(15) Seorang Pria

256 25 3
                                    

   Aku menelpon Tuan Will segera setelah Chycil meminta tolong kepadaku. Baru dering pertama, langsung saja Ia berkata,

   "Anak buahku dalam perjalanan. Kau tunggu dan bersiap-siaplah."

***

   Ternyata, selama ini klon Chycil selalu mengikuti kami. Aku, Fibi dan Moniq masing-masing diikuti satu klon. Untuk apa?

  "Karena aku curiga dengan sikapmu yang tiba-tiba berubah, dan kemudian Moniq datang. Sejak saat itu, klonku mengikutimu."
   "Awalnya aku terkejut ketika mengetahui kenyataan ini. Namun aku sadar, kemampuanku sendiri adalah sesuatu yang sulit dicerna dengan logika."

***

   Kami sudah berada di dalam mobil menuju kediaman Tuan William. Sepanjang perjalanan Chycil terus menggenggam tanganku. Dia terlihat ketakutan.

   "Tenang saja. Ada Jono di sini yang akan menjaga kita. Moniq bilang, Jono ini kuat. Eh... jon, di mana Moniq? Tidak mungkin dia tidak ingin ikut menjemputku." Tanyaku curiga.

   "Pagi tadi, Nona Moniq pergi ke Makassar tuan, menemui Nyonya Arum"

   Nyonya Arum... Baru kali ini aku mendengar nama itu. Jadi itu nama ibunya Moniq.
  
   Tiba-tiba tanganku diremas kuat-kuat.

   "Dia ada di sini kak. DIA ADA DI SINI."

BRUAKKKK!!!!!

   Sebuah sepeda motor terjatuh tepat di depan kami. Jono dengan sigap membanting setir untuk menghindar.

   "Tuan, kita kedatangan tamu tak diundang. Bersiaplah."

   "BERSIAP UNTUK APA JON?"

   Kupeluk Chycil dengan kuat. Dia memejamkan matanya dan tak berani membukanya sedikit pun. Kuberanikan diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

   Kami bertiga berada di dalam lapisan berbentuk bola berwarna biru muda bersinar, yang sepertinya melindungi kami dari segala macam benda yang berjatuhan ke arah kami. Mobil jeep yang kami naiki sudah hancur berantakan.

   "Tenang Tuan Muda. Lapisan ini melindungi kita. Musuh kita sepertinya hanya satu. Pria berjaket hitam yang sedang melempari kita dengan segala yang bisa ia raih. Tuan, ketika nanti ada celah, mohon segera berlindung ke belakang bis yang ada di belakang. Aku akan maju."

   Kemampuan Jono begitu menakutkan. Bola-bola bersinar itu kini Ia lesatkan ke arah pria itu. Pria berjaket hitam itu semakin terdesak.

   Ternyata bola itu tak hanya bisa untuk berlindung, namun juga untuk menyerang. Bola biru yang keluar dari tangan Jono itu dapat meledak ketika terkena benda.

   Pria itu terlihat tidak terluka walau ledakan demi ledakan mengenai tubuhnya. Pakaiannya hancur, dia berdiri dengan sombongnya, memandang ke arah kami. Lalu pria itupun mundur dan menembus dinding.
  
   Orang-orang berlarian ke berbagai arah. Tak berapa lama polisi datang. Kami pun sudah pergi meninggalkan lokasi itu dengan mobil lain yang datang menjemput.

   "Apakah Tuan dan Nona baik-baik saja? Nona Moniq bisa marah jika aku gagal menjaga Anda berdua." ucap Jono yang sedikit kelelahan.

   Chycil terus terdiam. Baru kali ini aku melihat dia begitu ketakutan seperti ini. Ia terus menggenggam tanganku. Badannya gemetar. Aku hanya bisa memeluknya dengan harapan dapat menenangkan dirinya.

   "Kita aman sekarang Chyl, tenanglah. Maafkan aku yang begitu tidak berguna." Bisikku ke Chycil. "Kami tak apa-apa Jon. Kau sendiri bagaimana? Siapa pria itu? Apakah kau mengenalnya?"

   "Aku hanya sedikit lecet Tuan, tapi bukan masalah besar. Maaf Tuan. Aku sama sekali tidak mengenal siapa Pria itu." Jono berkata sembari mengecek sesuatu melalui Tab-nya.

   "Aku tak tau siapa dia, tapi aku mencurigai seseorang. Kurasa dia Rei." Seseorang yang sedang menyetir itu tiba-tiba bicara.

   "Tapi Tuan, Rei tidak mungkin bisa menembus dinding. Ia hanya mempunyai kemampuan Daya tahan tubuh." Sahut Jono yang terlihat terkejut ketika mendengar nama itu.

   "Itulah mengapa dia bisa bertahan dari seranganmu tadi Jon."

   "Maaf, Anda ini siapa?" tanyaku kebingungan.

   "Beliau adalah Tuan Andrew." Jawab Jono.



###

553 kata

Mohon bantuannya untuk menyebarluaskan cerita ini jika berkenan di hati pembaca. Terima kasih untuk kalian para pembaca setiaku. Insha Allah akan terus berlanjut. Petualangan mereka belum dimulai sedikit pun.

ZoeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang