Sepertinya ini sudah 2 hari semenjak kejadian gaun. Ah.. Tidak.. Sepertinya sudah hampir 5 hari. Hari ini adalah pesta perayaan sweet seventeen Cilla.
Aku sudah duduk di depan cermin. Merias diri secukupnya. Mengenakan dress yang sopan dengan warna tidak terlalu menyolok.
Tidak usah kaget kenapa aku diundang ke pesta Cilla padahal kami hanya kenal. Atau mungkin hanya aku yang kenal dia. Pengenalan sepihak. Ini semua karena Cilla mengundang semua siswa angkatan kami.
"Akhirnya...," ucapku pada diri sendiri. Setelah seperempat jam merias, selesai juga. Riasan yang terkesan natural.
Aku meraih tas kecil yang akan menemaniku malam ini.
"Mbak Valen.. Ini Mbak Gita udah dateng!," teriak Mbak Santi keras.
Jangan tanya alasan mengapa Gita ada disini. Tentu saja untuk menjemputku. Serta, jangan tanya mengapa aku tidak dijemput oleh Radit.
Semenjak kejadian itu Radit sangat dingin padaku. Berbicara hanya jika dia butuh. Selain itu? Kami benar-benar seperti orang tidak kenal. Tadi saja Ia hanya mengirim pesan, bahwa Ia tidak menjemputku dan menyuruhku datang sendiri.
"Wah.. Cantik banget lo Val,"
"Apaan sih lo Git? Secantik apapun gue. Tetep aja dimata dan hati Radit selalu ada Cilla," ucapku putus asa.
"Jangan gitu dong. Tapi tetep aja, lo sama Cilla masih cantik lo"
"Duh jangan gitu dong. Ntar gue GR"
"Ye.. Gue serius kalii..,"
"Kalo gitu makasih deh..,"
"Iyalah gue bilang lo cantik. Kan lo temen gue. Coba kalo yang temen gue Cilla. Udah pasti gue bakal bilang kalo Cilla lebih cantik dari lo," Gita tertawa.
"Sialan lo. Temen macem apa lo?"
"Temen macem-macem," kali ini tawanya lebih keras.
"Ya udah deh, yuk berangkat,".
Gita mengangguk.
***
Suasana pesta sudah terlihat dari parkiran. Elegan tapi mewah. Sepanjang jalan menuju venue dihias dengan lilin, bunga, dan balon nuansa violet. Sepertinya Cilla suka warna itu.
"Val.. Tungguin gue dong..," teriak Gita yang baru saja selesai memarkirkan mobilnya.
Aku berhenti dan menengok kebelakang menanti Gita.
"Eh pacar pura-pura lo mana? Kok jahat banget sih ninggalin lo sendiri? Kan jadi gue yang kena," ucap Gita yang menekan pada kata pura-pura.
"Jadi lo gak ikhlas jemput gue?,"
"Ya gak gitu juga sih. Tapi kan, kalo gini malah kelihatan lo bener pura-pura. Masa iya kalian in relationship tapi datang ke pesta sendiri-sendiri"
Aku mengendikkan bahu. Menampakkan wajah 'I dont care'.
Kami melangkah masuk perlahan. Suasana semakin riuh setelah di venue. Kue bertingkat sudah ada di meja beserta semua pernak-perniknya. Jangan lupakan hadiah, karena hadiah itu berderet memanjang di sebuah meja yang cukup panjang untuk disebut meja. Bagaimana tidak, sepertinya setiap tamu minimal membawa satu kado.
"Baik.. Semuanya. Cilla's Sweet Seventeen Party akan dimulaaaaaaiii..," ucap seorang MC.Aku dan Gita mendekat ke arah panggung. Mataku masih mencari-cari keberadaan Radit.
"Cilla.. Sebelum acara tiup lilin dan potong kue, ada seseorang yang ingin menyampaikan sesuatu untuk kamu..," ucap MC tersebut lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC SHOP [COMPLETE]
Teen Fiction"Lo mau jadi pacar gue?" "Tapi bukan pacar seperti biasanya!" "Namun mengapa kamu tak mencoba untuk menengok ke belakang. Cobalah tengok sejenak kesana. Kelak kau temukan sebuah cinta dibalas cinta. Sebuah sayang dibalas sayang. Bukan seperti dulu d...