Kami dibuatkan susu coklat hangat. Sebenarnya aku belum minta.
"Tapi kamu suka kan zo?" Tanya Nyonya Arum.
"Maaf Nyonya. Iya, saya suka coklat."
"Sulit membaca pikiranmu. Memang harus bertanya langsung." kata Nyonya Arum.
"Zoey. Ini bundaku. Dia juga seorang..."
"Telepati. Aku Tau." Kataku.
Moniq melihatku dan Nyonya Arum, sinis. "Kalian curang. Bundaaaaaa, aku tidak bisa membaca pikiran Diaaaaaa. Curang!"
"Kemampuan orang kan berbeda-beda dek. Bunda juga tidak bisa membaca pikirannya. Bunda hanya berdialog."
Nyonya Arum cukup tinggi, setinggi aku. Aku heran, kenapa Moniq tidak tinggi? Padahal kedua orang tuanya tinggi. Nyonya juga cantik, jelas kecantikan Moniq menurun darinya. Walau sudah berumur, beliau tetap terlihat muda dan cantik, padahal sudah sedikit beruban.
"Kita sedang di rumah, sedang santai. Jadi, tidak boleh pakai kemampuan kalian. Janjiiiiii? Bunda janjiiii?" Moniq menuntut Nyonya Arum seperti anak kecil.
"Sudah malam, besok kalian harus ke sekolah lagi kan?" ucap Nyonya Arum.
Aku akhirnya memilih untuk istirahat, segera setelah aku menghabiskan susu coklat buatan Nyonya Arum. Chycil juga bilang ingin tidur. Mereka bertiga tidur di satu kamar, sedangkan aku terpisah, tidak bersama Andrew. Dia bahkan tidak terlihat dari sejak kami datang. Tuan Will juga langsung berangkat ke Surabaya segera setelah melatihku.
Aku merebahkan badanku di kasur yang empuk. Memikirkan pementasan yang tinggal menghitung jam. Besok, tepatnya beberapa jam lagi, kami harus mengeset panggung. Kemudian dilanjutkan dengan Gladiresik.
Di saat aku memikirkan pementasan, sosok Chycil hadir. Sudah lama aku tidak memikirkannya. Aku bahkan tidak memimpikannya beberapa hari belakangan ini. Kemudian aku teringat akan senyumnya yang begitu jarang kulihat. Senyum itu benar-benar membuatku mabuk. Bagaimana kalau kucoba berbicara dengannya? Moniq tidak perlu tau. Baiklah.
Kamar kami tidak bersebelahan, bahkan bisa dikatakan cukup jauh. Mereka di lantai dua, sedangkan aku di lantai satu. Kucoba berkonsentrasi, membayangkan wajahnya, memikirkan jaraknya. Dan....
"Chyl. ini aku."
"kakak. ada apa kak?"
Sepertinya dia sedikit terkejut.
"kamu sudah mau tidur?"
"tidak. aku belum mengantuk kak."
"latihan tadi tidak membuatmu lelah?"
"adeganku tidak sebanyak Kak Marta atau Kak Anin. aku masih lebih ringan. kak, kalau Moniq tau, bisa marah lho dia."
"makanya jangan sampai dia tau. aku tidak mengganggu mu kan?"
"tidak kak. aku malah senang. kita jarang bisa bicara."
Hah? Apa yang dia katakan? Senang? Bicara? Ini.... Ini Chycil kan?
"terasa seperti sedang menelepon saja ya kak. bukankah kakak belum bisa jarak jauh?"
"aku baru mencobanya. ternyata bisa. mmm... bagaimana keadaan mu?"
"keadaan apa? aku? aku baik kak. terimakasih sudah bertanya."
"hei, aku selalu mengkhawatirkan mu. kau tau?"
"aku tau, selama ini kau selalu mengkhawatirkan aku. namun aku tidak peduli. maaf kak, aku selalu cuek kepadamu."
Dia meminta maaf? Tidak seperti Chycil yang biasanya.
"chyl, kamu kok, sedikit berbeda ya? apa yang mengubah mu?"
"aku... aku tidak apa-apa, tidak berubah kok."
"Heh, kamu kenapa senyum-senyum sendirian?" Tegur Moniq yang masih asik bermain kartu dengan Fibi.
"moniq mencurigai aku kak."
"Aku sedang membayangkan pementasan kami besok sukses."
"Oh, Begitu. Kamu tenang saja. Aku akan bantu untuk menyukseskan pementasan besok. Sekarang, kau tidur saja deh." Ucap Moniq.
"Aku juga mengantuk nih. Kita tidur saja yuk." Fibi bicara sambil menguap.
Mereka pun bergegas tidur. Chycil berbaring menghadap arah yang berlawanan dengan mereka agar tak dicurigai lagi oleh mereka.
"mereka sepertinya sudah tidur kak."
"lalu, kamu mau tidur juga?"
"tidak. aku juga ingin bicara dengan kakak."
"bicara? tentang?"
"perasaan kakak."
###
545 kata
Mungkin agak membosankan
tapi lagi pengen bahas sisi romansanya dulu yak.
maaf...terima kasih bagi para pembaca
vote dan komentarnya saya tungguTERIMA KASIH
![](https://img.wattpad.com/cover/91094990-288-k823043.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoey
Science FictionAku hanya seseorang yang menyukai seni dan tidak terlalu peduli dengan keadaan dunia ini. setelah virus menyebar dan banyak orang menjadi korban, mau tidak mau aku harus ikut ambil bagian dalam misi menyelamatkan umat manusia.