Chapter 24
○ ○ ○
Yoo Mi's Pov
"Sudah puas bermain dengan es di Eropa sana? sampai lupa kalau punya pacar yang menunggumu. Huh?!"
Begitu masuk mobil aku sudah mengomel. Aku sedang kedatangan tamu makanya menjadi sangat sensitif. Dimohon untuk tidak mencari masalah denganku karena aku bisa meledak dan akan menjadi monster kapan saja. Goo Eun sudah menjadi korbannya tadi pagi.
Sudah 2 minggu lebih aku tidak bertemu dengan Chanyeol karena dia yang sibuk dengan World tour dan setelah tour nya selesai bukannya pulang ke Seoul malah pergi ke salah satu negara Eropa bersama teman-temannya untuk bermain, entahlah aku tidak tau apa namanya pokoknya bermain di gunung es saja. Dan melupakanku yang sangat rindu untuk melihat wajahnya, mencium aroma khas tubuhnya, dan ingin memeluknya sampai ingin gila rasanya.
"Mianhae..."
Aku langsung menoleh ke arah Chanyeol setelah mendengar suaranya yang serak. Feeling ku tidak enak. Apa dia sakit? atau hanya kelelahan?
"Oppa sakit?" Tanyaku sambil meneliti wajahnya yang pucat dan lesu hari ini. Wajahnya yang biasanya mulus tertutupi make up kini hanya polos dan ada jerawat yang nampak jelas berwarna merah karena kulit Chanyeol yang sangat putih itu. Dan juga matanya yang dilapisi round glasses tampak lesu dan kantong matanya yang hitam.
Tapi ... dia tetap terlihat tampan dan menarik bedanya sekarang wajahnya terlihat suram tidak cerah seperti biasa.
Aku jadi merasa bersalah karena tadi langsung marah-marah tanpa melihat atau sekedar bertanya tentang kabarnya.
Aku menempelkan punggung tanganku pada dahinya, "Badanmu sedikit panas. Apa Oppa juga merasa pusing dan mual?"
"Eoh, sedikit. Leherku juga sakit kalau digerakkan. Sepertinya aku salah posisi saat tidur." Ia memijat-mijat lehernya sendiri dan meringis kesakitan sesekali. Aku menatapnya khawatir.
"Lalu aku harus bagaimana? Aku tidak pandai memijat nanti malah salah urat." Aku merutuk diriku yang di saat-saat seperti ini tidak berguna.
"Oppa pulang saja biar aku naik bus ke kampus."
"Andwae" (Tidak boleh) Ia menggeleng. Sedetik kemudian ia langsung meringis. "Shit!" Umpatnya pelan.
"Language, baby!" Chanyeol menyengir polos yang kubalas dengan putaran mata jengah.
"Boleh aku menyender di pundakmu? Mungkin itu bisa sedikit meredakannya," tubuhnya menghadap ke arahku sepenuhnya karena tidak bisa menoleh dan sialnya lagi ia mengatakannya sambil tersenyum manis seolah-olah melupakan fakta kalau ia sedang sakit sekarang dan senyum itu yang sangat kurindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Fans
FanfictionSemua terasa seperti mimpi. Aku sempat berifikir seseorang tolong bangunkan aku dari mimpi yang indah ini, aku takut terlena. Tapi aku sadar kalau ini bukan mimpi. Aku tidak tau harus bersyukur atau malah sebaliknya. Tapi ini hal yang kuinginkan da...