Kemarin... tak terlupakan. Kalimat itu terus terbayang dalam kepalaku. Aku belum berani bercerita ke Kamal maupun Fibi. Ini terlalu berat untuk kukatakan. Mereka akan menertawakanku. Pasti menertawakanku.
Belum lagi Fibi, dia menaruh harapan padaku untuk tetap berhubungan dengan Moniq. Hubungan memang diperlukan demi kelancaran dan perubahan besar di teater. Fibi juga sangat mendukung kemajuan di teater kami yang sebentar lagi akan mengikuti sebuah Festival di daerah Blok M.
Apa jadinya jika dia tahu hal ini? Aku juga jarang membuatnya bangga. Dia lebih sering menghinaku, artinya Fibi lebih sering kukecewakan. Kakak yang buruk.
Bukan hanya itu, dia juga menginginkan aku untuk melupakan Chycil dan lebih memilih Moniq. Untuk yang ini, aku belum bisa memutuskan.
***
Aku masih di atas kasurku, melihat langit-langit kamarku. Beberapa poster kutempel di sana. Beberapa manga, Naruto, samurai x, 20th Century boys, deathnote dll. Badanku masih lemas.
"Mau sampai jam berapa kau tidur bodoh? Bangun. Dia mau datang pagi ini." teriak Fibi dari luar kamarku. "banguuuun!!!"
AKU LUPA
DIA DATANG HARI INI
Pertemuan ke-tiga, aku ingin semua ini kembali normal.
"Kau jauh lebih gila dariku zo. Tidak ada kata normal dalam kamus kita." Kalimat Kamal yang selalu kuingat.
Kami sering kali berbuat hal konyol, darah muda katanya. Menurutku dia lebih gila dariku, tapi dia berpikir sebaliknya. Konyol.
Jadi hidupku tidak akan normal lagi? Menjauh darinya adalah hal yang mustahil saat ini. Karena Fibi dan yang lainnya. Namun mendekatinya juga bukan pilihan yang bagus.
Chycil apa kabarnya kalau seperti ini?
"Dia tak peduli padamu kak."
Fibi pasti berkata seperti itu kepadaku.
BODOH
BODOH
BODOH
Akhhhhhhhhh....
..........................................................
"Jadi, apa kabarmu hari ini???"
Astaga!
dia sudah di kamarku sepagi ini.Apa kata ibu dan ayahku nanti?
"Aku sudah berbicara dengan mereka tadi. Saat Fibi memanggilmu tadi, aku sedang bersama mereka."
"Berhenti membaca pikiranku!!!"
...
...
...Suasana menjadi hening sejenak.
"Maafkan aku karena tidak sopan."
"Berjanjilah untuk tidak membaca pikiranku semaumu. Berjanjilah."
"Iya baiklah. Aku berjanji." Moniq bicara dengan sedikit takut.
"Ketika kemampuan mu dapat kau kontrol nantinya, kau bisa berdialog denganku di manapun kita berada. Bahkan aku tak perlu membaca pikiranmu nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoey
Science FictionAku hanya seseorang yang menyukai seni dan tidak terlalu peduli dengan keadaan dunia ini. setelah virus menyebar dan banyak orang menjadi korban, mau tidak mau aku harus ikut ambil bagian dalam misi menyelamatkan umat manusia.