CHAPTER 13

1.4K 81 14
                                    

JANGAN LUPA KOMEN!

JANGAN LUPA VOTE!

HAPPY READING 😊


Aku keluar dari toilet dengan setengah berlari. Untung saja di toilet itu terdapat sekat yang membuatku bebas keluar tanpa harus terpegok oleh gadis itu. Aku keluar dengan perasaan berkecamuk tepat ketika aku sampai di lobby bioskop aku berjalan ke arah kursi kosong dan duduk disitu, mengistirahatkan lututku yang terasa lemas tadi. kutangkupkan wajahku dan menyembunyikannya disana. Perasaan aneh ini memberikan rasa frustasi kepadaku. Aku tidak mengerti mengapa?

Rasa kecewa itu melahapku, dan meremukkan semua hal indah yang ada di dalamnya. Karena ini menyangkut orang yang aku cintai. Akhirnya aku tahu bahwa aku tidak berhak untuk menghakimi atau merasa buruk mengetahui masa lalunya, tetapi rasa kecewa itu tidak tahu waktu dan kondisi. Jujur saja aku tidak pernah terpikir tentang  masa lalu romansa Ari. Aku bahkan tidak pernah ada niat untuk mencari tahu.

Namun, kenapa saat aku tahu salah satunya aku menjadi begini? Apa ini adalah reaksi dari rasa ingin memiliki sepenuhnya. Sepertinya begitu. Aku tidak siap menemui kak Ari saat ini dengan perasaanku yang tidak terkendali.

Aku takut.

Aku takut akan melampiaskan rasa kecewaku menjasi sesuatu yang akan aku sesali nantinya.

"Aisyah!" suara itu.

Aku mendongak dan menemukan kak Ari menunduk dengan tangannya menggenggam bahuku.

"kamu Kenapa?" kak Ari menatapku khawatir.

Aku terdiam beberapa saat dengan banyak sekali hal di kepalaku menyangkut fakta mengejutkan tentangnya.

 "Ais nggak kenapa napa." ku turunkan tanganku dari wajahku dan memaksakan sebuah senyuman di wajahku supaya kak Ari tidak lagi bertanya macam-macam.

"Yakin?" aku masih bisa melihat dia mengerutkan dahi ragu meskipun ekpresinya khawatir sebelumnya diwajahnya sudah menghilang.

"Yakin ihh? Ayo film nya udah mau mulai?" aku bangkit dan menarik tangannya pergi.

Maaf kak aku nggak bisa memberitahu kakak sekarang  bahwa saat ini aku sedang diterpa badai kekecewaan yang menyangkut dirinya. Eh bukan bukan, maksudku menyangkut masa lalunya. Aku tidak bisa memberi tahu bahwa aku tau dan aku merasa sedih karena dia sudah pernah berciuman dengan orang lain. Kurasa jika seperti itu ,dia pasti menganggapku sebagai perempuan posesif atau bahkan perempuan pencemburu.

*******

 Setelah filmnya selesai sekarang sudah waktunya bagi kami untuk kembali ke rumah. Tapi kenapa aku tidak ingin? Maksudku karena aku merasa akan semakin memikirkan tentang hal itu ketika aku sudah sampai di rumah nanti.

"Kamu kenapa Ay? dari tadi diem terus?" kak Ari menatapku khawatir sambil tangannya menggenggam tanganku.

Kenyataannya memang sedari film tadi berlangsung aku tidak terlalu menikmati  film tersebut, dan aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Saat kak Ari mengajakku berbicara pun aku hanya balas mengangguk dan memberikan senyum lembutku dan menggeleng pelan. Meskipun filmnya cukup seru dan membuat emosiku sedikit teralihkan.

1000 BALON CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang