Kami pulang dengan menggunakan pesawat yang datang menjemput. Yang mengesalkan adalah, Moniq yang menjadi pilot.
"Aku tidak suka jika dicurangi seperti ini. Pokoknya aku marah sama kamu!" Ocehnya saat mendarat.
Semua musuh yang berhasil kami tangkap, kami bawa serta, terutama mereka yang berkemampuan. Untuk menghilangkan jejak, kami meledakkan semua sisa bom yang kami miliki. Lagi-lagi kami tidak berhasil bertemu dengan bill.
Erik memaksa kami untuk mundur. Dia sangat ketakutan saat membayangkan mahluk buas itu berhasil menangkapnya.
"Terserah kalian mau bilang apa. Tapi aku ingin kita pulang. Masih ada lain hari." Ucapnya.
Andrew juga berpikir, yang terluka butuh diobati. Karena itulah kami memutuskan untuk pulang.
***
Aku masih mencurigai sesuatu yang ada di leher mahluk itu. Kenapa mahluk itu memakai sesuatu yang seakan seperti hiasan. Tidak mungkin. Itu lebih mirip pengekang. Mungkin alat yang membuat mahluk itu terkendali. Sangat keji, mengembangbiakkan lalu mengendalikan mahluk hidup seperti itu.
"Banyak yang harus dikerjakan. Kalian pastikan mereka tidak bunuh diri lagi. Sumpal mulutnya agar tidak bisa menggigit. Ayah pasti bisa mendapatkan sesuatu dari mereka." Andre bicara saat masih dalam perjalanan.
Korban meninggal di pihak kami mencapai 32 orang, sedangkan yang terluka jauh lebih banyak lagi, 51 orang. Semuanya tenang sebelum dia muncul.
"Seseorang mendekat dengan kecepatan tinggi." Ucap aubrey.
"Bagaimana bisa?" tanya Andrew.
"Siapa itu?" tanya Moniq. Seseorang terbang di depan pesawat kami. Dengan santai orang itu mendekat dan menyerang dengan bazoka. "Astaga."
DUAR!!!
Mesin satu meledak akibat serangan orang itu.
"siapa dia? mataku tak dapat melihatnya." Tanyaku.
Erik melompat dan menghadapi orang itu sendirian. Namun orang itu pergi dengan kecepatan yang sulit dikejar oleh erik.
Pesawat menukik dengan tajam. Andre berusaha menyelamatkan kami semua. Satu persatu dia bawa pergi.
"Selamatkan yang lain terlebih dulu. Chycil juga." Ucapku. Aku menemani moniq selama yang aku bisa. Ia menggenggam tanganku dengan kencang.
"Aku tidak pernah terjatuh dari pesawat sebelumnya. Jangan tinggalkan aku."
"Tidak akan."
Andre akhirnya datang. "Kalian yang terakhir." Andre membawa kami pergi. Lalu terdengar suara tembakan.
"DOOOR"
"Sekarang kalian tidak dapat pergi kemana-mana." ucap perempuan yang tidak aku kenal.
Andre terjatuh. Darah mengalir dari dadanya. Semua tercengang kecuali erik. Erik langsung menghantamnya dengan bola api dari tangannya namun perempuan itu berhasil menghindar. Andre telah tiada.
"Itu wendy." Ucap aubrey.
"Yang mana?" Tanyaku.
"Perempuan itu." Dia menunjuk perempuan yang sedang bertarung dengan erik.
Seketika darahku bergejolak. Semua benda di sekitarku terangkat. Erik dan wendy berhenti bertarung dan melihatku.
"Kau membunuh teman baikku."
"Lalu? Ada masalah dengan hal itu?"
Aku angkat dia tinggi tanpa harus menyentuh tubuhnya. Ingin sekali aku remukkan tubuhnya. Tak kusadari sebuah bus jatuh tepat di atasku. Untung mary segera menarikku.
"Hampir saja. Kau harus lebih tenang." Ucap mary.
Seketika musuh datang dengan mobil humvee. 3 mobil humvee dan sebuah tank. Tank itu menembak ke arah kami. Untunglah aku sempat menghentikannya dan meledak jauh dari kami. Perhatianku teralihkan. Sisa pasukan kami bergelut dengan pasukan musuh.
Saat aku berusaha mencari Wendy, kertas berhamburan di hadapanku.
"ZO. AWAS." Erik berteriak kepadaku. Kertas-kertas itu terbakar dan meledak. Erik mendorongku hingga aku terjatuh. "Ini kemampuan Edi. Di mana dia? biar ku hadapi. Aubrey! Cari keberadaan Edi!"
Aubrey terlihat berkonsentrasi mencari Edi. Sesaat kemudian dia menghilang. Chycil berada tak jauh darinya sedang bertarung dengan pria bertubuh besi. Andrew tergeletak di dekatnya bersama moniq.
"Dia ada di dalam tank." Tiba-tiba aubrey muncul di dekatku.
Erik segera melesat ke arah tank.
"Apa yang terjadi dengan Andrew dan Moniq?" tanyaku.
"Terpental karena ledakan tadi." Jawab aubrey.
"DI mana mary? Cari dan bawa mereka ke tempat yang aman."
"Sepertinya Mary berhasil menangkap Wendy. Iya. Dia menangkapnya. Jono dan Soni membantunya. Jelas saja dia kewalahan."
"Baguslah. Pergilah brey, kau bantu moniq dan andre."
Aubrey kembali menghilang. Chycil terlihat berhasil menyudutkan lawannya. Tiba-tiba seseorang memukulku dari belakang dan aku pun tak sadarkan diri.
*****
Kepalaku masih terasa pusing. Kucoba membuka mata. Kulihat sekitarku. Aku sama sekali tak mengenali tempat ini. sepertinya tubuhku terikat pada sebuah tempat tidur. Tanganku dialiri cairan infus. Cairan apa yang masuk ke tubuhku ini?
Aku coba mencari informasi.... namun.... Aku tidak dapat membaca pikiran siapapun. Bahkan aku tidak dapat menggerakkan apapun.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Di mana aku?
"Kau ada di tempatku. Akhirnya aku bisa mendapatkanmu."
Seseorang berdiri dibalik cahaya, aku tak dapat melihat wajahnya.
"Kau tidak dapat masuk ke dalam kepalaku. Cairan itu membuatmu tak bisa apa-apa."
"Siapa kau?"
BUAKKK
Sebuah hantaman mendarat di wajahku.
"Kalian mengambilnya dariku. Aku akan buat kalian menderita. Lebih dari yang sebelumnya."
###
04/07/2017
mohon maaf untuk yang sudah lama sekali menunggu. Dikarenakan kesibukan dan mentoknya ide, saya baru bisa melanjutkan cerita ini sekarang. Mohon maaf sebesar-besarnya.
Selamat membaca...
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoey
Science FictionAku hanya seseorang yang menyukai seni dan tidak terlalu peduli dengan keadaan dunia ini. setelah virus menyebar dan banyak orang menjadi korban, mau tidak mau aku harus ikut ambil bagian dalam misi menyelamatkan umat manusia.