor. Tak ada apapun kecuali serpihan pasir dari dinding yang rusak. Andre terlihat panik.
"Ini tempat tinggalnya. Dia, kakak serta ibunya. Mereka tidak mungkin pergi." Andre melihat ke luar rumah, sekelilingnya juga sepi. "Aneh. Sepertinya semua penduduk sekitar sini telah pergi. Seakan ada peringatan bahaya. Apa yang harus kita lakukan zo?"
Tentu kami tidak bisa berbuat apa-apa. Yang kami butuhkan sekarang adalah seorang pendeteksi seperti muhyi. Yang bukan pengkhianat. Apakah masih ada di antara anak buah tuan will?
Kami kembali ke markas untuk meminta bantuan dari will, menanyakan tentang pendeteksi lain yang mungkin ada. Kami tidak menceritakan apa-apa tentang ari kecuali nama.
Aku hanya mengatakan "Kami diminta oleh kakek jack untuk membawanya ke indonesia om. Maaf, kami tidak dapat menjelaskan alasannya. Tapi, yang boleh bertemu dengan dia hanya kami berdua. Ini permintaan kakek."
"Aku paham. Kalian bisa membawanya ke Kota batu. Itu tak jauh dari sini. Di sana ada rumah yang dapat ia tempati. Tetapi maaf. Pendeteksi yang kita miliki hanyalah muhyi."
Dan pengkhianat itu telah tewas ditembak moniq.
"Aku."
Kami semua memandang aubrey, terdiam. Dia mengangkat tangannya dan memandang kami.
"Aku juga seorang pendeteksi. Aku bisa membantu kalian."
###
984 kata
Hufff
Tiada bosan tuk menulis, namun kadang mentok di ide.
Aku sangat mengharapkan dukungannya di vote dan komentar kalian kawan-kawan.
Terima kasih banyak untuk pembaca setiaku.17 Januari 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoey
Science FictionAku hanya seseorang yang menyukai seni dan tidak terlalu peduli dengan keadaan dunia ini. setelah virus menyebar dan banyak orang menjadi korban, mau tidak mau aku harus ikut ambil bagian dalam misi menyelamatkan umat manusia.