CHAPTER 30

1.1K 89 6
                                    

Double ubdet 2/2

Ini sambungan part kemarin yang vara un publish ya. Udah vara revisi dan sedikit vara ubah.

Semoga ceritanya nyambung sama part CHAPTER 29 YA

KOMEN YA GUYS CERITANYA GIMANA?

TARGET 35

JANGAN LUPA KOMEN

JANGAN LUPA VOTE

Happy reading.

ARI POINT OF VIEW

Ini hari Kamis dan hari ini Bobby baru kembali masuk Setelah dia memulihkan kakinya yang terkilir cukup parah saat pertandingan basket hari Minggu kemarin. Bobby sedang terduduk di bangkunya dengan kaki yang masih terpasang gips. Aku sengaja pindah ke belakang tempat duduknya untuk menemaninya. "kaki lo gimana?" aku berbisik padanya di sela-sela pelajaran. "jelek"kata Bobby. "kalau itu gue juga tahu. lo dari atas sampai bawah emang jelek kan" aku sengaja berkata padanya dengan menyebalkan. "bangke lo" dia terkekeh pelan sambil memainkan pensilnya di tangan. "Kapan lo bisa jalan?" aku kembali bertanya.
"Sekarang juga bisa" ujar Bobby. "Tapi masih di gips gitu?" aku melirik kearah kaki kirinya yang tertutup perban. "Pencitraan lah Ri. Biar gue diomongin anak satu sekolah. emangnya cuma lo yang bisa eksis?" alisnya terangkat sebelah. Sialan anak ini. Aku yang merasa sudah muak dengan perkataan tidak warasnya langsung menampar belakang kepalanya cukup keras. "Aawww!!!" teriaknya spontan meringis kesakitan. Anak 1 kelas memandang kearah kami beserta dengan pak guru yang sedang menjelaskan. Beliau langsung menoleh dan menanyakan kondisi Bobby. "kenapa Bobby? Ada yang sakit?" Bobby melirik sinis kepadaku sebentar sebelum kemudian kembali menatap pak guru di depan. "Kaki saya sakit,pak. Boleh ke UKS nggak pak?" ucapannya membuatku hanya bisa geleng-geleng kepala. Memang kalau sudah tukang tipu itu banyak akal ya. Pak guru langsung mengangguk mengiyakan. Bahkan Beliau menyuruhku untuk mengantarkan Bobby ke sana. Aku langsung mendengus kesal. merepotkan sekali curut ini. "Harusnya lo berterima kasih sama gue lah" Bobby dengan kaki di selonjorkan di atas ranjang UKS meminum sekaleng soda yang dia suruh aku belikan ke kantin barusan.
"Kenapa bisa gitu?"tanyaku.
"Lo jadi bisa bolos pelajaran gini kan" dia kembali menegak sodanya. Aku masih fokus memainkan game ular yang ada di ponsel ku hanya sempat meliriknya sekilas.
"Di sini malah lo jadiin babu" aku menyindirnya. Bobby tergelak tertawa mendengar ucapanku. "Ari?"panggilnya. "Hemmm" jawabku tanpa menatapnya. "kembaliannya 500 mana?" aku langsung meraih koin silver dan melemparkannya tepat ke Lehernya. "Anjir lo"makan tuh duit receh. Dasar pengamen. Bobby tertawa terbahak-bahak sampai memegang perutnya melihat reaksiku. Aku hanya bisa terheran-heran bagaimana bisa Tuhan mengirimkan dia sebagai sahabatku. Tiba-tiba ponsel digenggamanku bergetar aku melirik layarnya dan mengetahui bahwa Aisyah meneleponku saat ini.
Aku langsung bangkit keluar tanpa mengucap satu katapun pada Bobby. Sebelum benar-benar keluar dari ruang UKS aku bisa mendengar dia memanggilku dari belakang dan berkata "Ari, jangan tinggalin gue Ri, gue takut" dengan nada menjijikan yang sukses membuatku bergidik ngeri. "Halo?" aku langsung mengangkat telefon Aisyah setelah menutup pintu UKS di belakangku.
"Kak Ari dimana?" tanyanya dari ujung sana. "Di UKS nemenin Bobby Kenapa Ay?"tanyaku.
"kak Bobby sakit?"dia bertanya peduli. "Enggak,bolos pelajaran dia" jawabku. "Berarti kak Ari bolos juga?" ujarnya dengan nada tidak percaya. Aku langsung salah tingkah karena ketahuan oleh gadis ini. Memalukan sekali jika ketahuan bolos bukan? "Eggak kok. kamu kenapa telepon Kak Ari?"aku sengaja mengalihkan pembicaraan kami saat ini. Aisyah diam beberapa saat.
"Itu kak Ari, tadi papa bilang kita mesti izin pulang duluan"Katanya. dahiku berkerut bingung. Kenapa harus pulang duluan? "Ada apa?" tanyaku penasaran.
"Hari ini kan hari jadi pengumuman tender perusahaan papa" papa yang di maksudkan adalah papaku.
"iya tau, cuma gara gara itu?" tanyaku lagi."Ais nggak tau juga tadi papa udah telfon kepala sekolah.kita bisa pulang sekarang."katanya. "Sekarang?" aku sedikit terkejut ini baru jam 11 siang. "Iya Ais tunggu di parkiran ya" katanya cepat. Kemudian panggilan terputus. Kurasa aku tidak punya pilihan lain karena dia sudah menungguku saat ini.

1000 BALON CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang