Chapter 30
○ ○ ○
Yoo Mi's Pov
Aku sampai di Indonesia siang hari, sekitar jam 1. Begitu keluar dari gate, aku langsung bisa melihat Pak Hendro–sopir keluargaku sejak aku pindah ke Indonesia– ada di paling depan dengan membawa papan namaku.
Setelah beberapa saat kami bertukar kabar, sekarang kami sudah di dalam mobil sedang dalam perjalanan menuju ke rumah sakit tempat Ayah di rawat.
Aku tidak ingin pulang dulu meskipun tubuhku sebenarnya lelah. Aku tidak bisa lagi menahan untuk segera bertemu Ayah dan melihat bagaimana keadaannya sekarang. Kau tahu perasaan khawatir dan belum lega semacam itulah.
Sambil mendengarkan musik yang mengalun dari earphone yang tersambung dengan mp3 player, Aku memperhatikan jalanan Jakarta yang padat dan macet seperti biasanya. Cuacanya juga tidak berubah, masih sepanas dulu.
Sudah terbiasa dengan musim dingin di Korea yang biasanya ber suhu dibawah 5° dan tiba-tiba merasakan hawa panas bersuhu 30° membuatku kepanasan. Meski AC mobil telah dinyalakan, portable fan masih saja setia menyala dan memberikan hawa sejuk disekitar leherku.
"Udah mau nyampe, Non!" Kata Pak Hendro. Aku pun mengangguk dan bersiap-siap. Aku menutuskan untuk mengikat rambutku yang lepek dan tidak menggerainya, memilih memakai masker untuk menutupi wajah kusamku karena perjalanan 7 jam dan tidak sempat berdandan.
Pak Hendro menurunkanku di lobby rumah sakit. Aku pun segera turun setelah mengucapkan terimakasih dan mengatakan padanya untuk menjemputku saat aku menelponnya nanti.
Saat sudah di depan lift, aku tidak tau harus menuju ke lantai berapa. Aku lupa kalau aku tidak tau dimana kamar Ayah. Jadinya aku berbalik dan mencari letak resepsionis untuk bertanya dimana kamar Ayah.
Setelah mengetahuinya aku segera naik lift dan menekan tombol bertuliskan angka 4, lantai dimana kamar Ayah berada.
Di lift hanya ada aku, jadi aku membuka maskerku dan membasuh wajahku yang berkeringat dengan tisu.
Saat di lantai 3, lift berhenti dan 2 orang remaja masuk. Sepertinya kakak-adik. Cewek yang terlihat lebih muda sedari tadi menatapku dengan intens. Aku pun memaksakan senyum ramah padanya dan segera memakai maskerku kembali.
"Are you Kim Yoo Mi? Chanyeol's girlfriend?" Tanganku yang ingin memakai masket tergantung diudara. Aku menatapnya kaget dan cewek itu menatapku penuh harap.
Aku kaget, tentu saja. Jadi ... Dia mengenaliku? How can? Seterkenal itukah aku dimata EXO-L? Daebak!
Tidak bisa disangkal kalau aku juga bangga akan driku sendiri.
"Ah, Ne. Ini memang aku," Jawabku seramah mungkin. Matanya membulat dan ia tergagap, "K-kamu bisa bahasa Indonesia?" Katanya takjub.
"Seperti yang kamu lihat," Bibirku tersenyum dibalik masker yang sudah kupakai kembali m
"Mm... Kalo boleh tau ... Kan kamu ada disini, berarti Chanyeol juga disini dong?" Wajah cewek itu memerah menahan teriakannya. Aku bingung harus menjawab apa.
Boro-boro ada disini. Sudah hampir 5 hari dia menghilang tanpa kabar, huh! Ingatkan pada idolamu itu kalau dia punya kekasih yang menunggu kabar darinya. Rasanya aku ingin meneriakkan itu semua. Tapi hanya tertahan diujung lidahku.
Bersamaan dengan itu, lift berhenti dan pintunya terbuka tanda kalau sudah sampai di lantai 4.
"Aku harus pergi. Senang bertemu denganmu," Aku membungkukkan badanku dan segera berlari sebelum ia mengikutiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky Fans
FanfictionSemua terasa seperti mimpi. Aku sempat berifikir seseorang tolong bangunkan aku dari mimpi yang indah ini, aku takut terlena. Tapi aku sadar kalau ini bukan mimpi. Aku tidak tau harus bersyukur atau malah sebaliknya. Tapi ini hal yang kuinginkan da...