(41) Laboratorium

70 11 0
                                    

"Keputusan yang sangat bijak. Aku bisa memahaminya. Bagaimanapun, aku adalah musuh kalian. Kalian tidak boleh mudah percaya padaku. Aku akan tetap berada di sini, menunggu kalian." Ucap pemuda yang masih berpakaian setengah telanjang itu.

Andre sempat pergi mengambilkan pakaian, entah dari mana. Dia bisa pergi ke mana saja dan berbuat apa saja. Namun jika erik terus menerus memakai kemampuannya, berapa baju yang harus ia bawa? Kemampuan yang sangat beresiko.

 Aku segera kembali ke rumah yang sudah seperti sebuah markas bagiku. Sedangkan andre memilih untuk menemani erik karena posisinya masih sulit untuk kami percaya. Aku sempat bertanya-tanya, apakah orang sehebat tuan will juga bisa dikalahkan oleh sebuah serum buatan? Siapa yang tahu? Yang jelas kami berdua sepakat untuk tidak membawa erik ke markas, maksudku 'rumah'.

Tuan will sudah menungguku. Aku menceritakan segala yang kutahu tentang erik kepada tuan will. Tentu saja dia juga tidak mudah percaya dengan erik namun sesuai dugaanku, serum itu tidak mempan terhadap kemampuan tuan will. Ia menyuruhku untuk segera membawa erik ke sini. 5 menit kemudian andre datang dan kuminta untuk membawa erik ke rumah.

Rumah ini memiliki ruangan yang cocok untuk erik. Ruangan pendingin yang suhunya bisa dikontrol dengan kemampuanku. Sebenarnya kontrolnya melalui remot, namun aku bisa mengontrolnya tanpa bantuan remot. Suhu terendah bisa mencapai minus 20 derajat Celsius. Erik tidak akan sempat 'terbakar' di ruangan ini.

Aku dan tuan will telah menunggu di dalam, kemudian andre tiba bersama erik. Seperti biasa, erik yang belum terbiasa dengan kemampuan andre jatuh terduduk begitu sampai di dalam ruangan. Wajahnya terlihat pusing. Andre langsung pindah ke belakang kami dan menyentuh pundak kami, berjaga-jaga, kalau-kalau erik tiba-tiba menyerang, andre bisa membawa kami pergi.

Tuan will memandangnya dengan tenang, mereka bertatapan. Erik cukup percaya diri dengan berani melihat mata tuan will. Tak berapa lama tuan will berkata, "Yap. Dia jujur."

Erik tersenyum dan berkata, "Terima kasih tuan."

"Beri dia makan zo. Dia kelaparan." Tuan will berdiri kemudian keluar dari ruangan. Dia memandangku, memintaku untuk mendekat. "Gali informasi sebanyak-banyaknya. Kita harus segera mengetahui segala hal tentang virus yang bill buat agar kita bisa segera membuat antivirusnya."

"Baik om. Segera saya laksanakan."

Sekarang kami memiliki kawan baru yang punya banyak informasi tentang bill. Kami bisa memanfaatkannya dan dia bisa aman bersama kami. Tentunya bill akan membunuhnya jika bertemu lagi dengannya.

"Bill bukan tipe yang pemaaf."

Begitu yang diucapkan erik.

***

Sudah seminggu sejak kedatangan erik, andrew terus bekerja di Lab, meneliti virus dan berusaha membuat antivirusnya. Erik mengatakan bahwa bill berencana untuk menyebarkan virus dengan skala yang lebih besar dari yang sebelumnya. 

"Dia menginginkan korban yang lebih banyak. Dia ingin populasi manusia berkurang secara signifikan. Virus yang berikutnya akan tahan lebih lama dan jangkauannya akan jauh lebih luas." Ucap erik saat kami sedang mendiskusikan langkah selanjutnya.

Erik memberitahu lokasi-lokasi markas bill yang ada di wilayah Asia. Di beberapa negara di Asia, beberapa di Eropa dan satu di Amerika. Kemungkinan mereka sudah pindah. Apakah mereka cukup bodoh untuk tetap berada di sana ketika erik berkhianat?

Aku, andre, chycil, moniq dan muhyi pergi bersama erik menuju Amerika. Erik mengatakan bahwa virus itu akan diproduksi secara masal di sana. 

"Kenapa tidak di Tiongkok? Bukankah sekarang semua hal dibuat di sana?" Tanya moniq sebelum kami berangkat ke Amerika.

"Karena itulah, Tiongkok akan terlalu mudah ditebak." Jawab erik.

Kami jadi mudah berpergian dengan hadirnya andre. Tapi membawa banyak orang sekaligus membuatnya mudah lelah. Dan aku harus selalu bersamanya jika ingin langsung berada di keramaian karena aku dapat menghilangkan keberadaan kami semua. Muhyi kami butuhkan untuk mencari keberadaan anak buah bill. Erik sendiri tidak tahu persis lokasi Laboratorium milik bill. 

"Aku hanya tahu daerahnya saja. Bill pernah mengatakannya ke wendy, dan aku tak sengaja mendengarnya." ucap erik.

Lab itu ada di daerah Chicago.

Aku menjaga ruang lingkup kecil sedangkan klon milik chycil menjaga ruang lingkup yang jauh lebih besar. Di sini, kemampuan bahasa kami sangat kacau, terutama erik, andre dan chycil. Hanya moniq yang mampu berbahasa inggris dengan fasih, sedangkan aku... kemampuan telepatiku yang membuat semua jadi lebih mudah. Ketika aku masuk ke dalam pikiran mereka, semua seakan menjadi satu bahasa. Fibi juga bisa sangat berguna di sini karena otaknya adalah yang terbaik di antara kami semua, setidaknya itu yang dikatakan oleh tuan will. Namun kuputuskan untuk tidak mengajaknya karena ini terlalu berbahaya.

Kami harus berkeliling mencari lokasi yang sekiranya cocok untuk dijadikan Lab oleh bill. 

"Wendy bukanlah orang yang suka dengan keramaian. Bill selalu menuruti kamauan wendy."

Muhyi cukup mencari orang dengan kemampuan ganda untuk mencari bill, itu jika dia kebetulan ada di Lab. Erik sangat yakin dia akan memantau sendiri jalannya ekserimen dan wendy pun selalu menemaninya. Seharusnya akan mudah untuk menemukan mereka. Yang jadi masalah adalah penjagaan. Kami harus waspada dengan segala jebakan. Bill pasti memberikan serum yang sama pada anak buahnya agar aku tidak dapat masuk ke dalam pikiran mereka. Artinya, aku hanya bisa mengandalkan kamampuan telekinetikku. 

Selain kemampuanku, hanya erik yang akan banyak berguna jika ada pertarungan fisik. Andre kuminta untuk segera membawa moniq, chycil dan muhyi jika keadaan memburuk. Pasukan yang dibentuk tuan will diberangkatkan dengan pesawat, butuh beberapa jam untuk sampai ke tempat ini.

"Aku menemukannya. Tepat seperti perkiraan, letaknya jauh dari perkotaan." Ucap muhyi yang sedikit tampak pucat. "Di sana sangat ramai. Ada sekitar 100 orang bersenjata, dan 10 orang berkemampuan termasuk bill dan wendy."

Tepat seperti yang dikatakan erik tapi.... terlalu tepat.

Aneh.

Aku malah jadi curiga terhadapnya. Perasaanku jadi tidak enak. Andre sempat memandangku. Mungkin dia hendak bicara.

"Ada apa? Kau ingin bicara?"

"Kau tidak merasakan ada yang ganjil? Ucapannya benar, terlalu kebetulan. Kita harus lebih waspada. Mungkin dia dikendalikan atau semacamnya. Ingatkan yang lain."

Aku bicara dengan semuanya. Semua kuminta waspada. Kami membuat rencana terlebih dahulu sembari menunggu pasukan tuan will.

"Tuan will mengirimkan 50 orang dengan kemampuan yang cukup untuk menghadapi mereka. Sayangnya andre tidak dapat menjemput mereka sekaligus." Ucapku saat memimpin perencanaan.

"Aku bisa menjemput andrian untuk mendengarkan rencana kita. Di mana posisinya?" Ucap andre yang sedang mengasah pisau miliknya.

Muhyi menelpon andrian, kepala pasukan yang sedang dalam perjalanan. Aku melanjutkan penyusunan rencana yang masih belum sempurna. Kami tidak ingin ada korban yang jatuh, satupun, dari pihak kami.

Sesaat kemudian...
"Saya hadir tuan. Bagaimana rencananya?" Adrian sampai dengan andre. "Pesawat kami akan mendarat dalam 30 menit. Dan sampai ke kordinat ini.... Sekitar 20 menit."

"Hampir satu jam lamanya. Tapi itu taktik agar kita bisa memberikan serangan dadakan. Baiklah, begini rencananya. Dengarkan baik-baik."

###

1062 kata
Mohon dukungannya
Kalau memang suka
Jangan sungkan-sungkan kasih vote dan komentar.
Kalau ada yang salah
Mohon komen aja gapapa. Buat belajar. Hehehe.

InshaAllah segera tamat.
Doakan saja lancar.
Terima kasih untuk kalian pembaca setia.
Mathur Suwon

7 Januari 2017

ZoeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang