Beberapa langkah lagi sudah sampai di gerbang rumahku. Radit terlihat cukup lelah atas perjalanan dan kejar-kejaran kami tadi.
Rumah terlihat seperti biasa. Sepi. Sepertinya Mama belum pulang dari rumah sakit. Papah? Sepertinya bulan ini beliau tidak pulang karena banyak pekerjaan menumpuk di kantornya. Kabar terbaru yang ku tahu, Papah akan membuka cabang baru dari kantornya.
Setelah ku pencet bel beberapa kali,
Pintu rumah tampak terbuka. Mbak Santi nampak dari dalam dengan raut muka yang cemas. Tapi sungguh aku tak bisa menjelaskan bagaimana raut mukanya. Aku malah merasakan itu bukan muka cemas, tapi itu muka yang membuatku ingin tertawa."Ya ampun mba Valen.. Kok baru pulang si?," teriaknya.
Bukannya menjawab pertanyaan mba Santi, aku malah tertawa keras. Radit menyenggol bahuku.
"Kok malah ketawa sih Val?," Radit berbisik.
Dodooolll. Disini kan ada Radit. Bisa hancur image yang aku bangun selama ini.
"Ya abis. Mba Santi lucu banget..," jawabku asal. Jawaban macam apa ini?
Mba Santi tampak mengerucutkan bibirnya. Aku masih saja tertawa dan Radit ada dalam situasi canggung.
Suara klakson mobil menginterupsi situasi ini. Klakson yang cukup ku kenal. Pemilik mobil sedan hitam mengisyaratkan ingin masuk. Mba Santi disertai Radit langsung membukakan pintu untuk pemilik yang tidak lain adalah Mama. By The Way, kenapa Radit ikutan Mba Santi si? Mau cari perhatian ke Mama? Atau mau nambah fansnya?
"Loh Valen baru pulang? Ada Radit juga," tanya Mama.
Aku dan Radit sama-sama mengangguk. Raut muka Mba Santi seperti menantikan sesuatu. Aku bisa menebaknya, dan aku jamin itu tidak akan terjadi.
"Kok bisa baru pulang? Maafin Mama ya. Tadi ada operasi dadakan".
"Gak apa kok Mah. Valen juga bisa pulang kok. Nih sehat aja kan..,".
"Radit.. Makasih ya udah nganterin Valen pulang...,"
"Iya tante sama-sama..."
"Ya udah masuk dulu yuk. Dingin di luar", ucap Mama sambil mengisyaratkan agar Radit dan aku masuk ke rumah.
Mba Santi terlihat kebingungan di depan pintu.
"San.. Kamu kenapa? Kok di depan pintu?"
"I.. Ibu ngga marahin Mbak Valen? Mbak Valen kan telat pulangnya," ucap Mba Santi polos.
Mamah hanya melenggang masuk setelah tau alasan Mba Santi menghalangi jalan masuk. Aku pun mengikuti Mamah masuk ke rumah sambil menjulurkan lidah ke arah Mba Santi. Mba Santi nampak kebingungan di depan pintu sebelum akhirnya memutuskan masuk ke rumah.
Aku melenggang masuk ke kamar untuk mengganti baju dan membersihkan diri. Radit sepertinya disuruh untuk menempati kamar tamu untuk membersihkan diri pula. Aku tidak tau banyak soal Radit karena aku langsung masuk ke kamarku dan meninggalkan Radit.
"Mbak Valeeeennn... Makan malam dulu!!," teriak Mba Santi dari ruang makan.
Aku pun langsung menuju ruang makan, karena memang perutku sudah berdisko dari tadi. Saat beberapa langkah menuju salah satu tempat duduk di ruang makan, terlihat Mba Santi yang menuju kamar tamu. Sepertinya memanggil Radit. Tak lama, Mama juga datang menuju ruang makan.
Dan sekarang, disinilah aku. Duduk di antara Mama dan Radit. Bisa kalian bayangkan bagaimana tidak nyamannya makan di depan orang yang kita suka? Setidaknya kita harus terlihat perfect. Tidak boleh ada kesalahan kecil, kecuali masa PDKT gagal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC SHOP [COMPLETE]
Teen Fiction"Lo mau jadi pacar gue?" "Tapi bukan pacar seperti biasanya!" "Namun mengapa kamu tak mencoba untuk menengok ke belakang. Cobalah tengok sejenak kesana. Kelak kau temukan sebuah cinta dibalas cinta. Sebuah sayang dibalas sayang. Bukan seperti dulu d...