Bantu koreksi typo ya guys komen aja.
Kalau masih mau next
JANGAN LUPA VOTE⚠ INGAT!!!
HAPPY READING
AISYAH POINT OF VIEW
Bell pulang sekolah berbunyi, menandakan ini waktunya bagi kami untuk kembali ke rumah masing-masing. Seluruh siswa berhamburan ke parkiran maupun keluar gerbang untuk menunggu jemputanya. Biasanya aku jadi salah satu diantara siswa siswi yang pergi ke parkiran. Namun karena hari ini kak Ari tidak bisa pulang bersamaku. Maka aku harus menunggu taksi di depan sekolah sendirian. Wulan,Lita dan Azka menawarkan diri untuk mengantarkanku, tapi apa boleh buat, sekarang sudah berbeda. Aku tidak bisa memberitahu mereka tempatku tinggal sekarang. Aku saat ini berdiri di pinggir jalan bersama beberapa siswa lain. Belum ada taksi yang muncul. Kurasa aku harus lebih bersabar menunggu mereka. Setelah menunggu beberapa menit ada sebuah taksi yang lewat. Aku melambaikan tangan pertanda bahwa aku adalah calon penumpang. Tampaknya taksi itu mengerti, karena dia memelan ketika hampir sampai di tempatku berdiri. kemudian dia benar-benar berhenti di depanku. Aku merasa lega dan hendak menggapai knop pintunya namun mengejutkan ketika ada tangan lain yang mendahuluiku. Dia adalah seorang siswa juga sepertiku dengan gesit dia membuka pintu taksi itu dan lalu masuk ke dalamnya. Aku bahkan tidak sempat berkedip karena Semuanya terjadi begitu cepat. "Maaf ya" kata Siswi itu singkat lalu dia menutup pintunya dan menyuruh si supir taksi untuk berjalan. Aku yang masih shock hanya bisa menatap kepergian taksi itu dengan nanar. Rasa kesal mulai menyelubungiku. Tidak sopan sekali Gadis itu. Aku bahkan harus menggenggam tanganku sendiri sebagai penyalur rasa kesalku yang sudah sampai di ubun-ubun. 'Sabar Aisyah sabar. Ambil nafas, lalu buang. Tenang-tenang masih banyak taksi yang lain' ucapku di dalam hati. Beberapa taksi sudah lewat namun mereka sudah dipanggil oleh siswi-siswi lain. Sempat terlintas di pikiranku untuk menyerobot taksi orang seperti apa yang tadi terjadi kepadaku. Namun urung kulakukan karena aku sadar itu adalah tindakan yang tidak baik. Butuh sekitar 20 menit kemudian aku mendapatkan taksiku sendiri. Saat itu di sekitar sudah sepi, dan hanya ada beberapa siswa di halte maupun di tempat tongkrongan sekitar sekolah. Akhirnya penantian dan kesabaranku berbuah hasil. Sebelum taksi itu pergi jauh dari gedung sekolah aku sempatkan untuk menoleh ke arah sekolahku kembali 'semangat, kak Ari' ucapku dalam hati.
*****
Ini sudah jam 10 lebih, dan kak Ari belum juga pulang. Bahkan telepon dan pesanku tidak ada respon darinya. Hanya sebuah pesan singkat yang dia kirimkan saat petang tadi, dan isinya hanya pemberitahuan bahwa dia akan pulang malam lagi. Apa dia tidak punya waktu hanya untuk sekedar mengecek ponselnya? Harusnya dia ingat bahwa ada seseorang yang ingin tahu kabarnya di rumah. Aku sedang memutar-mutar ponselku ditangan tidak jelas dan hanya berharap-harap ponsel itu akan hidup dengan telefon atau pesan dari kak Ari. ketika tiba-tiba saja pintu kamar terbuka. Disitu kak Ari menggendong tasnya,namun dengan pakaian basket yang tampak kotor,dia masuk ke dalam kamar. Aku secara otomatis langsung menyingkirkan selimut yang menutupi setengah tubuhku lalu turun dari ranjang. Aku langsung bergerak untuk mendekatinya. "Baru pulang?" tanyaku padanya. "Iya, baru selesai" suaranya tampak sangat lelah. "Kak Ari capek? Mau minum sesuatu?" entah kenapa aku jadi kasian melihatnya seperti itu. "Bibi mungkin udah tidur"
"Aisyah yang bakal buatin" kataku bersemangat. "Mau bikinin apa?" kak Ari tampak tertarik. "Apa aja yang kak Ari mau""Jus jeruk boleh" kata kak Ari setelah berpikir beberapa saat. "Jadi harus meres dulu ya" aku bergumam pada diriku sendiri dengan pelan. Ketika aku menatap kak Ari kembali, ada raut geli di wajahnya. " susu aja kalau kamu nggak mau repot" ada senyum menenangkan di wajahnya yang kelelahan. Aku jadi tidak tega. Baiklah aku akan membuatkan jus jeruk pesanannya. "susu kan tinggal nuang aja. Nggak papa deh jus jeruk, Aisyah bisa kok"kataku dengan yakin. "Gak masalah kalau memang susu aja" kak Ari masih tidak mau mengalah. "Sttt, udah deh diem kak, mumpung Aisyah lagi baik ini loh" aku meletakkan telunjuk di bibirku sebagai tanda bahwa dia hanya perlu diam dan menunggu. Tiba-tiba saja kak Ari tertawa. Apa aku baru saja melakukan sesuatu yang aneh atau lucu? "kok ketawa? aneh ih. Sana ka Ari mandi. Aisyah mau ke dapur dulu"
"kak Ari nitip botol minum Ay. Taruh aja dimeja dapur, besok biar bibi yang ngisiin" kak Ari lalu meraih botol minum kosong yang ada di sisi kanan tas punggunya dan menyerahkannya kepadaku. "Oke" aku lalu berbalik untuk keluar,namun belum sempat melangkah aku sudah berbalik lagi menghadap kak Ari yang sudah tambah bingung melihat tingkahku barusan. "Jusnya dingin atau hangat?" tanyaku padanya. Alis kak Ari terangkat sebentar sebelum kemudian tawanya meledak memenuhi kamar. "Kamu ini lucu banget siih untung sayang" tanganya mengacak ngacak rambutku gemas. "Yang dingin, oke?" katanya dengan geli. Memangnya ada yang salah ya dengan pertanyaanku tadi? Ah biar saja aku tidak peduli, yang penting sekarang aku harus membuat jus jeruk yang diinginkan suamiku ini. "Siap!!!" aku tersenyum riang dan berbalik pergi. Belum sempat aku melangkah pergi tiba-tiba sesuatu menghentikanku kembali. Namun kali ini bukan aku sendiri yang menghentikan. Namun tangan kak Ari yang tiba-tiba menarikku dan membuatku berbalik menghadapnya. "Kenapa?" tanyaku terkejut kepadanya. Kak Ari nampak bingung dan tenggelam di pikirannya sendiri. "Ergh Kamu sudah mandi?" dia menggeram pelan, tampak putus asa. "Hah?" aku bertanya semakin bingung. "Sudahlah, kak Ari mau mandi" dia lalu berbalik lalu berjalan ke kamar mandi setelah sebelumnya mencolokan ponselnya ke pengisi daya. "keringat sialan" gerutunya pelan sekali, namun masih bisa telingaku tangkap samar samar. Aku yang bingung berbalik pergi ke luar. "Ada apa dengan keringat?" gumamku bingung pada diriku sendiri di perjalanan menuju dapur.*****
" ini jusnya" aku menyodorkan nampan berisi segelas jus jeruk segar ke depan wajah kak Ari yang baru selesai berganti baju. "Makasih" kak Ari meraih gelas kaca itu dan kemudian meneguk isinya hingga tandas. Aku meletakkan nampan yang ada didalam genggaman ku di atas meja. Kemudian aku beranjak naik keatas ranjang. "Kak Ari gak mau ngerjain tugas sekolah dulu baru tidur?" Tanyaku yang sudah masuk ke dalam selimut. "Tunggu sebentar" katanya lalu meraih ponselnya yang sedang di charger. setelah beberapa saat dia mematikan ponselnya dan berjalan ke arahku, err. Maksudku kearah ranjang. "Gak ada tugas Ay" katanya. sembari memasukkan kakinya ke dalam selimut. Aku langsung bisa mencium bau shamponya dari jarak sedekat ini. Campuran aroma dari daun mint segar dan aroma hujan yang menenangkan. Aku memiringkan badanku menghadapanya. Shampo kak Ari wangi" kataku terus terang. "Apa Ay?" dia tampak sedikit terkejut. "Wangi" aku merapatkan tubuhku kepadanya, dan kemudian memeluknya dari samping. "Kamu kenapa Ay?" Kak Ari tampak bingung. "Aisyah rindu" aku memejamkan mataku sambil memeluknya. Itu jujur ketika aku mengatakannya, karena sepanjang hari aku menahan rasa ingin cepat cepat bertemu dengannya. Tiba-tiba saja ka Ari balas memelukku dengan erat. "Kak Ari juga rindu Aisyah" katanya. Dagunya bertumpu pada pucuk kepalaku. Jantungku sudah berdetak tidak karuan karena rasa senang ada di pelukannya. Aku semakin bisa mencium aroma shampo kak Ari saat ini. Entah dapat dorongan dari mana aku jadi menikmati aroma itu lebih dalam. Sehingga tanpa ku kendalikan hidungku sudah menelusuk kebagian belakang telinga kak Ari. "Aisyah suka wangi kak Ari" kataku sambil menghirup aroma rambut basah kak Ari yang memabukkan. Tiba tiba saja dibaliknya posisi tubuh kami. Mataku membulat karena rasa terkejut yang tiba-tiba saja menerpa. Kak Ari memposisikan dirinya ada di atas ku dan aku dibawahnya. Aku meneguk ludahku sendiri.
Cup
Dia mencium bibirku sekilas. Bola mata ku melebar saking shock nya. "Mau tidur Ay?" tanyanya dengan tatapan menelisik di wajahku. Tidak tahu mengapa aku kemudian menggelengkan kepalaku. "Bagus" ada senyum diwajahnya. Kemudian dia kembali mencium bibirku lembut. Rasanya seluruh rindu dan perasaan yang mengendap tercurahkan saat itu juga. Ada perasan ingin selalu
bersamanya yang muncul saat itu juga.*******
Esok harinya kak Ari mengatakan bahwa dia akan pulang malam lagi hari itu. Aku berusaha mengerti bahwa mungkin memang butuh latihan yang intensif untuk mencapai sebuah keberhasilan. Dan dengan berat hati lagi lagi harus menunggu taksi yang sering diserobot dan diam di rumah tanpa kehadirannya sampai kemudian aku tertidur sebelum dia pulang. Awalnya aku berusaha untuk bersabar dan mengerti itu semua. Namun entah kenapa lama kelamaan rinduku yang tidak tersalurkan berubah menjadi rasa kesepian dan kehilangan. Tidak satu dua hari kak Ari jauh dariku karena latihannya. Sampai sekarang hampir sudah terhitung hampir lebih dari seminggu. Puncak rasa menyebalkan ini terjadi ketika hari sabtu kemarin. Ketika hari itu aku sudah bahagia karena kak Ari pernah menjanjikan padaku saat kami pergi ke kedai ice cream sebelumnya. Bahwa dia akan membawaku kembali kesana saat malam minggu ini. Namum dengan mudahnya dia membatalkan rencana itu demi latihan basketnya. Aku tidak tahu lagi bagaimana mengendalikan kesabaranku yang bahkan sudah tidak ingin dikendalikan lagi. Aku ingin dia berhenti mementingkan turnamen itu sekaliii saja. Cuma untuk malam minggu itu. Salahkah aku? Sudah dia tinggalkan selama berhari hari, dan dia tidak berusaha untuk menanyakan kondisiku. Kurasa dia berpura pura tidak perduli. Terhadap rasa rinduku. Aku sedih kak! Kau tau itu. Malam itu aku menangis. Aku rindu dia. Aku rindu keberadaanya di rumah ini. Sepi rasanya tanpa dia disini. Aku ingin dia disini bersamaku sekarang.
TBC
Besok aku bakal updet lagi kira" jam 11-12
KALAU ADA YANG TYPO TOLONG DI KOREKSI YA KOMEN AJA
JANGAN LUPA KOMEN YA
MASIH MAU NEXT???
JANGAN LUPA VOTE
Salam 1000 BC🎈
By vara Lovely👸
Pay pay🙋🙋🙋😚❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
1000 BALON CINTA
Romance(Aisyah Farah Moela Dirgantara dan Ari Maximiliam Alexander) Highest Rank #519 in romance 02.01.2018