37

11.6K 510 5
                                    

Mama hanya menggeleng-gelengkan kepala. Sepertinya Mama sudah bosan melihat aku dan bang Ivan yang ribut. 

"Udah..  Udah.. Jangan ribut.  Kalian itu udah gede.  Gak malu apa?,"

"Gimana Valen mau malu Mah?  Dia kan biasanya malu-maluin," celetuk bang Ivan. 

"Abaaang!!!!," teriakku sambil merajuk meninggalkan mereka masuk menuju kamarku. 

***

Pagi ini?  Seperti biasa. Tapi ada sedikit yang berubah.  Aku tidak mau diantar bang Ivan!. Aku lebih memilih Pak Mamat saja. 

"Dek,  abang anter ya!,"

"Ogah!  Males!  Valen mau sama Pak Mamat aja yang perhatian!,"

"Lah emang abang kurang perhatian apa coba?,"

"Kemaren, masa iya abang minta traktir sama adek.  Harusnya kan abang yang nraktir,"

"Ya elah,  gitu doang ngambek.  Pantes aja awet jomblo,"

"Abaaaang!!,"

Pak Mamat menutup kupingnya.  Sepertinya teriakanku barusan berhasil memekakkan telinganya. 

"Sudah to mas,  mba.  Ini yang mau nganter Mba Valen siapa?  Nanti keburu telat loh!," ucap Pak Mamat mengingatkan. 

Aku melirik jam tangan.  Benar saja, sudah terlambat 1 menit dari jadwal keberangkatan biasaku.

"Tuh kan,  gara-gara abang sih! Pokoknya kalo Valen telat,  abang harus tanggung jawab!," ucapku.

Bang Ivan mendengus sambil tertawa mengejek ke arahku.  Abang macam apa dia?.

Tin.. Tin..

Siapa lagi coba?. Pagi-pagi sudah bertamu. Gak tau suasana lagi ribet apa?.

Tunggu-tunggu.  Itu kan mobil Radit?. Ngapain coba dia kesini?. Apa barangku ada yang ketinggalan dimobilnya?.

Ia turun dengan seragam yang menempel rapi di tubuhnya.  Tatapannya mengarah ke bang Ivan. Ah iya,  aku lupa menjelaskan bahwa sebenarnya bang Ivan adalah abangku. Bang Ivan yang ditatap meminta penjelasan ke arahku. Lalu aku harus menatap siapa?  Pak Mamat?.

"Lo ngapain kesini?," tanyaku langsung.  Aku tidak mau ada keributan pagi-pagi dirumahku (lagi).

"Gue?," tanyanya.

"Lah dia ngapain disini pagi-pagi?," tanya Radit. 

Lah ini orang?  Aku tanya, malah ditanya balik. 

"Gue mau nganter dia," ceplos bang Ivan

Apalagi ini?  Bang Ivan ngapain ikutan ngomong sih?.

"Nggak.  Hari ini Valen berangkat sama gue!," ucap Radit yang langsung menarik tanganku membawa ke mobilnya. 

Sebentar!  Biar kuhitung, ini sudah kali keberapa Radit menarikku paksa?  3 kali?  Sepertinya lebih.  Bang Ivan!  Kali ini aku butuh bantuanmu. 

"Lo siapa?  Narik-narik Valen gitu aja?," tanya bang Ivan.  Wajahnya nampak tidak suka melihatku ditarik paksa oleh Radit. 

"Lo gak perlu tau siapa gue!," ucap Radit yang kemudian masuk ke bangku kemudi.  Setelah itu Ia segera menjalankan mobil yang kami naiki. 

Tidak lama sebuah pesan masuk pada ponselku. 

From: Bang Ivan❤

Lo gapapa kan?  Sebenernya dia itu siapa sih?  Pokoknya kalo sampe terjadi sesuatu sama lo,  abis dia sama gue!

MAGIC SHOP [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang