CHAPTER 25

809 84 0
                                    

Hai vara balik lagi. Trimakasih Readers ku tercinta atas antusias kalian dari awal sampai sekarang. karna untuk pertama kalinya telah membawa
1000 Balon Cinta ke Rangking #920 in romance dan 10k view yeeeeee🙌🙌🙌🎉🎊 yuhuuuu readersku tercintaku 🎉🎊 thank you so much ya 😚😘❤❤ILYSM 1000BC Lovers. Yuk kita tingkatin lagi rangking nya🙋 semoga 1000 Balon Cinta Rangkingnya bisa naik lagi ya🙏aamien🙏🙏

Sekali terimakasih🙏🙏🙏

Vara jadi terhura😂😂😂😂 muehehehe. Ternyata banyak banget ya yang nggak mau nunggu lama lama buat vara double updet😂😂. padahal baru dua hari lalu vara updet dan bilang mau double updet dan nargetin vote buat double updet selanjutnya. Eh ternyata cepet banget ya sampai targetnya. Okay sesuai janji vara kemarin kalau udah sampai target vara langsung double updet hari itu juga kan. Dan karna hari ini udah memenuhi target. Jadi vara bakal Double updet hari ini juga yeeee🙌🎉🎊 So kalian harus double happy🙌😊😊

Mau double updet lagi nggak?

Kalau mau double updet lagi. untuk CHAPTER 25 DAN 26 kali ini masih sama vara targetin 30 vote ya. Chapter 25 dan 26 nya harus sama sama memenuhi target bukan salah satu ya. Jadi kalau chapter 25 dan 26 nanti udah memenuhi target semua. vara bakal double updet lagi.

Oke! Jangan lupa komen ya!

MAU DOUBLE UPDET LAGI??

ℹINGATℹ

JANGAN LUPA VOTEℹℹ

HAPPY READING

ARI POINT OF VIEW

Aisyah tengah melahap biskuitnya.
Sebagai makanan penutup sarapan pagi ini. Itu adalah biskuit favoritnya. Cara makannya sangat baik dan indah. Membuat siapapun akan betah jika menontonnya makan, seperti apa yang aku lakukan saat ini. Aku tiba-tiba ingin menatapnya lekat-lekat, karena aku merasa sudah rindu padanya sekarang. Seperti yang sudah kalian tau. Semalam aku mengizinkannya untuk kembali ke rumah orang tuanya untuk beberapa saat sampai aku sudah tidak lagi sibuk dengan turnamen ini. Memang aneh bagaimana kamu bisa merindukan seseorang yang ada di hadapanmu saat ini, namun itu akan menjadi masuk akal jika kamu tau orang itu akan segera pergi. "Kak Ari jangan liatin Ais begitu terus" dia mengintip ragu di balik bulu matanya, dan masih menikmati biskuitnya. "Kenapa Ay? Kamu cantik" aku menegapkan badanku dan kemudian menegak susu hangat di genggamanku. Kata kata ku barusan sukses membuat pipinya bersemu merah. Dan Aisyah memilih tidak memprotes ku lagi dan lebih menghindari bertatapan denganku. "Ekhm..." aku berdeham memecah keheningan di antara kami. " Daddy sama Mommy sudah ku kabari kalau kamu mau nginep di sana dulu" lanjutku. Daddy dan Mommy maksudku disini adalah orang tua Aisyah. "Makasih kak" dia mengangkat wajahnya menatapku. Ada sinar sendu disana. "Jangan pasang ekspresi begitu Ay" kataku menatapnya. "Maafin, Ais" untuk kesekian kalinya dia meminta maaf. Sudah kubilang ini bukan salahnya. Ini salahku.
"Kita sudah ngomongin ini dari semalem Aisyah. Kak Ari nggak masalah kalau kamu mau pulang sementara" kataku dengan tegas. Aisyah tampak sedikit terkejut melihat perubahan emosiku. Oh tidak jangan seperti itu sayang, kak Ari tidak bermaksud untuk mengintimidasimu.
"Lupakan saja. Ayo berangkat" kataku lalu bangkit meraih tas punggungku dan keluar dari ruang makan. Aisyah menyusulku setelah beberapa saat. Aku menatapnya dari atas motorku. Dia keluar rumah dengan wajah menatap lantai. Aku merasa ingin tau apa yang ada di pikirannya saat ini. "Helmnya" dia menjulurkan tangannya untuk mengambil helm yang ada di depanku. Aku menahan tangannya dan memilih untuk mengambilkan helm itu. Aisyah tampak bingung awalnya, sampai kemudian aku bergerak untuk memasangkan helm itu di kepalanya. Setelah helm itu terpasang dengan benar, aku menangkup wajahnya dari luar helm, jadi secara teknis aku menangkup helm yang dikenakannya saat ini. Ini bukan tanpa tujuan aku melakukan semua ini. Aku melakukannya karna aku ingin menjelaskan dengan baik kepadanya bahwa aku mengerti semua yang dirasakannya. Dan dia tidak perlu khawatir aku akan menyikapi segalanya secara keliru. Dia menatapku dengan matanya yang mirip anak kucing itu. Menggemaskan. "Berhenti berfikir terlalu berat Ay. Berhenti merasa bersalah ke kak Ari. Semuanya akan baik-baik saja, nggak ada yang berubah di sini. Semuanya masih sama. Kak Ari masih kak Ari milik kamu. Ngerti?" aku berusaha menyampaikan bahwa aku masih mencintainya. Semoga dia mengerti itu.

1000 BALON CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang