CHAPTER 33.1

727 81 8
                                    

Yeii 1000 BALON CINTA tembus #713 in romance🎉🎊 sungguh sangat kemajuan yang membanggakan. trimakasih readers ku sayangku cintaku😘❤ ayo kita naikin lagi rank.wkwkwk

Karna hari  ini 1000BC naik rank tembus di rank #713 kali  Ini vara kasih bonus Chapter 33

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karna hari  ini 1000BC naik rank tembus di rank #713 kali  Ini vara kasih bonus Chapter 33.1 tapi cuma dikit ya part nya harusnya sih part ini buat part selanjutnya tapi ga papa deh buat bocoran buat kalian.
Oke yuk ke cerita😊😊
Masih mau next kan?

Target 60 untuk CHAPTER 33
TARGET 30 UNTUK CHAPTER 33.1

JANGAN LUPA KOMEN!!!

JANGAN LUPA VOTE

HAPPY READING😊

ARI POINT OF VIEW

Setelah aku membersihkan motor aku lantas pergi sarapan dan langsung bersiap siap pergi ke perkumpulan itu.

Aisyah mengantarkanku sampai  di depan pintu dia bilang dia akan diam dirumah saja menungguiku pulang, meski aku sudah menawari untuk mengantarkannya ke rumah kawannya. Betapa pengertiannya istriku ini. Ada sisi pada dirinya yang masih kekanakan sekali, namun ada sisi lain yang begitu dewasa pada saat bersamaan. Kesatuan dari keduannya membuat Aisyah memiliki pesona spesial di mataku.

Dan  akhirnya setelah mengendarai beberapa belas menit aku sampai ditempat pertemuan ini. Disebuah kafe yang letaknya bukan di pusat kota. Jadi, suasana kafe ini cukup tenang dan menyenangkan. Dan itulah alasannya kenapa mereka memilih tempat ini. Aku merasa beruntung bisa lolos seleksi pada jalur undangan ke universitas yang luar biasa itu. Dan merasa lebih beruntung lagi ketika ketiga sahabatku juga memilih universitas yang sama denganku. Meskipun jurusan yang diambil mereka berbeda. Meskipun belum pasti apakah mereka akan diterima atau tidak, karena jalur yang mereka ikuti adalah jalur tes tulis yang akan dilaksanakan satu bulan mendatang. Jadi pada pertemuan kali ini mereka tidak ikut hadir bersamaku. Mari kita doakan agar mereka bisa lulus tes tulis itu.

Aku turun dari motor dan berjalan kearah pintu masuk. Bisa kulihat dari luar, sudah ada beberapa orang didalam dan pasti akan terus bertambah mengingat kurang dari lima belas menit lagi waktu pertemuan yang sudah ditentukan. "Hey Ari"  sapa seseorang dari salah satu meja yang ada disisi kiri area kafe tersebut. Dan dia adalah Agra, ketua kelasku dan calon mahasiswa fakultas akutansi di universitas itu. Dia menunjuk kursi kosong disampingnya. Aku berjalan lurus dengan senyum diwajahku sampai kemudian sebuah suara dari belakangku muncul. "Ya Tuhan Ari! Kamu masuk Univku?" kata suara itu yang nyaris berteriak karena antusias. Aku menoleh dan hatiku terasa mencelos menyadari siapa pemilik suara yang terdengar familiar di dalam memori kenanganku.

Dia Cindy.

(Yang lupa atau nggak tau sama Cindy. Baca lagi di chapter 12😂)

Cindy tampaknya tidak ada niatan menghilangkan senyum dan sinar mata bahagiannya saat ini. Demi Tuhan. Kenapa harus dia? Kenapa aku harus satu universitas dengan gadis itu?   "Aku seneng banget Ri. Sungguh" katanya dengan binar matanya. "Iya" aku hanya melirik sekilas lalu kembali fokus ke brosur kos dan rumah apartemen yang diberikan oleh panitia acara ini. "Aku kira kamu nggak bakalan kuliah. Aku inget dulu kamu bilang pengen masuk sekolah pilot setelah lulus SMA" katanya mengenang. "Banyak yang BERUBAH" kataku dengan penuh penekanan di kata 'berubah' namun mataku masih berfokus pada brosur ditanganku. "Itu pas kita masih di puncak ya Ri. Masih inget nggak? Saat itu pas liburan semester satu pas aku kelas tiga, kamu kelas dua. Kita ke puncak bareng abangku, Lisa,Aldo,Kenzo dan siapa itu temen kamu yang satunya?"

"Bobby"

"Saat itu aku bilang kalau aku bakal jadi pramugari biar bisa nemenin kamu terbang. Kamu inget" jelas sekali dia mengungkit Bobby biar aku meresponnya. Kali ini aku hanya diam dan memilih untuk mengabaikannya. "Ari...jawab dong" dia merengek memprotesku. Namun, masih kuabaikan dan memilih fokus membolak balik brosurku. "Iihh" dia merebut brosurku yang sedang aku genggam dan menggulungnya. "Kalau kamu nyari rumah biar aku aja. Nanti aku cariin. Aku tau banyak rumah bagus disana" tawarnya dengan ceria dan tanpa rasa bersalah sama sekali telah merampas brosurku begitu saja. Itu adalah sesuatu yang membuatku meninggalkannya. Dia adalah tipe seseorang yang sulit meminta maaf dan mengakui kesalahan kepada orang lain. "Cindy" matanya melebar senang mendengarku menyebut namanya. "Lo seharusnya  disana. Duduk  bareng senior senior itu"  aku menunjuk meja yang ada disebelah meja ini. "Kamu ngusir aku?" dia tampak sedikit terluka. "Kamu ngusir aku Ari? Kamu inget kan kalau kamu nggak bisa nyuruh aku pergi? Kamu udah janji" dengan suara kecil dia menyuarakan kesedihan sekaligus peringatan kepadaku. Aku ingat janji itu Cindy. Janji untuk tidak pernah membuat kamu meninggalkannku.

TBC

💣BOOOMB💥!!!! CINDY IS BACK😈WKWKWK

HAYO LOH? GIMANA NIH?

TARGET 30

JANGAN LUPA KOMEN!!!

JANGAN LUPA VOTE!!!

SALAM 1000BC🎈

BY VARA LOVELY👸

PAY PAY🙋🙋🙋🙋

#713 in romance

1000 BALON CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang