CHAPTER 3

1.7K 101 3
                                    

Ari point of view.

Malam ini aku dan kedua orangtua ku datang menghadiri acara makan malam.

Mereka semua sudah berkumpul di meja makan namun tersisa satu bangku kosong di depan ku.

"Anakmu dimana Al?"tanya Papa.

"Ada, dia lagi di kamarnya, mom suruh anak kita turun sekarang" suruh Daddy Alan.

"Bentar ya dad, sayang ayo turun tamunya udah dateng nih!"teriak Mommy Aisyah dari bawah.

"Iya mom!" jawabnya.

Aku masih menunduk sambil asik memainkan ponselku, tanpa sengaja mama menyenggol lengan tangan ku. Kemudian aku menoleh ke Mama, aku bisa mendengar seseorang berjalan menuruni tangga. Sampai di tangga terakhir aku bisa melihat sesosok gadis yang sangat cantik menggunakan dress berwarna merah. Mata ku membulat ketika menangkap wajah gadis tersebut. 'A-aisyah? Are they f*cking serious?' gumamku dalam hati yang tanpa sadar terus menatap sosok gadis tersebut.

Aisyah menatap arah pandanganya ke kedua orang tuanya dan mengarah ke sepasang suami istri yang iya yakini adalah tamu Daddy nya sampai arah pandangannya berhenti dan fokus menatap laki laki yang berada di samping orang tuannya.

Ari yang terus menatapinya pun terpesona melihatnya.

"Aisyah ayo duduk sini sayang" Mommy Aisyah.

Makan malam kami berlangsung nikmat,kami semua menikmati makanan yang dihidangkan.

Papaku dan Daddy Aisyah asik membicarakan tentang bisnisnya dengan semangat, Mama ku dan Mommy Aisyah mengobrol dengan akrabnya.

Sedangkan aku dan Aisyah hanya terdiam menikmati makanan kami masing-masing, namun aku sempat meliriknya, dan dia hanyak menyendok makanan sedikit di setiap suapannya. Aku menduga mungkin karena dia begitu enggan harus ada di posisinya saat ini.

Dan tepat saat itu juga Papaku mengumumkan. Bahwa

"Secara resmi saya dan pak Alan akan mengikat janji dengan menikahkan anak kami Ari Maximilliam Alexander dan Aisyah Farah Moela Dirgantara. Untuk menyatukan kedua keluarga dalam hubungan kebesanan. Dan Pernikahan akan dilaksanakan 1 minggu di mulai dari sekarang." ujar papaku

Aisyah point of view

"Apaaa"teriaku dengan syok.

"Aisyah ga mau mom Aisyah gak mau!"

"Kenapa sayang? Kamu kan kemarin udah setuju kamu nggak sayang ya sama Mommy dan Daddy?"

"Aisyah sayang mom tapi---?"

"Kamu mau kan Mommy sama Daddy bahagia?"

"Iya, tapi Mom jangan kaya gini!" aku menangis.

"Mommy mohon sayang, sekali ini aja ya. Mommy nggak pernah minta apapun dari kamu, dulu apapun yang kamu minta langsung kita penuhi. Sekarang giliran kamu bahagia in kita sayang ya!" perkataan mommy dengan lirih membuat hati ku meleleh.

Aku menatap kak Ari untuk melihat ekspresi nya atas keputusan ini, namun dia tetap dengan pembawaan tenangnya.

Atau mungkin dia sudah tahu semua rencana ini fikir ku.

"Momm---" rajukku.

Ketika mereka melihat ku yang masih saja menampakan raut wajah terkejut ku bercampur tidak terima. Mommy menyentuh lenganku dan berkata "semua akan baik-baik saja sayang, lebih cepat kan lebih baik" aku mengangguk pelan.

"Ya sudah kalau memang begitu rencana nya, aku terima mom!" ekspresi mereka kembali menjadi riang.

*****

1000 BALON CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang