(43) Blok M Plaza

96 14 4
                                    

Seminggu sudah aku mengurung diri di kamarku. Menggeletak di lantai, memandang langit-langit kamar. Terdiam... hanya terdiam. Kadang berjam-jam di kamar mandi, berdiri di bawah siraman shower...menunduk...  Menangis...

Sesekali fibi dan moniq mengunjungiku, membawakan sarapan yang sampai malam pun tak kusentuh. Entah mengapa aku tak merasakan lapar atau haus. Aku hanya sedikit meminum air putih.

Mereka mencoba menghiburku namun aku hanya diam. Tak sepatah kata pun dapat aku ucapkan. Aku begitu kehilangannya... sangat kehilangan sosoknya. Senyumannya... Tak dapat lagi kulihat. Yang dapat kupandangi sekarang hanyalah fotonya yang ada di HP-ku...

...

Pada hari pertama, aku dan andre berkeliling ke seluruh markas bill yang kami ketahui dan hasilnya....

NIHIL

"Mereka pasti sudah merencanakan semua ini dengan matang. Mereka pergi meninggalkan semua markasnya dan pindah ke lokasi yang tidak kita ketahui. Bahkan lab yang kalian datangi hanya berisi percobaan tak berguna. Riset-riset yang tak berhubungan dengan virus yang tersebar. Mereka benar-benar membodohi kita." Andrew memukul meja. Ia ikut kesal karena pembuatan antivirus menemui jalan buntu. "Ada komposisi yang tidak dapat kupahami.Yang berikutnya, aku ikut bersama kalian."

"Itu mungkin karena aku berkhianat. Dia tahu kalau kita pasti akan datang menyerang dan mempersiapkan semua hal ini." Ucap erik.

***

Tuan will memperketat penjagaan di rumah ini. Dia juga membatasi perjalanan bisnisnya serta nyonya arum. Mulai saat itu, mereka lebih banyak berbisnis melalui video call.

Moniq dan fibi menemui orang tua chycil. Mereka menjelaskan apa yang telah terjadi. Setelah mendengarkan penjelasan moniq dan fibi, mereka menangis dan berteriak kegilaan. Sedangkan aku..... aku tak ada nyali untuk bertemu dengan mereka. Aku terlalu pengecut.

Aku adalah penyebab semua ini. Harusnya aku bisa lebih tegas dan menyuruh andre untuk membawa mereka pergi atau bahkan aku seharusnya tak mengajak mereka. Aku seharusnya tidak mengajak dia... Aku lah yang patut disalahkan. Aku yang salah.

"Tidak ada yang salah kak. Semua ini di luar kehendakmu, di luar kehendak kita. Kau sudah cukup berusaha mencarinya ke seluruh tempat bill yang kita ketahui." Fibi berdiri di belakangku, menenangkanku. Wajahnya masih terlihat kusam. Dia berjongkok dan mencoba membangunkanku. "Aku yakin dia masih hidup. Dan dia membutuhkan kita, membutuhkanmu. Untuk itu kau harus makan, harus menyiapkan tenaga jika tiba-tiba kita harus berangkat menjemputnya."

Yang dia katakan benar. Aku harus siap. Aku harus kuat. Aku memakan makanan yang dibawakan... Dengan air mata yang menetes...

***

Ini adalah hari ke 9 sejak penculikan chycil. Aku sudah bisa mengendalikan diriku. Ternyata selama ini andre dan erik terus berusaha mencari keberadaan bill serta anak buahnya. Saat ini saja mereka pergi entah ke mana.

Moniq pun demikian. Dia terus mencari data mengenai keganjilan yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Banyak berita aneh yang tersebar di internet. Terutama tentang virus aneh yang mulai tersebar di beberapa kota. Agak mirip dengan virus terakhir namun korbannya sedikit berbeda. Jumlah korbannya jatuh satu persatu di lokasi yang berbeda-beda. Kali ini tubuh korban mengering. Tak jelas dari mana datangnya virus.

Tuan will telah mengirimkan tim untuk menelitinya. Virus ini menyebar di wilayah eropa dan afrika. Kami berusaha mencari jejak keberadaan para pelaku yang pasti berhubungan dengan bill. Kemudian muncul breaking news di televisi...

"Terjadi sebuah penyerangan di sebuah pusat perbelanjaan di daerah blok M. Seluruh pengunjung disandera oleh sekelompok orang tak dikenal. Polisi telah berjaga di sekeliling lokasi....."

ZoeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang