CHAPTER 34

776 77 7
                                    

Hai vara balik lagi

Target 35

Mau cepet next kan?

Langsung vote! Jangan nunggu orang lain yang vote biar cepet next

Cuss kecerita

Jangan lupa komen!

Jangan lupa vote!

Happy reading 😊

Ari Point Of View

Ada salah satu hari yang tidak bisa aku lupakan. Di hari itu pertama kalinya aku merasakan kekecewaan  kepada seseorang yang sangat aku percayai. Aku mencintainnya dengan tulus, dan menjalin hubungan tanpa apapun yang di sembunyikan. Tapi nyatanya, dia sendiri yang menyembunyikan banyak hal dariku. Dia membohongi tentang apa adanya dirinya. Dia menyembunyikan dan menipuku dengan wajah manisnya.




Cindy.







Gadis itu, tidak akan pernah lagi bisa mendapat kepercayaan dariku. Sekuat apapun dia berusaha, aku tidak akan mempercayai siapapun yang telah menipuku.

{Flasback on}

"Kita putus! Cukup sampai disini!" aku menatap lurus pada sepasang mata yang menyiratkan keterkejutan mendengar peryataanku. "Putus? sampe disini maksud kamu?"

"Kita BUKAN pasangan lagi Cindy Kita SUDAH PUTUS!" kataku sambil memberi penekanan di kata Bukan dan sudah putus. Gadis yang sudah menghancurkan kepercayaanku itu hanya diam, seolah sedang mencerna apa yang baru saja keluar dari mulutku. Sampai kemudian ada bulir mata yang jatuh mengalir di pipinya. "Nggak, aku nggak mau?" dengan cepat dia menggeleng pelan. Aku diam tanpa merespon apapun. "Aku nggak mau, Ari!" dengan putus asa dia berkata kepadaku. Diraihnya tanganku dan digenggamnya.
"Aku nggak mau putus dari kamu" kutarik paksa tanganku dari genggamannya.
"Tapi aku MAU PUTUS dari kamu!" ucapku dengan penekanan dikata mau putus. Cindy terisak mendengar perkataanku. Dia seperti tidak tau harus berkata apapun  lagi. Dalam hati aku mencemoohnya, karena setelah apa yang terjadi dia masih tidak mau meminta maaf dan mengakui kesalahannya.  Sungguh tingkat keegoisanya terlalu tinggi. Baru kali ini aku menemukan seseorang yang benar benar tidak pernah meminta maaf sepanjang hidupnya atas kesalahannya sendiri. Menjijikkan dan begitu membuatku muak.
 Aku merasa sangat bodoh karna sempat terpedaya dengan topeng yang dipakainya di hadapanku. Sampai sampai aku bisa menempatkannya di hatiku untuk beberapa waktu itu. Memberikan dia kesempatan menepati tempat sebagai orang yang penting dihidupku. Ketika aku berjalan pergi kearah mobil, Cindy menahan lengan kemejaku dari belakang
"Ari liat aku dulu" katanya dengan nada kepedihan yang sangat mudah kutangkap.
"Apa lagi?"

"Aku nggak marah kamu putusin aku. Aku bakal berusaha nerima asal kamu janji satu hal ya?" dia berusaha untuk tersenyum dengan susah payah. "Apa?" entahlah, bagaimana bisa aku menyetujui permintaannya saat itu. Mungkin karena senyum itu membangkitkan beberapa kenangan dan perasaan yang masih aku simpan pada waktu itu. Mata gadis itu sedikit lega mendengar persetujuanku.
"Aku nggak masalah kamu pergi ninggalin aku, tapi Ari kamu harus janji kalau kamu nggak akan nyuruh aku untuk pergi ninggalin kamu" aku tidak berfikir panjang saat itu dan langsung berkata "oke". Dan tanpa babibu aku langsung pergi dari tempat itu.

{Flasback off}

Sama sekali tidak pernah aku duga janji itu bisa membuatku berada di keadaan serumit ini. Ketika aku sudah senang bersama Aisyah. Kenapa Cindy harus datang dan menagih janji itu? Kenapa?

1000 BALON CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang