(44) Penyelamat

96 15 0
                                    

Kami hanya bisa melihatnya terbujur lemah di rumah sakit. Untunglah andre datang tepat waktu. Chycil bisa langsung kami bawa ke UGD.

Ternyata darah yang membasahi tubuhnya bukanlah darahnya. Entah apa yang telah terjadi. Apakah dia berusaha melarikan diri? Ini masih misteri. Kami belum bisa menanyakannya. Fibi, moniq serta nyonya arum ada di sini, menemaniku menjaganya.

Lagi-lagi rumah sakit yang kami tempati menjadi seperti markas militer. Beberapa polisi berjaga di pintu masuk. Belum lagi pasukan tuan will  yang berjaga di setiap sudut. Walaupun mereka berbaur, tetap terlihat tidak wajar. Sama sekali tidak wajar. Bayangkan sebuah rumah sakit dengan 100 orang lebih penjaga. Sangat mencolok bukan?

Aku turun ke lantai dasar, berjalan keluar, ke minimarket. Mengambil soda dan membeli sebungkus rokok serta koreknya. Kebetulan minimarket ini berada tepat di seberang rumah sakit milik tuan will.

Malam yang tenang jika dibandingkan dengan kejadian kemarin. Aku duduk di depan minimarket ini yang kebetulan tidak terlalu ramai. Kuambil dan kunyalakan sebatang rokok yang tadi kubeli sambil memandangi langit. Malam yang indah dengan bulan purnamanya. Andrew melihatku dari kejauhan, dari depan pintu masuk rumah sakit, lalu mendatangiku.

"Ini pertama kali aku melihatmu menghisap batang racun itu. Aku tidak tahu kalau kau seorang perokok." Andrew berdiri tegak di depanku dengan wajah keheranan lalu duduk di sampingku.

"Bukan." Jawabku singkat.

"Bukan apa? Kau seharusnya tidak perlu seperti ini. Dia baik-baik saja."

Andrew mengambil minumanku dan meminumnya.

"Ini juga sumber penyakit. Minuman ini penuh dengan gula yang tidak sehat. Kau seharusnya tidak meminumnya."

"Yang barusan meminumnya itu kau. Aku belum sempat minum." Jawabku tanpa menoleh.

Ia masuk ke minimarket. Entah apa yang dibelinya. Tak lama kemudian ia keluar dan menyodorkanku sebuah es krim.

"Matikan rokokmu."

Dan kami pun menikmati es krim berdua di seberang rumah sakit. Agak konyol sebenarnya. Aku yang memakai jaket jeans biru dan jeans hitam serta sepatu kulit berwarna coklat, andrew yang memakai jas biru rapih dengan celana yang sewarna dan sepatu kulit putih, kami, makan es krim.

"Hu huff ha-ha-ha" kami tertawa bersama.

Perlahan wajahnya mulai serius. "Es krim ini manis. Mengingatkan kita bahwa hidup ini masih bisa kita buat manis. Masih banyak yang harus kita lakukan. Bill masih bebas di luar sana dan kita yang harus menghentikannya."

"Aku tahu... Siapa yang menangani interogasi?"

"Jono."

"Erik bilang mereka tidak akan mengatakan apapun."

"Kau lupa kemampuan ayahku? Pikiranmu benar-benar sedang kacau. Kau tetaplah di sini untuk menjaganya sementara aku akan pulang dan segera mengabarimu kalau ada informasi yang baru."

"Suruh andre menjemputku."

Mobil sedan biru tiba di depan kami dan seseorang yang tak kusadari telah berdiri di dekat kami membukakan pintu untuknya. Andrew mengangguk dan masuk ke mobil itu. Ia pun pergi.

Aku mengeluarkan bungkus rokokku dan mencoba mengambil sebatang lagi lalu tiba-tiba bungkus rokokku melayang. Seorang wanita muncul entah dari mana. Berdiri di depanku sambil memegang bungkus rokok milikku. Nampaknya seseorang yang dapat menghilangkan keberadaannya, sama dengan mia atau guru yo.

"Siapa..."

"Aku hanya ingin bicara" dia memotong kata-kataku. "Bolehkah aku duduk?"

Aku memandangnya, mencoba mengingat-ingat kembali... Siapa dia? Aku seperti pernah melihatnya. Kemudian dia pun duduk walau aku belum berkata apa-apa.

"Kau boleh membaca isi kepalaku agar lebih cepat memahami apa maksud dan tujuanku." Wanita itu memegang tanganku dan meletakkannya di kepalanya.

Sekejap aku masuk ke dalam isi pikirannya. Aku seperti melangkah bersamanya, berada dalam tubuhnya. Kami berada dalam lorong putih dan terdengar suara tembakan. Lalu seseorang melangkah di depan kami... Chycil...

Itu chycil.

Pria itu memukulnya dan membawanya.

Kami berjalan menyusuri lorong. Chycil terus menggeliat, berusaha melepaskan diri dari pria besar itu. Lalu kami berpindah ke suatu ruangan operasi. Tubuh chycil diikat pada meja operasi.

"Lepaskan aku!!! Lepaskan aku!!"

Bill di sana, tersenyum padanya. "Jangan seperti itu. Aku ini leluhurmu."

"Tai kucing. Kau hanyalah penjahat keparat. Kau bukan siapa-siapa bagiku"

Bill tetap tersenyum. "Kau telah disuntik dengan serum yang membuat kemampuanmu lumpuh untuk sementara waktu. Suntik dia dengan obat penenang. Dan kau brey, pergilah. Silahkan kau temui kakakmu."

Kami kemudian berlari menuju ruangan lain. Suara chycil masih terdengar. Kami terus berlari melewati lorong-lorong yang agak gelap. Ini agaknya seperti penjara bawah tanah. Ada seorang wanita lain yang lebih tua. Terkurung dalam ruangan kaca. Kami masuk dan memeluk wanita itu.

"Kakak" lalu terdengar tangisan. Wanita ini menangis.

"Jangan menangis adikku. Kau harus kuat."

"Aku tidak bisa melakukan ini terus-menerus. Ini salah. Yang dia lakukan salah. Yang kulakukan ini salah."

"Apa yang kau inginkan?"

"Kebebasan kita kak."

"Kau tahu betapa kuat dia. Betapa hebat kemampuannya. begitu juga dengan pengikutnya."

"Aku dengar kemarin ada satu orang yang berhasil kabur kak. Kita pasti bisa melakukannya."

"Semenjak itu, penjagaan diperketat."

"Gadis itu... Gadis itu bisa membawa kita pergi dari sini."

"Itu kalau dia tidak mati. Kau tahu betul apa yang akan dia lakukan ke gadis itu. Sungguh tidak punya perasaan. Padahal itu adalah keturunannya sendiri."

"Aku akan cari cara untuk melepaskannya."

Suasana berubah. Lampu merah menyala-nyala... Tanda bahaya. Kami berlari bersama kakaknya dan wanita lainnya. Di depan kami terlihat seseorang sedang berjalan dengan tenang. Orang-orang berusaha menyerangnya namun seketika mati saat mendekatinya. Darah menyebar dari tubuh korbannya ke seluruh tubuh orang itu. Kami mendekatinya.

Dia

Dia chycil

....

"Sekarang bagaimana?"

"Dona, lakukanlah."

Clakkk

Bercak darah menempel pada wajah kami.

"KAKAAAAAAAAAAK!!!"

Kakaknya terbaring dengan kepala berlubang.

Lalu sebuah lubang berwarna ungu terbuka.

"Lokasinya Jakarta kan brey?"

Cuuuusss

"Tidaaaaak!!!!"

Wanita itupun jatuh tergeletak.

Lalu chycil menarik kami ke dalam lingkaran ungu yang semakin mengecil itu dan tiba di sebuah mall yang berantakan... Dan... ada aku disana.

###

909 kata kawan-kawan
Semoga masih enak dibaca
Tidak bosan

Tokoh baru lagi nihhh
Tapi akan tetap sesuai alur
Tidak akan melebihi 60 bagian
Jadi.....
Akan segera tamat kok.

Btw, cek ceritaku yang lain dwongsssss

Makasih ya kawan-kawan.

Vote dan komen jangan pelit-pelit
He-he-he

17 Januari 2017

ZoeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang