:: Part 18 ::

9.7K 667 4
                                    

Chapter 19

○ ○ ○

Yoo Mi's Pov

Setelah bertelfonan dengan Chanyeol, aku memencet tombol speed dial kontak Ibu.

Aku menempelkan ponselku ditelinga sambil berharap-harap cemas semoga saja Ibu sedang tidak sibuk atau tidur.

Akhirnya setelah nada dering ketiga, Ibu mengangkatnya.

"Eomma!" Aku langsung berteriak begitu Ibu mengangkatnya. Bahkan sebelum ia berkata halo.

"Excited banget anak Eomma. Gimana disana sayang? Betah kan? Eomma disini kesepian soalnya nggak ada kamu. Nggak ada yang rame." Ucap Ibu dengan lembut dan tentunya dengan bahasa Indonesianya.

Aku sungguh merindukan suara lembut Ibu. Aku juga merindukan logat bahasa Indonesia Ibu. Aku rindu semuanya. Aku juga rindu Ayah.

"Aku kangen banget sama Eomma. Eomma kapan, sih, kesini? Aku udah hampir 6 bulan disini, tapi eomma sama Appa belum jengukin aku." Curhatku panjang lebar dengan bahasa Indonesia yang masih lancar.

Aku mendengar Ibu menghela nafas diujung sana. Apa aku menyusahkan Ibu? Apa aku salah karena merindukan mereka?

"Maafin eomma sama appa karena belum jengukin kamu disana. Rencananya, sih, kita bakalan kesana saat peringatan kematian halmeoni kamu nanti. Tunggu aja, ya!"

Aku hanya mengangguk-angguk meski Ibu tidak akan bisa melihat.

"Oh, iya! Gimana sama pacar kamu? Ih, eomma masih nggak percaya kalo kamu pacaran sama idola kamu sendiri, tau!" Aku tertawa mendengarnya.

Ibu saja tidak percaya, apalagi aku! Sampai sekarang pun kadang aku masih berfikir apa ini nyata atau halusinasi. Tapi aku sadar bahwa semua ini nyata.

"Eomma tuh inget banget waktu nemenin kamu nonton konser. Kamu tergila-gila banget sama mereka. Eh! Taunya sekarang jadi pacar salah satu dari mereka. Bisaan gitu ya, kamu? Beruntung banget!"

Aku tertawa terbahak-bahak sambil memukul-mukul boneka brown yang kupeluk.

Ibu terdengar seperti seorang fangirl yang iri dengan fangirl lain yang beruntung. Mirip sekali cara bicara Hye Rin padaku.

"Eomma bisa aja, sih! Kecantikan aku terlalu susah buat ditolak, sih! Hehehe... aku juga nggak nyangka bisa jadi kenyataan padahal dulu kan aku cuma berkhayal kan, eomma?"

Aku yakin di sana Ibu mengangguk-angguk. "Eoh. Eomma sampe takut kalau kamu gila, tau nggak?"

"Astaga, Eomma! Nggak mungkinlah!"

"Ya udah. Pokoknya Eomma sama Appa selalu senang kalo kamu senang. Kamu harus hati-hati juga sama dia karena kan dia itu beda banget sama kamu, dia itu artis. Tau sendiri kan artis kaya gimana? Kamu harus saling percaya, sabar, dan kuat. Fans dia banyak, pasti ada yang setuju sama yang enggak kalo dia punya pacar. Kamu pasti tau sendiri karena kamu juga seorang fangirl."

"Ne, Eomma. Aku pasti bakal selalu inget apa kata Eomma!" Aku mengusap mataku yang mulai berkaca-kaca.

"Udah dulu ya, sayang. Eomma harus siapin makanan buat Appa kamu sebelum dia pulang kerja. Bye bye, sweetheart! Love you"

"Love you too, Eomma. Salam untuk appa, katakan kalau aku sangat sangat merindukannya, Eoh?

Setelah itu sambungan dimatikan dan aku memutuskan untuk tidur.

Lucky FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang