1000 BALON CINTA

CHAPTER 38

Hallo vara balik lagi. Happy new year 2018 ya sahabat wattpad🙋( ucapinnya telat nggak papa ya😁 kan updet nya juga baru sekarang muehehehe)

1000 BALON CINTA NAIK LAGI RANK NYA #519 IN ROMANCE YUHUUU🙌😊 terimakasih ya



Oke  cuss ke cerita!!!

Kalau mau cepet next sebelum baca vote!!! Selesai baca komen!!! Langsung vote ya Tinggal tekan bintang ⭐ di pojok bawah kiri. Gampangkan😊

JANGAN LUPA!!! SELALU INGAT
Cepat lamanya updet itu ada di tangan kalian. Kalau kalian baca langsung vote! terus langsung sampai target hari itu juga. Vara bakal langsung next hari itu juga.

Tapi kalau kalian cuman jadi silent readers😒 ya harus siap siap aja nunggu vote dari orang lain yang mau vote. Jangan salahkan vara kalau next nya lama  oke. Karna cepat atau lama updetnya ada ditangan kalian sendiri😊 ingat!!!

Oke cusss kecerita😃

TARGET 50

JANGAN LUPA KOMEN!!!!

JANGAN LUPA VOTE!!!

LANGSUNG VOTE!!!

HAPPY READING😊

Akhirnya setelah seharian  kemarin Wulan Tidak bisa dihubungi. Hari ini dia menjawab pesanku. Aku tentu saja khawatir jika jika dia lari dari tanggung jawabnya sendiri.

Sore ini aku dalam perjalanan pulang ke rumah, menumpang di mobil Bobby yang kebetulan juga ingin pulang kerumahnya hari ini. Dia sedang menyetir di sebelahku.  Dengan ekpresi serius dan tidak dapat diganggu. Biarkan saja.

******

Perjalanan menggunakan mobil memakan waktu lebih singkat di banding sepeda motor karena dapat melalui jalan tol penghubung kedua kota. Sebenarnya ada jalur lain. Namun sudah jarang pengendara mobil lewati. Mungkin karna bukan jalan utama.

"Waktu itu Aisyah nanyain lo." kata Bobby melirikku sekilas.

"Lo bilang apa?"aku masih berkutat dengan ponselku di tangan.

"Gue bilang nggak tau! Bener kan?"

"Iya."

"Emang lo nyiapin kejutan apaan?"

"Ada deh!"

"Acaranya apa?"

"Ulang tahun."

"Kapan?"

"10 hari lagi."jawabku datar.

"Berapa menit lagi kita sampai?"tanyaku.

"Em..." dia melirik GPS mobilnya dan kemudian menjawab. "Setengah jaman lah paling lama."

"Oke."

*******

Aku sampai di rumah 15menit kemudian. Karena Bobby menyetir mobil dengan kecepatan yang luar biasa. Tidak baik seperti itu di jalanan kota, aku akan menasehatinya lain kali.

Satpam rumahku menjadi orang pertama yang menyambutku. Ketika aku menanyakan apa Aisyah ada di rumah atau tidak?

Dia menjawab.