(22) Persiapan GR

226 23 0
                                    

Mataku terbuka lebar menatap langit-langit kamar. Terbayang kata-katanya yang indah. Walau tidak dikatakan secara langsung, tapi rasanya sungguh... sungguh menenangkan hatiku.

Aku bisa saja membaca pikirannya, tapi tidak, itu sangat konyol untuk dilakukan. Aku tidak akan pernah melakukannya. Bahkan aku yakin, Moniq pun tidak pernah melakukannya kepadaku.

Malam tadi sungguh malam yang indah. Mimpiku pun indah. Aku bermimpi mengantarkan dia ke kamarnya, menyelimuti dia, dan mengelus rambutnya. Sesuatu yang tidak pernah aku mimpikan sebelumnya.

***

Segera setelah aku mandi, kami semua berkumpul untuk sarapan di dapur. Dapur rumah ini tidak seperti dapur biasanya yang kecil. Dapurnya seluas kamar-kamar di rumah ini, seluas kelas di sekolah. Terdapat meja besar di tengahnya, di situ lah kami sarapan.

Roti sandwich sudah tersedia, juga susu putih dan cokelat hangat.

"Moniq sebenarnya lebih suka susu putih. Tapi setelah mengenalmu, dia jadi suka susu cokelat." kata Nyonya Arum tersenyum sambil mengaduk susu cokelat hangat untuk Moniq.

"BUNDA. Aku kan malu buuuuun. kesel deh. ih." Ujar Moniq sambil melotot ke Bundanya.

Nyonya Arum menyiapkan semua makanan sendirian. Walaupun ada asisten rumah tangga, beliau tidak ingin tugas utamanya diserahkan ke assisten.

"Sarapan dulu, santai saja tidak usah buru-buru." Ucap Nyonya Arum.

"Maaf Nyonya...." Chycil menjawab tapi dipotong oleh Nyonya Arum.

"Panggil saja Tante Rum."

"Baik. Maaf Tante Rum, tapi hari ini kami akan lebih sibuk. Karena kami akan berbenah untuk persiapan pementasan besok. Kami harus sudah berkumpul jam 9 di sekolah." Lanjut Chycil.

Fibi pun ikut bicara.
"Iya tante, sibuk nih kita. Oiya Tante, pihak sekolah tidak kasih izin buat menginap. Tante bisa bantu?"
Fibi mencoba merayu sambil tersenyum sampai menampakkan giginya.

"Ya, nanti Tante coba telepon ke sana. Memangnya kalian mau tidur di mana?" Sahut Nyonya Arum.

"Kami biasa tidur di mana pun kok Tante. Ruangan kelas sudah cukup." Jawabku.

"Ya sudah, nanti bisa tante bantu."

***

Keamanan sama seperti kemarin. Sekitar 30 orang dengan mobil tersebar di berbagai arah. Sekolah pun jadi lebih ramai dari biasanya. Tidak hanya satpam, tapi beberapa polisi juga berjaga. Tuan Will memiliki koneksi di kepolisian.

Anak-anak awalnya risih dan khawatir dengan situasi ini. Namun setelah dijelaskan oleh Fibi, mereka bisa kembali tenang.

Kami berkumpul langsung di ruang Auditorium sekolah. Kursi di ruangan ini tidak permanen, dan kami lebih memilih untuk duduk tanpa kursi agar ruangan terlihat luas. Wilayah penonton dibuat agak naik 20° agar semua penonton bisa melihat dengan jelas, tidak terhalang oleh penonton di depannya.

Kami berdoa terlebih dahulu, dipimpin oleh Angel. Lalu kami bagi tim dalam beberapa kelompok. Kelompok pertama mengurus tata cahaya, kelompok  kedua properti artistik, kelompok ketiga tata rias, kelompok keempat musik, kelompok kelima urusan acara. Pengurus acara adalah yang paling kompleks karena berhubungan dengan pihak sekolah, ekskul lain, dan juga urusan konsumsi anak-anak semua.

Semua kelompok berjalan masing-masing, dipimpin oleh Pj masing-masing. Acara dipimpin oleh Farah dan Dhianya, Musik oleh Uthe dan Rifqa, Tata Cahaya oleh Zahra dan Magda, dibantu oleh Prio, Properti oleh Jamal dan ariq, Tata Rias oleh Desna Aci dan Uci. Angel dan Tika bekerja serabutan bersamaku. Evi membantu di acara, urusan tiket bersama Tami dan Faisya. Findy dan Anin membantu urusan konsumsi.

Se-jam pertama sungguh melelahkan, listrik terlambat menyala karena kesalahan teknis. Properti tidak begitu banyak, hanya tinggal mengecat beberapa bagian. Sebagian pemain sudah mulai dirias. Musik malah sudah selesai, maklum saja, mereka memang tidak banyak yang harus dilakukan. Akhirnya mereka menyebar, membantu yang lain.

Jam 12, waktunya istirahat. Sebagian solat lebih dulu, kemudian lanjut makan siang. Dekorasi sudah 70%, urusan lampu sudah selesai. Setelah ini bisa segera dimulai gladiresiknya agar kami bisa lebih cepat istirahat.

###

591 kata

Maaf kalau membosankan.
kali ini sedikit membahas proses teater.

terima kasih para pembaca.

ZoeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang