9

13.5K 661 12
                                    

Sinar mentari menyelusup malu masuk melewati tirai jendela. Aku sudah terbangun sejak fajar menjelang. Melakukan rutinitas seperti biasa.

Setelah selesai tradisi pagiku, ku ambil posisi duduk di kursi meja belajarku, yang sebelumnya aku sudah mengambil ponsel yang semalam ku tinggal tidur. Aku ingat semalam ada pesan yang belum kubalas dan kubaca.

From: Radit

Gue besok mau full day sama Cilla. Sebagai langkah pendekatan baru. Bantu deketin gue ya. Kasih saran juga kalo gue ngelakuin kesalahan.

Segera saja ku ketikkan kata 'ya' dan serangkaian kalimat penyemangat bagi pejuang cinta. Mungkin seharusnya kalimat itu tidak hanya ditujukan untuk Radit saja bukan? Sepertinya kalimat itu juga harusnya ditujukan untukku yang mengejar cinta Radit.

Aku pikir ada sebuah pesan lagi yang masuk setelah pesan ini. Karena seingatku semalam ketika pesan ini belum sempat terbalas ada lagi sebuah pesan masuk. Tapi.. Setelah berulang kali memastikan, nampaknya itu hanya halusinasiku saja. Karena pada nyatanya tidak ada pesan lagi selain pesan itu.

Tak lama, sebuah pesan masuk lagi ke ponselku. Segera kubuka, karena sepagi ini pasti hanya pesan penting dari orang sekitarku. Ralat, tetapi jika dari operator menurutku sama sekali tidak penting.

Nama yang tertera di lockscreen adalah Gita. Ada apa Gita pagi-pagi gini SMS? Kurang kerjaan banget.

From: Gita

Valenku sayaaang. Cintaku. Bebebku. Loveku. Partnerku. Tapi bukan pacarku karena ternyata Lo duluin gue buat jadian. Alhasil sekarang gue jomblo sendirian. Eh malah jadi curhat nih. Sorry.. Sorry..
Oke langsung aja ya, Gita, sahabat lo yang cantik, baik, ramah, pandai, rajin menabung, penurut, tapi masih jomblo ini, hari ini gak bisa berangkat sekolah. Soalnya Tante gue nikahan. Inget kan Lo, sama Tante Devi? Yang sering hang out bareng kita. Gila apa sekarang dia udah nikah. Mana calsumnya taqwa, tajir, tampan lagi. Uh.. 3T idaman kita banget kan?. Udah gitu resepsinya di Bali coba? Gimana gak kaya. Aah.. Malah curhat kan gue. Udah ah.. Nanti biaya send SMSnya mahal lagi.

Pokoknya bilangin sama Mrs. Jenny wali kelas kita yah.

Okey?? Thanks bebkuuuhhh. Ailafyuhsomac laah.

BTW, mau titip apa Lo souvenirnya? Ntar gue bawain deh.

Aku hanya nyengir sendiri baca pesen dari Gita. Gimana gak ketawa coba? Tuh anak ekspresif banget.

"Valen sayaaangg... Yuk sarapan!," Mamah memanggil dari arah ruang makan.

Aku segera menuju ruangan tempat Mamah berada. Ku yakin Papah juga sudah siap di meja makannya.

Benar saja perkiraanku. Mereka sepertinya hanya tinggal menungguku. Sedang aku? Datang sambil cengengesan efek baca SMS Gita tadi.

"Kamu kenapa, Dek?," tanya Papah yang sepertinya mulai kepo.

"Ngga.. Tadi Gita SMS, bilang kalo tantenya mau nikah. Tapi lebay banget SMSnya..,"

"Eh iya, Mah. Nanti Mang Amin nganter Mamah kan? Atau mamah mau bawa mobil sendiri?," tanyaku yang mengingat Radit hari ini akan bersama Cilla.

"Mamah ngga mau bawa mobil sendiri ah. Kata anak sekarang ibu-ibu yang bawa mobil lebih nakutin dari ibu-ibu yang bawa motor. Mamah mau dianter Papah aja..," ucap Mamah yang sudah bergelayut di lengan Papah.

Aku hanya mengendikkan bahu.

"Ya udah, Valen dianter Mang Amin aja ya.."

"Emang si Radit nggak jemput kamu? Biasanya jam segini udah stand by di depan. Lagi marahan ya?"

"Ngga. Mamah apaan sih?. Eh ini bekalnya udah kan ya Mah? "

Mamah hanya mengangguk.

"Ya udah Mah. Valen berangkat duluan ya. Valen sarapan di sekolah aja. Udah siang soalnya..,".

Mamah menatap tidak senang tapi aku buru-buru mencium kening dan menjabat tangan Mama yang kuteruskan ke Papa.

***

Bel istirahat baru saja berdering. Benar saja isi SMS Radit semalam. Sejak pagi Ia tidak menemuiku. Sepertinya Ia juga berangkat paling pagi untuk menghindari tatapan dari teman-teman yang pastinya akan bertanya bagaimana denganku yang notabene pacarnya.

Aku masih menunggu Radit di kelas. Suasana kelas lebih sepi karena Gita tidak berangkat hari ini. Hal lain yang membuktikan bahwa Gita biang keributan kelas adalah, Mr. George yang tidak biasanya memuji kelas kami tenang, hari ini memuji kelas kami tenang.

15 menit setelah bel berdering Radit belum menampakkan batang hidungnya sama sekali. Memang di pesan tadi malam, Ia akan bersama Cilla hari ini. Tapi sepertinya tidak jika disaat di sekolah. Bisa-bisa nanti rencana kami ketahuan.

Perutku sudah berbunyi sejak pukul 10 tadi. Jam istirahat sekolah kami memang bertepatan dengan jam makan siang. Jika istirahat pukul 10 tadi hanya untuk meregangkan otak dan otot saja. Kalaupun ingin makan, hanya dapat makan camilan saja. Jam sekolah kami memang sedikit dipadatkan daripada sekolah lain.

Lambungku terasa lebih perih dari sebelumnya. Kupandangi dua kotak makan di depanku. Satu biasanya yang kuberikan untuk Radit, serta yang satu untukku. Suasana kelas benar-benar sepi. Tidak ada seorang selain aku.

Dan payahnya, ini kelemahanku. Aku tidak bisa makan, jika tidak ada yang menemaniku. Jadi selapar apapun aku tidak bisa.

Mataku semakin berkunang. Keringat dingin keluar secara bertahap. Tenggorokanku tercekat. Dunia sekelilingku seketika berputar. Aku pikir, aku merasakan bagaimana rotasi bumi tanpa ada gaya gravitasi.

Dan tiba-tiba semuanya gelap. Hitam. Suara bising dari luar yang awalnya nyaring perlahan desibelnya semakin berkurang. Hening. Sepi.

#TBC

MAGIC SHOP [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang